Part 1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Yuhuuuuuu balikkk lagi guysss Wkwkwk. Udah pada nunggu Yah gan??.  Bagi yang belum baca Perjodohan 1, di baca dulu yah, baru yang ini. Tapi gk pa pa juga sih soalnya alurnya beda kok cuma peran doang yang sama.
Gak usah basa-basi auto baca aja

Happy Reading😘

"Perasaan bukanlah permainan yang bisa seenaknya dimainkan sesuka hati, seperti game yang kalau kamu suka akan dimainkan terus, tapi kalau kamu sudah tidak suka akan ditinggalkan dan didelete dari memorimu." -Miya

"Sebuah mobil mula-mula diam, kemudian dihidupkan dan bergerak dengan kecepatan tetap 3 m/s^. Setelah mobil bergerak selama 6s, mesinnya dimatikan, mobil mengalami perlambatan tetap dan akhirnya berhenti selama 9s,  setelah mobil dimatikan. Hitunglah jarak yang ditempuh mobil sejak mesin dimatikan hingga berhenti!" Ucap seorang guru fisika yang bernama  yang sedang mendikte murid kelas X, soal nomor terakhir.

"Udah itu aja, Silahkan dikerjakan! Jangan lupa dikumpul hari ini, kalau besok kurang 20 poin!" Lanjut guru fisika yang lalu meninggalkan muridnya didalam kelas.

"Gilaaaaa!!! Baru juga masuk kelas X! Tugas udah banyak, gurunya kek gitu lagi! Bubar! Bubar! Pindah sekolah! Pindah sekolah!" Teriak salah satu murid disana yang terkenal akan ketampanannya, siapa lagi kalau bukan Alucard
"Eh gak jadi deh, soalnya gampang seperti menjentikkan jari. Yuhuuuuu! Mana cewek gw, MIYAA!" Lanjut Alucard lagi sambil memanggil Miya, kemudian merangkul pundak Miya.

"Sombong Njirr! Kalau kek gini nih kerjain tugas gw gih" Kata Miya sambil menyodorkan buku tulis latihan fisikanya ke Alucard, kekasihnya
"Ogah! Kerjain sendiri! Jadi pacar tuh harus mandiri, biar pas nikah gak ngerepotin!" Tukas Alucard membuat Miya mencebik kesal

"Gak! Gak! Gak! Kata Abang gw gak boleh mandiri! Nikmati masa-masa manja dulu! Nanti tua baru mandiri!" Miya menolak mentah-mentah
"Kan kata Abang lu! Kata pacar?"
"Pacar?" Tanya Miya sambil mengerutkan dahinya
"Lah iya kan? Emang mau dibuktikan?" Tanya Alucard
"Gak" tukas Miya
"Yaelah santai aja kali Miy, lagipula gw gak bakal apa-apain lu kok, tapi...." kata Alucard menjeda sebentar supaya ada kesan ngegantung
"Tapi apa?" Tanya Miya sinis
"Ganti Lo, Gue jadi Aku, Kamu yah? Biar romantis gitu? Yah, Yah, Yah!" Kata Alucard sambil menaikkan satu alisnya
"Gak!" Ketus Miya
"Jangan ketus napa? Nanti di apa-apain baru tahu rasa lu!" Ejek Alucard
"Lah? Lo sendiri gk pakai kamu? Tapi suruh orang pakai aku, kamu! Itu namanya apaan tuh?" Kata Miya sinis, mungkin pengaruh tamu bulanannya yang datang tidak tepat waktu
"Maaf, tapi ganti yah lo, gue jadi aku, kamu? Kalau gk mau sayang aja deh" Kata Alucard sembari menunjukkan wajah puppy eyes-nya yang membuat satu kelas rasanya ingin muntah dan jika bukan karena Miya sadar bahwa ada guru didepan mungkin ia akan segera melarikan diri dan menuju toilet untuk muntah.
"Hem" Jawab Miya sederhana

"Gini dong! Jadi makin sayang deh" Kata Alucard sambil meniru gaya Acil di Short Story Dalang Pelo.

*****

"Miya mulai hari ini mama yang antar jemput kamu yah?" Suruh Ibu Miya dengan nada tanpa penolakan, yang tak lain adalah Layla.
"Kenapa mah? Kan ada Alucard?" Tanya Miya bingung dengan penuturan mamanya yang tiba tiba
"Bisa dengar kata mama kan? Yang penting disekolah masih bisa ketemu! Dasar gak tahu di untung!" Keras Layla
"Mama kenapa sih? Kalau ada masalah bilang! Tapi jangan bentak Miya! Apalagi kalau Miya gak tahu apa-apa!" Kesal Miya, setetes air mata berhasil lolos.
"Gak usah cengeng kamu!" Kata Layla dengan nada meninggi

TIN!! TIN!! Bunyi klakson mobil yang Miya kenal, siapa lagi kalau bukan Alucard?

Senyum Miya seketika pudar saat melihat orang yang keluar dari mobil itu... erghhh benar-benar tidak sesuai harapan. Siapa dia? Kenapa berjalan kesini? Kenapa bukan Alucard? Dimana Alucard berada?

Miya akhirnya tersadar dari lamunannya ketika ada yang menepuk pundaknya. Miya membalikkan badannya. Badannya menegang. Mantan?

Miya mempunyai mantan 1 dan juga pacar 1. Ia bukan Playgirl, tapi.... Ia putus juga karena mantannya sendiri karena kesalahan sang mantannya lebih tepatnya. Bercumbu didepan matanya plus disuruh memasak dan mengambilkan minum. Apa maksudnya? Tidak tahu diri? Bukankah dia yang lebih termasuk Playboy?

Cowok itu namanya Claude, cowok yang pernah mempermainkan hati Miya seenaknya. Memang tampan tapi hanya luar, dalamnya tidak dan tidak akan pernah. Dan Claude hampir saja merusak masa depan Miya dengan mengajaknya yang tidak-tidak seperti ke bar misalnya. Ia juga sering bilang, "Kamu ini tuh pacar aku! Masa minta lebih aja gk boleh? Lagipula bakal tanggung jawab kok kalau kebablasan. Kalau kamu gak mau berarti kamu gak cinta dong sama aku?"

Miya memang tidak pernah memberikan dirinya kepada siapapun termasuk Claude, si mantan maupun Alucard, pacarnya saat ini.

Flashback On
Claude membawa Miya ke bar, tanpa Miya sadari karena saat itu memang Miya sangat polos dan baik, serta mudah dibohongi sehingga ia hanya mengiakan terlebih saat ini Claude hanya bilang akan mengajak Miya kencan dan tempat 'Rahasia'. Padahal saat itu Miya baru saja berumur 15 tahun menjelang 16 tahun.

Saat ini juga ada sebuah mobil berada dibelakang mereka, bukan mengikuti hanya saja orang yang didalam mobil itu juga ternyata ingin masuk ke bar yang sama juga.

"Taraaaa!!!" Kata Claude sambil senyum lebih tepatnya tersenyum miring
"Ini dimana?" Tanya Miya sambil mengerutkan dahi
"Bar" jawab Claude santai
"Bar?" Tanya Miya meyakinkan, padahal dalam hatinya mengoceh 'Tempat apaan ini?'
"He eh"

Setelah masuk kedalam barnya Miya merasa ada sesuatu yang tidak beres.
"Kok harus ada penjaga?" Tanya Miya polos
"Biar aman"
"De, kok baunya.. bau alkohol yah?" Tanya Miya
"Emm... Memang, tapi kita bukan mau kesini kok" Jawab Claude santai
"Lah trus?" Tanya Miya memicingkan matanya
"Ke ruang VIP"
"Ruang VIP? Ngapain? Nonton? Karaoke?" Tanya Miya sedikit sumringah
"Iya sayang" jawab Claude sambil mengelus pucuk kepala Miya

Miya akhirnya menurut, mengikuti Claude berjalan. Selama perjalanan Miya melihat angka di tiap lorong yang dia lewati. Kalau mau nonton, bukannya bioskop? Kalau mau karaoke, bukannya tempat karaoke? Lah ini kok mirip hotel? Emang mau ngapain?

Saat itu juga Miya langsung mengerti apa maksud Claude membawanya kesini. Saat ada kesempatan kabur Miya berlari dan menabrak seseorang bertubuh atletis, berdiri tegap, dingin, dan seumuran.
"A... Aduhh" rintih Miya

Orang itu dengan sigap membantu Miya berdiri, tapi saat itu juga Claude datang dan menarik tangan Miya. Kelakuannya Claude berhasil membuat Orang itu memperhatikannya dan mengikutinya.

Orang itu akhirnya hanya bersembunyi dibalik tembok dan memperhatikan perbincangan Miya dan Claude saat dilorong sepi.
"Miya! Ngapain kamu ninggalin aku? Mau kabur? Hem? Aku maunya cuma kamu, Kamu sayangkan sama aku? Masa ditinggalin sih?" Tanya Claude yang sedang menahan amarah, tapi kalau dilihat orang sesama jenisnya merasa bahwa Claude sedang menahan nafsu yang sebentar lagi akan keluar
"L...lo... se...sebenarnya ma..mau ngapain ajak g..gw ke.. si..sini?" Tanya Miya terbata-bata karena ketakutan saat ini menyelimuti dirinya
"Kamu mau tahu?" Tanya Claude membuat Miya menganggukkan kepalanya sedikit
"Kamu adalah pacar aku! Masa minta lebih aja gk boleh? Lagipula bakal tanggung jawab kok kalau kebablasan. Kalau kamu gak mau berarti kamu gak cinta dong sama aku?"
"Ma... maksudnya?" Tanya Miya bingung dengan kata-katanya yang sedikit ambigu
"Aku mau milikmu dan memilikimu seutuhnya" kata Claude sambil mendekatkan dirinya

Gerakan Miya terkunci, ia tidak bisa kabur dan hanya bisa meronta minta tolong.
"Mau kabur? Heh? Tidak bisa! Gak bakal ada yang nolongin! Oh ya, kamu tahu tidak? Kalau misalnya kamu akan merasakan sesuatu yang dahsyat dimana kamu akan meminta lebih. Tolong jangan lewatkan waktu ini sedetik saja. Mari kita bersenang-senang sayang" Kata Claude menahan nafsu sembari mengelus pipi Miya yang memerah karena menahan amarah

"Miya sayang" kata Claude sambil mengecup kilat bibir Miya
"C..Cl..Claude ka... kau..."
"Kau apa? Menodaimu? Oh tentu tidak! Aku akan Menandaimu dan menjadikan kau adalah milikku sayang." Kata Claude dengan agresif

Jujur Miya sudah tidak tahu harus ngapain saat ini, pikirannya kacau. Bagaimana masa depannya, pikir Miya. 'Aha'
Miya menendang selangkangan Claude dengan cukup kuat, membuat Claude merintih kesakitan dan terduduk. Lalu kesempatan tersebut diambil Miya untuk kabur, walau ia tidak tahu bagaimana keluar dari sini.

Miya berlari tepat dimana orang itu berada, Miya tidak tahu apa apa, tapi orang itu dengan sigap menarik tangan Miya dan dibawa keluar. Mengajak Miya menuju mobil kesayangannya dan mengantarnya pulang.

Selama perjalanan Miya hanya bisa terdiam, memikirkan nasibnya yang hampir saja hancur berkeping-keping tanpa ia sadari. Air matanya yang tadinya mau jatuh kini kering tidak tersisa. Air matanya lenyap dengan kelakuan Claude yang memang sudah diambang batas. Miya hanya bisa merutuki kebodohannya yang mau tertipu dengan ajakan cowok seperti Claude.
Flashback off

Sekian dulu yahh, Next part berikutnya.
Oh ya ini masih awal yahh
Ditunggu Part berikutnya
Kalau mau nanya tentang Miya, Claude, atau Alucard boleh ditanya yahh
Thanks😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro