1 | JOKER

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sudah beberapa hari sejak (Y/N) dan Ren Amamiya pulang dari Tokyo menuju kampung halaman mereka. Kasus 'skandal' yang Ren kerjakan membuatnya terkejut, dan tidak bisa melindungi Ren. Kedua orang tuanya juga tidak hadir seakan tidak peduli dengan tuduhan yang ditimpakan oleh sang putra. 

Sekarang Ren telah menjadi orang bebas, tetapi statusnya menjadi Phantom Thieves masih melekat. Polisi masih melihat Ren sebagai pemimpin Phantom Thieves, dengan alasan menjaga nama baik polisi. Pembebasan Ren oleh Sae Niijima juga sebenarnya banyak kontranya, tetapi Ren hitungannya masih dibawah umur selama skandal palsu berlangsung. Beruntungnya juga Shido akhirnya mengakui kesalahannya.

(Y/N) bertopang dagu, melihat ke arah luar jendela kamarnya. Sejak kasus Yaldabaoth, (Y/N) jadi rindu kembali bertarung bersama Phantom Thieves di Mementos dan mengalahkan para Shadows. Rasanya baru saja kemarin mendapatkan topengnya, tiba-tiba saja sudah berakhir saja. Dari awalnya hanya berempat dengan Ryuji, sekarang bisa merekrut banyak sampai Akechi dan Sumire ada meskipun mereka bukan anggota resmi.

(Y/N) masih ingat semasa dia dengan Ren awal-awal menjadi seorang Phantom Thief di dalam Palace Kamoshida. Jika Persona milik Ren adalah Arsene, maka (Y/N) memiliki (Persona). Rasa sakit dan perih di wajah ketika merobek topeng dari wajahnya juga sangat terasa ketika mengingat kejadian di sana. Perubahan pakaiannya dari seragam Shujin menjadi jas hitam panjang hampir menyerupai milik Ren juga mengejutkannya.

Ketika (Y/N) masih melamun menatap ke arah langit sore, sang figur Ren mengintip ke arah saudarinya. Awalnya dia ingin membawakan sepiring brownies dan teh lemon dingin untuk menikmati pemandangan di luar dari kamar.

"Um, (Y/N)-chan? Sedang apa?" tanya Ren tiba-tiba.

Remaja berambut (hair color) itu berbalik melihat Ren. Kedua netra (eye color)-nya menatap lekat saudaranya. Sejak kapan dia berdiri di situ? Bahkan (Y/N) tidak menyadari bahwa pintu kamarnya terbuka lebar.

"Ren-kun, ah, anu, aku hanya kangen dengan teman-teman di Shujin," (Y/N) mengerutkan keningnya.

"Sudah lama ya," Ren terkekeh, "aku masuk ke kamarmu, ya? Kubawakan brownies dari tetangga sebelah."

(Y/N) mengangguk, mengiyakan izinnya. Ren masuk ke dalam kamar (Y/N), lalu menaruh sepiring brownies dan segelas tehnya, sebelum duduk di atas ranjang saudarinya. (Y/N) segera mengemasi buku-bukunya di atas meja belajar dan merapikannya ke dalam rak, sebelum mengambil garpu kecil yang Ren sediakan di atas piring.

"Selagi di sini, aku mau bicara mengenai liburan musim panas kita nanti. Orang tua kita masih ada di luar kota dan tidak bisa pulang karena tugas, jadi aku berniat untuk kembali pulang liburan ke Tokyo."

Ucapan Ren membuat (Y/N) tersentak. Baru saja sebentar di kampung halaman, sudah pulang lagi ke Tokyo. Ternyata sudah ada yang kangen kembali kesana. (Y/N) tidak menyangka juga akan kembali secepat itu padahal baru sekitar beberapa minggu di luar. 

"Tapi, bagaimana dengan urusan keuangan kita?" tanya (Y/N).

"Orang tua kita masih mengirimkan uang. Lagipula, aku juga sudah menabung uang dari kerja sambilan. Uangnya sekitar sisa 500 ribu yen. Biaya sekolah  dan uang makan sudah ditanggung juga, baik untukku dan untukmu. Kamu tidak perlu khawatir, (Y/N)-chan," jawab Ren, sembari tersenyum tenang.

(Y/N) segera mengecek isi dompet dan amplop berisikan uang hasil kerja sambilannya selama sekolah. Masih ada sisa beberapa yen, tidak sebesar nominal milik Ren. Setidaknya masih aman untuk kebutuhan pengeluaran ketika berlibur. Seperti ucapan saudaranya, uang sekolah dan uang makan akan ditanggung orang tua mereka. Mungkin yang perlu dipertimbangkan adalah uang untuk mengurus Morgana, kucing mereka.

"Aku masih ada uang sisa juga, tidak masalah. Uangnya masih cukup kok!" (Y/N) tersenyum ke arah Ren.

"Kalau begitu, aku akan menghubungi Sojiro kalau hari Senin nanti kita kembali ke Leblanc. Siapkan baju-bajumu." Ren beranjak berdiri dan mengelus puncak kepala (Y/N) sebelum berjalan keluar dari kamar. 

(Y/N) menyunggingkan senyuman tipis. Tokyo seakan sudah menjadi tempat tinggalnya, sudah seharusnya Ren dan (Y/N) tinggal di sana saja dan menyelesaikan studi mereka. Untuk seumuran mereka, tinggal mandiri di kota lain sudah wajar. Uang mereka juga cukup, ditambah dukungan dari teman-teman mereka, belum lagi figur dewasa yang selalu menjaga. Kurang baik apa selama ini? 

Namun, Phantom Thieves juga tidak akan bertahan terus. Semua anggotanya memiliki jalan masing-masing. Ren dan (Y/N) akan memilih karir yang berbeda setelah lulus. Kesibukan mereka juga pasti akan melupakan Phantom Thieves yang sempat berjaya, menyisakan kisah yang diceritakan kepada anak cucu. Pada masa dewasapun, bukan saatnya mereka lagi yang turun.

Igor pasti sudah memilih calon wild card baru untuk menjadi pengguna persona.

"Duh, kamu mikir apaan, sih, (Y/N)?" gadis itu mengenyitkan dahinya.

________

"(Y/N)-chan, aku memutuskan untuk tinggal di sana selama kita sekolah, lalu untuk urusan kuliah, kita pikirkan bagaimana hasilnya."

Ucapan Ren membuat (Y/N) berhenti memakan karenya. Jarang sekali Ren mau berbicara serius ketika makan malam. Biasanya baik Ren maupun (Y/N) hanya berbicara santai, mulai dari membicarakan rencana mereka ketika menyerang palace, atau membicarakan tentang Akechi, Sumire, dan teman-teman sesama Phantom Thieves. Terkadang karena keduanya sama-sama sekelas, mereka akan membicarakan tentang pelajaran yang sulit dipahami ketika kelas.

Mengenai pelajaran, Ren jauh lebih pintar dari (Y/N). Kepintaran mereka setara, tetapi Ren lebih sering mendapatkan ranking satu di kelasnya. 

"Apakah kakak tidak apa-apa? Maksudku, papa dan mama pasti akan mencari keberadaan kita. Kita bahkan belum berbicara serius dengan mereka kalau memang mau pindah ke Tokyo. Kakak dipindahkan ke Tokyo karena Shido, kan?" 

Ren menganggukan kepalanya, "Benar, (Y/N)-chan, tapi lingkungan di sana sudah mendukung untuk studi kita. Pendidikan di Shujin jauh lebih baik daripada di sini, dan mau bagaimanapun, ini untuk masa depan kita. Aku tidak akan memaksamu untuk ikut pindah. Kalau kamu memang nyaman di sekolah lama, aku menghargai keputusanmu. Setelah upacara kelulusan, aku akan kembali ke sini untuk membicarakan mengenai kuliah."

Penjelasan Ren membuat (Y/N) luluh. Saudara yang pengertian, tetapi Ren ada benarnya. Nilai (Y/N) jauh lebih maju dan baik ketika melanjutkan pendidikan di Sekolah Shujin. Orang-orang sekelas di sekolah lamanya juga suka merundungnya, berbeda dengan teman-temannya di Shujin. Kedekatannya dengan Ann dan Shiho sudah menjadi bukti pertama. Ren dan Ryuji juga hubungannya makin erat sejak kasus Kamoshida.

Sudah hampir satu semester (Y/N) dan Ren mempertahankan relasi sejauh ini, tidak mungkin mereka mau mengorbankan apa yang mereka sudah perjuangkan.

"Aku akan pergi ke Tokyo dan melanjutkan studi di Shujin. Tenang saja, kak! Aku akan berjuang semaksimal mungkin, dan menjaga relasi dengan teman-teman kita!" balas (Y/N) senang.

"Baguslah, aku senang kamu ikut mendukungku, (Y/N)-chan!"



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro