사 Intention ⚜

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

💕행복한 독서💕

.

.

.

🏛Gallery Us
📍Samseong-dong, Gangnam-gu

"Jika diberi pilihan, Anda lebih memilih menikah atau meneruskan karir?"

Pertanyaan yang diajukan pemandu acara membuat Lily membolakan mata sesaat, sebelum ia menatap ke kamera dan menjawab mantap, "Menikah."

Hampir seisi galeri terkejut, termasuk Young Mi, Ara, bahkan Yohan. Masalahnya, Lily sedang melakukan siaran langsung. Hanya ada beberapa detik waktu yang tersisa untuk memutus sinyal ke transmitter dan meretas data hasil rekaman.

"Mengapa Anda memilih menikah dibanding karir? Bukankah karir Anda sedang di puncak sekarang?"

Orang-orang yang memusatkan perhatian pada diri Lily mengangguk, seakan memberi penegasan pada si pembawa acara yang sedari tadi mengumpan pertanyaan polemis. Namun begitu, ia tetap mengembangkan senyuman yang bisa meluluhkan hati. Lily tahu benar senyuman manis ini tidak mampu didustakan siapapun, bahkan untuk seseorang dengan ... ya, kelainan orientasi seksual.

Lily pun yakin bila ratusan tibu orang yang menonton siarannya saat ini sedang melakukan screenshoot berjamaah, untuk itu ia sengaja menahan pose selama beberapa detik.

"Cinta adalah hak asasi manusia. Semua membutuhkan cinta." Lily menjawab mantap.

Young Mi melenggut cepat, membenarkan Lily sekaligus menenangkan hatinya sendiri.

"Apa Anda tidak takut mengecewakan penggemar?"

Lily menatap ke kamera dengan wajah ceria lalu menoleh pada sang pembawa acara. "Saya yakin bila Fly's adalah orang-orang yang berpikiran terbuka."

Wanita pembawa acara tersebut bungkam sebentar sebelum kembali melontarkan pertanyaan menjebak. "Lalu, bagaimana bila seandainya pasangan Anda memberi batasan untuk berkarir dan menyapa penggemar?"

"Maka saya tidak akan menikah dengannya," jawab Lily santai dengan mengerutkan bibir. Ia menyilangkan tangan dan menggeleng ke arah kamera. Aegyo-nya kali ini pasti banyak dijadikan stiker.

"Pffft ...!" Yohan menahan tawanya yang hampir lepas. Lily memang selalu bisa mengalihkan perhatian.

Lily sendiri tertawa puas dalam hati. Dari sudut mata, ia bisa melihat raut wajah tak suka yang ditunjukkan sang pemandu acara.

"Kalau begitu, ini pertanyaan terkahir. Seperti apa tipe laki-laki idaman Anda?"

Laki-laki idaman? Lily berpikir cepat. Namun, yang terlintas di benaknya justru wajah datar Oh Sehun dengan alis hitamnya yang mempesona.

Lily melirik sekilas ke arah Young Mi, Ara, dan Yohan yang berharap-harap cemas menanti jawabannya. Dengan bibir membentuk simpul, ia menjawab tanpa ragu. "Tipe ideal saya adalah laki-laki yang memiliki alis hitam, panjang, dan menukik tajam."

Lantas, seisi studio tertawa mendengar jawaban Lily yang polos dan manis. Hanya Young Mi, Ara, dan Yohan yang tergagap.

"Ha-ha-ha ..." Yohan membungkuk pada seorang staf yang menatap ke arah mereka. "Dasar Noona!" desisnya.

Ara ikut meringis sambil memaksakan senyum. "Eonnie benar-benar ...."

Adapun Young Mi di antara keduanya menarik napas panjang saat melihat Lily mesem-mesem sendiri di atas panggung. Barangkali, trend sulam alis akan marak setelah siaran ini.

🎬🎬🎬

🏛 Wellcome Miso Restaurant
📍Yeoksam-dong, Gangnam-gu

Ferrari F8 berwarna merah metalik milik Sehun terparkir sempurna di basement sebuah restoran mewah di daerah Yeoksam-dong.

Welcome Miso. Eunjo-ro 93-gil

Sehun membaca alamat di ponselnya kemudian mengangguk pada diri sendiri, memastikan ia tidak salah tujuan. Selayang pandang Sehun memperhatikan basement yang disesaki jejeran mobil. Dari konstruksi bangunannya saja bisa ditebak bila gedung bertingkat tersebut masih baru. Lee Seung Gi–sepupunya dari pihak ibu–yang merekomendasikan tempat tersebut.

Sehun memandu langkahnya menuju tangga yang menghubungkan pintu masuk dengan lapangan parkir. Beberapa pelayan dengan seragam menarik membungkukkan badan padanya.

Setelah menyebut nomor meja, seorang di antara mereka mengarahkan Sehun ke lift. Seung Gi rupanya mereservasi sebuah ruangan VIP.

"Seung Gi Hyung!" Sehun berseru pada Lee Seung Gi yang menyambutnya dengan cengir bahagia.

"Duduklah, sudah kupesankan minuman. Aku tahu kau sangat lelah," kata Seung Gi sambil membetulkan letak tabletnya saat menggeser segelas bubble tea.

Sehun mengiyakan, ia menyeruput sedikit, lalu menyandarkan punggung sembari membuang napas ke udara. "Apa yang kau nonton itu, Hyung?" tanyanya melirik Seung Gi yang sibuk dengan tabletnya.

"Livestream Barbie Lily." Seung Gi berdecak penuh sesal. "Ya, siaran ulang."

Sehun menegakkan punggung dan tanpa sadar mendesah. "Dia lagi ...."

Seung Gi menoleh. "Apa?"

"Aniyo. Maksudku, ya ... iklannya ada di mana-mana." Sehun mengintip sedikit ke dalam layar. "Kau mengidolakannya juga, Hyung?"

"Satu Korea mengidolakannya." Seung Gi terkikik, sebelum matanya menyipit. "Jangan bilang kau tidak!"

Sehun mengangkat bahu. "Kenapa juga harus mengidolakannya."

Seung Gi melirik sekitar sebelum menepuk lengan Sehun keras-keras. "Hei! Orang-orang bisa benar-benar percaya rumor itu kalau kau berkata demikian!"

"Hyung!" Sehun mengusap lengannya. "Aku tahu dia idola semua orang, tapi kau sudah punya tunangan."

"Ini hanya sebatas hiburan, Sehun. Tunanganku sendiri mengidolakan Barbie Lily juga." Seung-Gi menggeleng prihatin. "Ayolah, mana mungkin kau tidak tertarik pada wanita cantik begini?"

Sehun menatap sosok Barbie Lily yang menyilangkan tangan dan menggeleng ke arah kamera. Aegyo yang sangat menggemaskan.

"Apa kau tidak pernah menonton filmnya? Dia membintangi banyak film layar lebar!" cecar Seung Gi lagi.

Sehun merotasikan bola matanya. "Aku tidak punya waktu untuk itu, Hyung."

Seung Gi berdecak lalu kembali menyimak wawancara Barbie Lily. Mau tidak mau, Sehun pun ikut mendengar.

"Lihat? Lily memang beda. Saat selebriti lain menjaga image, dia justru berkata jujur."

"Apa buktinya bila dia jujur?" Sehun menyangsikan.

"Setidaknya dia tidak mengumbar janji pada penggemar. Tidak ingin punya pacar lah, tidak ingin menikah lah."

Sehun meneguk kembali minumannya. "Bukankah itu berarti dia sedang menyukai seseorang dan secara tidak langsung meminta penggemarnya untuk tahu diri?"

Spekulasi Sehun membuat Seung Gi menghela napas. "Pikiran anti-fans memang beda."

"Aku bukan anti-fans."

Sehun menjeda pembicaraan saat dua orang pelayanan menyajikan menu. Ternyata bukan hanya interiornya yang mewah, makanan di restoran tersebut pun sangat lezat. Tak salah Seung Gi merekomendasikan restoran tersebut.

"Jadi, bagaimana selanjutnya?" Seung Gi merangkul Sehun saat berjalan keluar dari restoran. "Maksudku perusahaanmu."

Seung Gi sberdeham kecil. Ia sengaja tidak menyinggung masalah tersebut di dalam restoran agar Sehun bisa menikmati makan siangnya dengan nyaman. Diterpa rumor demikian pasti membuatnya tidak berselera.

"Besok ada rapat internal." Sehun mendesah berat. "Hyun Jin dan ayahnya akan hadir juga."

"Aku ada ide yang sedikit gila." Seung Gi menyengir. "Besok bawalah seorang perempuan ke perusahaanmu."

"Itu namanya sangat gila!" Sehun mendelik pada Seung Gi. "Apa kau tidak punya ide yang lebih tidak masuk akal lagi, Hyung?"

Seung Gi tertawa lalu menunjuk standee Barbie Lily di etalase sebuah fashion store di seberang restoran. "Bagaimana bila membawa standee itu ke ruang rapat? Katakan kau adalah Fly's sejati dan rumor selesai."

Sehun lantas bersungut sementara Seung Gi sibuk cekikikan. Sebelum memasuki mobil, Sehun masih sempat mendengar Seung Gi berseru.

"Besok tarik saja perempuan yang lewat di depan gedung, katakan dia pacarmu!"

Sehun hanya menggeleng lalu menstarter mobil. Saat keluar dari restoran dan melintas di depan fashion store yang dimasuk Seung Gi tadi, matanya tidak sengaja tertuju pada standee Barbie Lily di sana.

Sehun tiba-tiba saja tergelak, membayangkan betapa syok ibu tirinya bila ia menuruti saran gila Seung Gi dan menggotong standee tersebut ke ruang pertemuan.

Ya, hanya sedikit hiburan untuk pikirannya yang mampat sepanjang hari. Meski mungkin, menjadi Fly's yang maniak memang lebih terhormat dibanding disebut seorang gay.

🎬🎬🎬

🏛KiM Entertainment
📍Apgujeong-dong, Gangnam-Gu

"Eonnie ...! Eonnie ...!" Suara Lily bergema di sepanjang koridor menuju ruang latihan Taeyeon. Beberapa kali ia berbalik dan menunduk, membalas sapaan para idol yang kebetulan berpapasan dengannya. Sebagian tertawa, sebagian lagi geleng-geleng kepala.

"Pelan-pelan, Lily!" tegur seseorang yang membuat Lily mengerem langkah dan berbalik. "Sunbae-nim!"

Di belakang Lily, Kim Ha Neul tersenyum seraya mengembuskan napas. "Tidak usah terlalu formal begitu. Kita teman, bukan?"

"Oke! Hmmm ...." Lily mendongak pelan pada Ha Neul yang mensejajarkan posisi di sebelahnya. Dengan alis bertaut, ia lalu berujar ragu, "Kim Ha Neul-ssi?"

Ha Neul tertawa gemas. Laki-laki dengan tatapan teduh tersebut mengedikkan alis, menunjuk ruangan Taeyeon. "Ingin mengganggu Taeyeon?"

"Bukan. Aku ingin membantu Eonnie berlatih."

"Aku baru tahu bila Taeyeon punya guru vokal baru.

Lily terkikik geli."Bukan sebagai guru vokalnya!"

"Lalu?" Ha Neul tersenyum tipis.

"Sebagai kontrol pembanding negatif!" kelakar Lily dengan tetap percaya diri.

Ha Neul ikut terkekeh. Lily memang mudah membagi keceriaan. Ia kemudian berhenti di depan lift. "Aku duluan, ya. Hati-hati, sepatumu licin."

Spontan Lily menunduk, memandangi stiletto dengan hak tinggi yang masih melekat di kakinya. Belum sempat memberi komentar, separuh badan Ha Neul telah memasuki elevator.

"Terima kasih sunbae—ehm, Kim Hae Neul-ssi!"

Ha Neul menyembunyikan senyum dan melongokkan kepala kembali, hanya untuk melambaikan tangan. Lily membalas lambaiannya dengan semangat sebelum mengambil haluan ke ruangan Taeyeon.

🎵Naneun aniya. Swibji aneul geot gata
Yeojeonhagedo neon nae haruharureul chaeugo. Ajigeun aniya. Babocheoreom doenoeneun na. Ipgae maemdoneun mareul samkil su eopseo. It's not fine ... it's not fine🎵

Suara merdu Taeyeon yang menyambut di ambang pintu membuat Lily terpaku. Begitu penyanyi papan atas tersebut menjeda latihannya, ia lantas mengetuk, menyembulkan kepala untuk memastikan tidak ada ibu Taeyeon di sana.

"Lily!" Taeteon yang tengah mencepol rambut memutar badan. "Hei, ada apa dengan matamu itu?"

Lily dengan mata berkaca menggeleng. "Aku terharu mendengar suaramu, Eonnie! Rasanya seperti mendengar nyanyian malaikat di surga."

Taeyeon mendengkus. Perumpamaan Lily selalu saja hiperbola.

"Jangan berlebihan." Taeyeon menggeser kursi untuk Lily dan tersenyum. "Seperti kau pernah ke surga saja."

"Eonnie, kau tidak tahu?" Lily menangkup wajahnya dengan kedua tangan sambil mengerjapkan mata berulang kali. "Bidadari kan tinggal di surga."

Taeyeon terkekeh saja. Antara ia yang salah bertanya atau Lily yang selalu bisa membalikkan pertanyaan. "Kau bawa apa itu?"

Lily mengangkat kotak di tangannya dan menempelkan telunjuk di bibir. "Cokelat! Hari ini upacara pembukaan drama, tapi Young Mi eonnie akan mengomel kalau melihatku makan ini."

Taeyeon melenggut. Lily memang selalu mendapat banyak tawaran drama. Baru  beberapa minggu yang lalu menyelesaikan satu drama, sekarang sudah menggelar upacara pembukaan untuk drama baru lagi. "Jadi, kau menghindari manajermu dan datang ke sini?"

Lily mengangguk, memberi satu cokelatnya untuk Taeyeon.

"Gratifikasi?"

Lily mengangguk lagi, kali ini dengan menyengir. "Aku dengar Eonnie ada di ruang latihan jadi langsung ke sini setelah acara pembukaan. Konser kemarin berjalan lancar?"

"Ya, bisa dibilang begitu." Taeyeon membuka bungkusan cokelat dari Lily. Kemudian menceritakan pengalaman konsernya sampai ketukan pintu menginterupsi.

"Permisi. Apa aku mengganggu?"

Sebuah suara halus membuat Lily dan Taeyeon yang berpengangan tangan kompak menoleh, mendapati Choi Bit Na dengan alis terangkat sebelah.

"Ada apa?" Taeyeon memasang wajah biasa-biasa saja, seolah tidak terganggu dengan kehadiran sepupunya tersebut.

"Aku ingin membicarakan sesuatu. Sekaligus mengingatkan acara makan keluarga malam nanti. Kalau-kalau kau keasyikan bercerita." Bit Na menoleh pada Lily. "Ngomong-ngomong, selamat ya, Lily. Kudengar hari ini upacara pembukaan drama barumu lagi."

"Terima kasih, sunbae-nim." Lily melenggut. Bit Na memang tersenyum, tetapi Lily tidak merasa senyumannya sampai ke mata. Netra berwarna gelap itu terkesan dingin. Ia kemudian menundukkan kepala dengan sopan dan pamit. Tidak ada yang lebih canggung dibanding berada di antara keduanya.

"Astaga! Cokelat ini kenapa ikut!" Lily merutuk ketika tak sengaja membawa kembali sebatang coklat di tangannya. "Eonnie akan marah padaku!"

"Kalau begitu biar kusita!"

Lily memutar badan dan mendapat Ha Neul memasukkan choco bar miliknya di balik saku.

"Sunbae-nim!"

"Kita bertemu lagi, ya." Ha Neul memberi jalan bagi Lily untuk masuk ke dalam lift lebih dulu." Hobae-nim?"

"Kim Ha Neul-ssi ...." Lily meringis malu lalu masuk ke dalam lift.

"Bagaimana latihanmu dengan Taeyeon?" Ha Neul memulai percakapan.

Lily tersenyum pongah. "Lancar sekali!"

"Benarkah? Aku ingin dengar kalau begitu."

"Apa?"

"Nyanyianmu."

"Sunbae ingin dengar aku menyanyi?" Lily tertawa. "Sunbae akan menyesal! Orang-orang studio bilang suaraku lebih nyaring dari ikan paus!"

"Coba buktikan!"

Lily merungus, tetapi mulai meraup udara sebanyak yang ia biasa. "Naneun aniya! Swibji aneul geot gata!"

Suara tinggi Lily bergema di dalam lift, membuat sebelah mata Ha Neul mengedip otomatis.

"It's not fine ...." Lily berusaha menjangkau nada tinggi Taeyeon, tetapi tidak berhasil.

"Ya, ya ... it's not fine!" Ha Neul tertawa renyah saat Lily yang terbatuk kecil mengerutkan wajah padanya. Bila saja lampu indikator di atas pintu menyala, barangkali mereka masih akan bercanda.

Ha Neul dan Lily menatap ke arah pintu yang terbuka. Seorang lelaki bertubuh jangkung dengan setelan seragam yang tidak mereka kenali masuk ke dalam lift. Ha Neul menekuk dahi. Sepertinya orang dari luar agensi, tetapi siapa? Tidak ada orang luar yang bebas berkeliaran di area tersebut.

"Sebelah sini." Ha Neul berbisik sembari menahan pundak Lily untuk bertukar tempat.

"Terima kasih, Ha Neul-ssi," ujar Lily lirih. Ia pun merasa tak nyaman berdiri di sebelah lelaki asing yang terus memperhatikannya tersebut.

Ha Neul mengangguk. Perhatiannya kini terfokus pada laki-laki di sampingnya yang terus mengecek ponsel sambil sesekali mengerling.

"Baik, Byeonhosa-nim!"

Pengacara? Ha Neul memicingkan mata begitu pintu terbuka dan lelaki tersebut berjalan cepat sambil menempelkan ponsel di telinga. Ia mengambil ancang-ancang untuk membuntuti, tetapi seruan Lily membuat perhatiannya teralihkan.

"Oh, Eonnie!" Lily berseru ketika berpapasan dengan Young Mi yang berjalan tergesa menuju lift.

"Lily?" Young Mi terkejut, tetapi langsung menundukkan kepala pada Ha Neul di sebelah Lily. Aktor berparas tampan tersebut membalas dengan anggukan kecil.

"Eonnie ingin ke mana?" Lily menilik raut wajah Young Mi yang terlihat tegang.

"Ada sedikit urusan." Young Mi mengulas senyum. "Aku pulang duluan. Yohan dan Ara akan mengantarmu ke apartemen."

"Apa ada sesuatu terjadi?" tanya Lily khawatir.

Young Mi mengigit bagian dalam pipinya lalu menggeleng. "Bukan apa-apa. Tidak ada kegiatan sampai minggu depan. Beristirahatlah dengan benar."

Lily melenggut, meski tidak yakin dengan jawaban Young Mi. "Sunbae mencari siapa?" tanyanya pada Ha Neul yang celingak-celinguk di sebelahnya.

"Oh, bukan. Bukan apa-apa!" Ha Neul memamerkan lesung pipinya yang manis. "Ayo, kuantar ke ruanganmu. Kebetulan kita searah."

Lily menggembungkan pipi. Kenapa orang-orang kompak memberinya jawaban yang menggantung?

"Hati-hati, Eonnie." Lily berbalik dan mengayunkan tangan pada Young Mi yang sudah memasuki lift.

"Hati-hati juga." Suara Young Mi yang bergetar teredam bunyi sensor otomatis di dalam lift yang perlahan menutup. Dipandanginya sosok Lily yang memberikan padanya sebuah love sign sampai hampir jatuh tersandung bila tidak ditahan Ha Neul. Pandangan Young Mi mulai buram oleh air mata yang mendesak.

Maafkan aku, Lily ....

⚜⚜⚜
TBC

Desclaimer ©️
Fine–song by Teayeon

Kamus Mini 📑
Sunbae : senior
Hobae : junior
-ssi : sufiks untuk sapaan kepada orang yang derajatnya lebih tinggi
-nim ; sufiks untuk sapaan kepada orang yang dihormati

.

.

.

Halo, my Dear readers. Aku baru sempat update lagi. Aku dengar ada konflik sesama fans Reba, ya. Walau aku belum paham inti masalahnya secara keseluruhan, aku urut sedih dengan berita itu. Kepada para pembaca, kuharap kalian tidak ikut memperkeruh suasana. Sebagai penggemar, kita harus bersikap profesional juga. Hargai idola orang lain. Jangan menjelek-jelekkan, apalagi menjatuhkan.

Demikian juga untuk setiap ceritaku. Visual hanya untuk kepentingan cerita, tidak berhubungan dengan kehidupan dan sifat asli dari masing-masing cast.

Love, Kirey ❤❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro