Mie FOMO

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Perkara Cinta ; Mie FOMO





"Masih mau nyari?"

"Iya lah."

"Tapi ini udah Indomaret ke lima dan Alfamart ke tiga." 

"Baru tujuh, Suf," ujar cewek berambut panjang itu membuka pintu minimarket.

"Delapan," ralat Jusuf sambil menahan pintu minimarket.

"Gue pernah nyari pocky sakura edition ke lebih dari sepuluh Indomaret."

Jusuf geleng-geleng kepala. "Si paling FOMO"

Cewek itu hanya mendecak, sudah duduk manis di boncengan motor Jusuf. "Kita ke mana lagi, ya? Indomaret plus apa Alfamidi?"

"Terserah."

"Ih."

Jusuf mulai menstarter motor, saat dua tangan dari cewek yang duduk di belakangnya tiba-tiba berada di pinggang dan seketika ia membeku.

"Lo sibuk ya, Suf? Mau ada acara? Kenapa buru-buru banget sih?"

Pertanyaan itu nggak sulit, tapi dengan posisi tubuh cewek itu yang condong ke arahnya dan dagu yang bersandar di bahunya, membuat Jusuf hilang konsentrasi.

"Nggak."

"Yaudah ayo. Ntar gue traktir, kalo ketemu mie-nya."

Jusuf menghela napas lega. Cewek yang duduk di belakangnya sudah kembali ke posisi semula.

"Harus banget Indomie Mie Aceh sama Mie Sedaap Sambal Goreng, Sa?"

"Harus. Banget," kata cewek itu penuh penekanan di tiap katanya.

"Terus kalo tetep nggak nemu?"

"Pasti nemu."

"Yakin?"

"Nggak sih."

Jusuf menahan tawanya, menatap spion yang mengarah ke cewek di belakangnya.

"Ya kalo nggak nemu, gue cari di shopee."

"Kenapa nggak dari awal beli di shopee aja?"

"Nggak pa-pa. Biar jalan-jalan aja. Udah lama kita nggak jalan."

Motor matic itu berhenti tepat di belakang garis putih zebra cross, bersamaan dengan lampu lalu lintas berwarna merah.

Kita.

Jusuf mengulum senyum mengingat kata itu yang barusan terlontar dari mulut cewek di belakangnya. "Lo sih sok sibuk."

"Lo kali! Tiap ditanya lagi ngapain pasti lagi ngerjain tugas lah, lagi main sama abang-abang lah, lagi rapat lah," ujar cewek itu menggebu.

"Gue merasa tersisihkan dari dunia lo tau, Suf."

Pegangan di hoodie Jusuf mengerat seiring dengan motor yang mereka tumpangi perlahan melaju kembali.

"Dulu tiap hari ketemu, tapi sekarang seminggu sekali aja kadang nggak ketemu," kata cewek itu menatap spion yang kemudian mempertemukan matanya dengan netra hitam milik Jusuf.

"Gue tau sih, emang udah masanya sibuk sama hidup masing-masing. Cuma kadang kangen aja."

"Sama gue?"

Cewek itu mengangguk. "Emang lo nggak kangen?"

"Kangen."

Terdengar suara tawa dari belakangnya. Tawa yang akrab di telinga Jusuf. Tawa yang membuatnya jatuh hati lebih dalam. Tawa yang kemudian membawa keterdiaman karena pertanyaan yang terlontar selanjutnya membuat jantung Jusuf berhenti berdetak sedetik.

"Suf, kita pacaran aja yuk?"

•×•

Ayo, pacaran!

•×•

Terimakasih yaaaa
Buat yang udah nungguin, udah baca, udah vote dan komen!
Makasih banyakkk!
Semoga kalian sehat dan bahagia selalu!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro