Gancang (2)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kuayunkan langkah pelan menyusuri koridor ramai ini. Aku melangkah pelan hingga menuju ujung koridor lalu berbelok ke kiri dan langsung berjalan hingga ke ujung demi mencapai ruangan besar nan sejuk dan tenang itu. Perpustakaan. Seulas senyum kusunggingkan begitu kakiku menjejak ke dalam.

Sebagai seorang mahasiswa ilmu perpustakaan, perpustakaan sering menjadi tempat yang kusinggahi bersama teman-teman sejurusanku. Baik untuk belajar atau hanya sekedar nongkrong seraya berkencan dengan laptop dan tugas masing-masing saja. Aku segera berjalan menuju sudut kanan perpustaaan.

Sudut sepi dan agak gelap serta terlindungi daripada bagian lainnya. Menurutku, di sana merupakan tempat ternyaman di sini. Setelah mengambil sebuah buku secara acak, aku pun mendaratkan bokong ke kursi yang sudah biasa kududuki jika berada di sini. Setelah buku tersebut terbuka lebar, aku merogoh ke dalam tas dan mencari earphone.

Kusumpal telingaku dengan earphone yang sudah terputar lagu dari boyband kesukaanku-GOT7. Kepalaku mengangguk serta bergoyang mengikuti alunan musik. Sementara mataku berlari ke sana ke mari mengejar huruf demi huruf yang tercetak di buku biografi B. J. Habibie.

Entah sudah berapa lama aku duduk di sana hingga aku merasa ada yang memperhatikanku. Aku mendongak dan mendapati Alea yang menatapku dengan senyum lebar. "Ketemu!" serunya dengan suara tertahan.

Senyumku mengembang dan segera kulepas earphone yang menyumpal telingaku. Dia segera menarik kursi di depanku dan duduk. Matanya menatap buku yang ada di depanku dengan penasaran. Aku menutup bukunya dan menyodorkannya padanya agar ia bisa melihat dengan jelas buku apa yang sedang kubaca.

Seulas seringaian lebar ia hadiahkan seraya mengerling jail kepadaku. "Bacaannya berat banget, Bu?" ledeknya dengan suara kecil-hampir menyerupai bisikan. Aku hanya bisa menggedikkan bahuku tak acuh.

"Kamu cari bacaan aja. Aku juga mau cari bacaan," ujarku, lalu melepaskan lekatan bokongku dari bangku. Sebelum aku benar-benar beranjak dari tempatku, aku mendapati pertanyaan yang tersirat dari wajah bingung milik Alea. Tatapannya lurus mengarah pada buku yang tengah aku pegang membuatku mengikuti pandangannya.

Aku terkekeh kecil. "Buku ini bagus, sih. Tapi aku bosan. Pengen cari bacaan yang ringan," jelasku tanpa diminta olehnya. Kali ini, aku benar-benar meninggalkannya dan langsung menuju pojok yang sudah aku hapal. Bagian novel dan sastra.

Baiklah. Mari kita lihat apa yang bisa kubaca di sini. Hmm ... Mawar Merah series karya Luna Torashyngu? D'Angel 1 sampai 3 karya Luna Torashyungu? Omen series karya Lexie Xu? Badminton Freak karya Stephanie Zen? Brondong Lover karya Stephanie Zen? Hmm? Mari kita lihat.

Ah! Sepertinya ini menarik. Kutarik buku bersampul ungu gelap itu dengan senyum mengembang lebar. Aku sudah pernah membaca buku pertamanya dan aku menyukainya. Cerita mengenai malaikat yang tengah mengobservasi manusia demi mendapatkan gelar untuk pendidikannya. Ini adalah buku kedua yang sudah lama kunanti-nantikan. Buku yang berjudul Flavia Fights Back milik Lea Agustina Citra.

Kuharap buku ini sebagus buku pertamanya. Tanpa perlu membuang banyak waktu lagi, aku pun mencoba mengambil buku yang berada di rak atas itu. Aku berjinjit sedikit karena buku itu berada cukup tinggi. Dengan ujung jariku, aku mencoba untuk mengeluarkannya dari susunan buku.

Ah! Sedikit lagi! Aku terus berjinjit dan mencoba mengeluarkannya dengan ujung jari hingga aku tak menyadari bahwa aku tanpa sengaja menarik beberapa buku. Gawat! Bukunya jatuh! Aku segera menunduk dan melindungi kepalaku dari timpukan buku tersebut. Dalam waktu beberapa detik, terjadi kegaduhan yang telah kusebabkan.

Pegawai perpustakaan pun sudah melesat menuju tempatku dan bersama dengan beberapa orang yang memiliki rasa penasaran yang tinggi. Aku hanya bisa meringis sembari meminta maaf. "Maaf, Bu. Saya tidak sengaja. Bukunya terlalu tinggi," sesalku seraya membungkukkan badanku sebanyak 90 derajat.

Wanita itu hanya mengangguk sekilas. Tangannya dengan gancang mengambil buku-buku yang berserakan di lantai. Aku membantunya karena itu memang kesalahanku. Setelah semua buku yang jatuh terkumpul, ia mengambil tangga dan menyandarkannya di rak agar bisa memasukkan kembali buku-buku yang jatuh itu.


---------------------------
617.02122020
Dih. Emang, ya. Kenapa bukunya jatuh coba? Malu banget sih.
Huhu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro