26. Oliv Sakit

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah seharian berenang, tepat pukul lima sore, Manda memutuskan untuk naik dari kolam renang yang cukup luas itu. Dia akhirnya puas menikmati kegiatannya yang jarang dia lakukan itu.

Dengan handuk yang melilit di tubuhnya, Manda yang baru saja selesai bersih-bersih kemudian keluar dari kamar mandi untuk mengambil pakaian bersih yang akan dia gunakan.

Dari kasur, Reza terus memperhatikan istrinya itu walau tidak secara terang-terangan. Njir, kenapa dia keluar cuman pake handuk gitu sih!

Bodoh memang Manda karena tengah mengganggu Reza yang terus menerus menahan pikiran kotornya sejak perempuan itu berenang. Reza mencoba bersikap biasa saja bahkan hingga Manda kembali masuk ke kamar mandi guna mengganti pakaian.

Tak lama kemudian, Manda keluar dari sana dengan menggunakan pakaian rumahan, celana panjang juga baju kaus yang cukup longgar. Melihat hal itu, Reza langsung mendesah pelan. Namun, tetap dapat Manda dengar.

"Kenapa lo?" tanya Manda sembari sibuk mengeringkan rambutnya yang basah.

Reza menggeleng pelan, "nggak, gue nggak kenapa-kenapa."

Tidak ada percakapan lain setelahnya, Manda berjalan menuju kasur dan duduk di sisi Reza yang tengah sibuk bermain ponsel. Manda pun ikut melakukan hal yang sama, dia mengirim beberapa fotonya tadi saat berenang kepada Arni seakan memberi laporan.

Reza mengintip sekilas apa yang istrinya lakukan, entah kenapa dia semakin peduli pada perempuan itu setelah mereka menikah.

Reza masih memperhatikan Manda dalam diam hingga perempuan itu membalik tubuhnya dan membuat sang suami terkejut bukan main. "Lo kenapa?" tanya Manda karena bingung melihat wajah Reza yang ketakutan.

"Gue kaget bego, lo tiba-tiba balik badan gitu!" tegur Reza sembari memegang dadanya yang sedikit sakit.

Manda tertawa keras melihat sikap suaminya, padahal dia hanya ingin menanyakan masalah makan malam pada suaminya itu.

Berbeda dengan Manda, Reza malah terpaku saat melihat istrinya tertawa. Dia baru menyadari bahwa sang istri begitu manis saat tertawa. Matanya bahkan sampai menghilang sangking bahagianya.

"Ya maaf, lagian masa gue perlu ngomong dulu kalau mau balik badan?"

Benar kata Manda, apa yang dia lakukan tidak salah sebenarnya. Hanya saja ketika dia berbalik badan waktunya tidak tepat.

Reza menggaruk bagian belakang kepalanya karena merasa bersalah. "Nggak perlu sih ... ."

Pria itu sengaja menahan ucapannya sampai membuat sang istri penasaran.

"Kenapa nggak dilanjutin omongannya?" tanya Manda dengan alis terangkat.

"Udah nggak usah dibahas, lo laper nggak? Kita cari makan aja. Yuk."

Reza berdiri, bersiap untuk pergi. Manda yang tidak mau ketinggalan ikut bangun dari duduknya dan mengejar sang suami yang sudah sampai di pintu kamar mereka.

"Tungguin!"

***

Tempat tujuan mereka adalah pantai, tepat di belakang vila yang Reza pesan. Di jam segini, pantai tersebut sudah dipadati oleh para pengunjung yang tengah menonton matahari terbenam.

Sesampai di pinggir pantai, Reza berhenti melangkah. Namun, sang istri terus berjalan dan membuatnya panik. "Mau kemana lo!" tanya Reza sembari menarik tangan Manda.

Perempuan itu menoleh dengan wajah polosnya. "Gue mau ke pantai."

"Lo udah mandi, ngapain mau ke pantai lagi!"

"Gue cuman mau jalan-jalan kok."

"Nggak, nggak boleh. Lo di sini aja!" tegas Reza dengan suara beratnya.

Manda menghela napas dan mengikuti perintah suaminya. Keduanya menikmati matahari terbenam sembari berdiri sampingan. Sang istri sibuk memotret apa yang ada di hadapannya.

Cukup banyak foto yang dia ambil sebagai kenang-kenangan, menurutnya hal yang dia lakukan sekarang mungkin tidak akan dia ulang lagi di masa depan.

Di tengah kegiatannya, tiba-tiba Manda terdorong ke depan bahkan hingga hampir jatuh untungnya Reza sempat menahan tubuh istrinya itu. Wajahnya kemudian menoleh ke arah orang yang menabrak sang istri. Matanya menatap tajam kepada orang tersebut.

"Sorry ya. Gue nggak sengaja."

Tidak mau memperpanjang masalah, Reza mengalihkan pandangannya dan terfokus pada sang istri yang terlihat begitu terkejut. "Lo nggak pa-pa?" tanya Reza yang langsung dijawab gelengan oleh Manda.

Pria itu kemudian menarik tangan sang istri untuk berdiri di hadapannya. Tinggi keduanya cukup jauh, kepala Manda hanya sampai dada Reza.

Keduanya hanyut dalam suasana pantai yang begitu damai, apalagi setelah ada alunan musik akustik yang tiba-tiba terdengar.

Perlahan tangan Reza memeluk Manda dari belakang, walau terkejut perempuan itu tidak menolak dan bahkan memegang tangan suaminya yang melingkar di perutnya.

***

Setelah adegan romantis yang Reza dan Manda lakukan, keduanya pergi ke sebuah restoran untuk makan malam. Restoran seafood menjadi pilihan keduanya. Apalagi Manda sangat menyukai segala hal yang berasal dari laut. Seperti sekarang, perempuan itu tanpa ragu memesan cumi goreng tepung dan juga udang asam manis untuk makan malamnya.

"Untuk minumannya mau pesan apa, Mbak?" tanya sang pelayan restoran.

"Air es aja, Mbak."

"Baik, Mbak. Mohon ditunggu ya."

Pelayan tersebut pergi meninggalkan meja sepasang suami istri itu dengan membawa kembali buku menu yang sebelumnya Reza dan Manda baca.

Saat menunggu makan tiba, Manda sibuk memperhatikan sekitar restoran dan Reza sibuk dengan ponselnya seperti biasa.

Tak lama kemudian, pesanan keduanya datang secara bertahap. Dimulai dari nasi goreng seafood pesanan Reza hingga udang asam manis pesanan Manda.

"Selamat makan!" seru Manda dengan semangat. Perempuan itu makan secara perlahan dan menikmati hidangan yang memang menjadi kesukaannya sejak dulu.

Reza yang ada di hadapannya sibuk memperhatikan Manda dengan senyum tipis di wajahnya, istrinya itu memang berbeda, tidak ada keraguan di benaknya untuk melupakan ekspresi yang ada.

Tidak butuh waktu lama, makanan yang ada di hadapan Manda habis dan membuat perempuan itu kekenyangan. Manda menyadarkan tubuhnya sembari menunggu Reza menyelesaikan makannya. Bagaimana pria itu bisa cepat selesai, jika matanya terus terpaku pada ponsel.

"Makan dulu, baru liatin tuh hape!" tegur Manda yang membuat Reza memperhatikannya. "Kenapa? Nggak suka sama omongan gue?"

Seperti biasa, Manda membuat masalah kembali dengan Reza padahal sebelumnya mereka terlihat begitu romantis di pantai.

"Bisa nggak, kalau negur nggak perlu pake marah gitu?" tanya Reza dengan wajah dinginnya.

Manda yang memahami hal itu kemudian terlihat salah tingkah dan mengalihkan pandangannya. "Iya, sorry."

Tepat pukul delapan malam, keduanya pulang ke vila dengan badan yang sangat letih. Manda bahkan langsung merebahkan dirinya di atas kasur saat masuk ke dalam kamar. Reza yang melihat hal itu hanya dapat menggeleng pelan.

Sebelum benar-benar masuk ke dalam alam mimpi, sebuah panggilan masuk ke dalam ponsel Manda. Dengan berat hati, perempuan itu mengangkat panggilan yang entah dari siapa karena matanya sudah tertutup dengan rapat.

"Iya, halo," jawab Manda dengan suara yang sedikit serak. "Apa! Mbak Oliv sakit!"

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro