Sendiri Dulu Boleh, Kesepian Jangan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tulisan ini dibuat di masa pandemi Covid-19 yang memaksa masyarakat dunia melakukan pekerjaan dari rumah (work from home). Bagi sebagian orang dan budaya tertentu yang masih mementingkan kekeluargaan tentu tidak begitu masalah, tetapi tidak demikian halnya bagi mereka yang mementingkan privasi terlebih sikap individualis. Jadi, jangan sampai seperti hewan pada foto berikut ini ya.

Memang banyak persepsi yang mengomentari masa sulit ini sebagai berkah bagi alam dan planet Bumi tercinta. Waktunya Bumi bergeliat menunjukkan pesonanya membuat kita manusia memasuki saat untuk berefleksi diri selain 'berhenti sejenak' dari rutinitas harian. Berhenti untuk bisa 'menyendiri' sekaligus memberikan waktu terbaik bagi keluarga tercinta.

Pada tanggal 18 Maret lalu, sutradara Indonesia yang terkenal dengan Modus Anomali, Pengabdi Setan, Gundala, dan Perempuan Tanah Jahanam menulis cuitan di Twitter:
"Yang lagi stay di rumah untuk isolasi diri atau kerja di rumah, kalau ada yang nemenin beruntung banget. Cobalah hubungi saudara atau teman yang hidup sendiri. Bikin mereka ngerasa ada orang yang peduli. Selain virus, kesepian bisa membunuh." Siapa lagi kalau bukan Joko Anwar.

Berterima-kasihlah pada Joko Anwar, karena memang, ternyata kesepian itu bisa membunuh loh. Jadi untuk sesekali waktu dalam hidup, bolehlah kita sendiri sejenak, asal jangan jadi kesepian. Loh, jadi apa bedanya kesendirian dengan kesepian?

Perbedaan Kesepian dengan Kesendirian

Saya bahas kesendirian dulu ya. Kesendirian itu suatu keadaan atau situasi pengasingan berupa kurangnya kontak dengan orang lain. Secara pengertian serta konsepnya, kesendirian berkaitan erat dengan isolasi sosial. Sedangkan kesepian punya arti yang berbeda.

Menurut sejumlah sumber, kesepian didefinisikan sebagai:
1. Emosi kompleks atau rumit yang biasanya tidak menyenangkan, sebagai respon atas isolasi.
2. Merasa sedih dan tidak bahagia karena terisolasi secara sosial.
3. Pengalaman tidak menyenangkan yang muncul karena jaringan hubungan sosial seseorang mengalami kekurangan secara signifikan.
4. Pengalaman subyektif di mana seseorang merasa sendirian, tidak diperhatikan, tidak berharga, tidak dicintai, dan merasa terputus secara sosial dengan lingkungan di sekitarnya.
5. Peringatan dari otak yang menginformasikan kalau ada sebuah masalah pada batin atau jiwa kita yang harus segera ditangani jika tidak ingin menjadi parah.
6. Merasa terasing, terisolasi; merasa bahwa hubungan kita dengan orang lain tidak memenuhi kebutuhan emosi pribadi; merasa seolah-olah tidak ada yang mengerti diri kita sendiri. (menurut John Cacioppo, profesor University of Chicago dalam bukunya Loneliness: Human Nature and The Need for Social Connection)

Respon umum

Biasanya kebanyakan dari kita menganggap enteng atau menyepelekan rasa kesepian ini sebagai hal yang bisa ditangani dengan gampangnya. Apalagi di zaman serba canggih yang terhubung dengan internet ini, dengan mudahnya kita bisa membuat pertemanan dengan sebanyak mungkin orang di dunia maya. Apakah cara ini ampuh untuk mengusir rasa kesepian?

Marilah cerna ilustrasi yang saya tulis sepanjang satu paragraf ini. Seseorang melihat kehidupan teman-temannya di media sosial. Memang semua yang ditampilkan di sana tidak mewakili kehidupan di dunia nyata, namun ketika melihat beberapa yang kehidupannya tampak lebih baik, lama-lama dia akan merasa sudah gagal. Seiring dengan bertambahnya usia serta kesibukan mengejar karir atau impian, bersosialisasi atau berteman juga semakin sulit. Dulu teman-teman itu gampang ditemui, kini mereka lebih sibuk, bahkan tersebar di beberapa kota atau negara. Inilah yang membuat banyak orang muda menjadi malas membangun pertemanan baru sejak mempunyai kehidupan pribadi yang mapan. Umumnya terjadi di usia produktif setelah menyelesaikan masa akademis.

Itu adalah salah satu contoh penyebab kesepian yang bisa terjadi. Banyak faktor lainnya yang bisa memicu kesepian.

Penyebab umum kesepian

1. Masa penuaan.
Tentu saja, karena mereka yang sudah berusia lanjut sudah mengalami banyak fase keterpisahan sepanjang hidupnya. Setidaknya orang tua yang sudah meninggal. Tidak sedikit yang ditinggal meninggal oleh pasangan, anak-anak yang sudah menikah dan tidak lagi tinggal seatap dengan mereka.

2. Sering berpindah rumah atau sekolah atau tempat kerja.
Hal ini mengakibatkan kesulitan untuk menjalin relasi dengan lingkungan sosial di sekitar secara intensif dan mendalam. Selain dialami oleh orang dewasa tunggal yang sering berpindah tugas karena faktor pekerjaan, kesepian ini juga dialami oleh anak dan pasangan yang juga menyertai pola hidup nomaden seseorang.

3. Sikap introvert dan harga diri yang rendah.
Mereka yang asli introvert jelas menutup atau mengisolasi diri dari lingkungan sosial sekitar. Tetapi bagi mereka dengan harga diri yang rendah bisa dibantu oleh teman atau saudaranya untuk lebih berani mengekspresikan diri lagi.

4. Kondisi mood yang sering berganti atau mengidap bipolar.
Jika memang sudah tahap tidak bisa mengontrol perasaan sendiri, maka tidak ada cara lain lagi selain mengunjungi psikolog atau psikiater.

Ciri-ciri orang kesepian

1. Menghabiskan banyak waktu di medsos.
Siapa bilang medsos bisa mengusir rasa kesepian?

Dalam sebuah penelitian di University of California membuktikan kalau mereka yang menghabiskan waktu di medsos lebih dari 2 jam dalam sehari, tingkat kesepiannya justru 2 kali lebih besar loh dari mereka yang hanya betah selama 30 menit atau kurang. Sebagai asisten profesor yang bekerja di divisi kesehatan masyarakat global di sana, Holly Shakya berkomentar, "Inilah bukti bahwa menggantikan hubungan sosial di dunia nyata dengan media sosial cenderung membawa gangguan terhadap kesehatan jiwa."

2. Banyak memikirkan materi.
Studi lain yang melibatkan 2.500 partisipan selama 6 tahun mengungkap kalau kesepian mendorong kebanyakan orang untuk sering keluar rumah dan membeli banyak barang. Artinya, jika pola belanja seseorang menjadi lebih liar dari biasanya, bisa jadi dia sedang kesepian.

3. Tidak bisa berhenti menonton.
Binge-watch atau tendensi melakukan nonton maraton mengindikasikan tiga hal, yaitu kesepian, depresi, dan kecanduan. Studi di University Austin of Texas membuktikannya sebagai naluri manusiawi untuk mengusir berbagai perasaan negatif yang dialami.

4. Mandi terlalu lama.
Kesepian yang diasosiasikan sebagai 'kedinginan' secara sosial dikompensasi dengan kehangatan fisik berupa mandi air hangat. Jadi, mandinya itu menggunakan air hangat. Keterkaitan antara kehangatan sosial dengan kehangatan secara fisik ini ditemukan di jurnal ilmiah Emotion sebagai hasil sebuah studi.

5. Merasa lebih stres.
Kesepian membuat kecenderungan akan stres menjadi lebih tinggi, serta meningkatkan levelnya, bahkan ketika berada dalam suasana santai. Ini bisa dicari di lama Psychology Today.

6. Berat badan bertambah.
Kebutuhan akan interaksi sosial, persahabatan, cinta, dan orang yang bisa diajak berbagi membuat kita mencari kompensasinya dengan cara banyak makan sebagai alasan perawatan diri. Kepada Unlonely Project, seorang konselor kesehatan yang bernama Ashley Turner mengungkap, "Kesepian adalah salah satu pemicu terbesar kelebihan makan."

7. Sakit tak kunjung sembuh.
Efek kronis dari kesepian ini akan dijelaskan di bagian berikutnya.

Kata ahli dan studi lainnya

Sejumlah sumber menyebutkan satu nama yang sama, yaitu seorang peneliti dari Brigham Young University bernama dr. Julianne Holt-Lunstad. Selain menekankan perlunya perhatian yang lebih serius akan kesepian, dia juga menuturkan banyak hal seputar kesepian, yaitu:

1. "Terhubung dengan orang lain secara sosial dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia, sangat penting bagi kesejahteraan dan kelangsungan hidup. Contoh ekstrimnya memperlihatkan bayi dalam perawatan jangka panjang yang kekurangan kontak manusia mengalami kegagalan untuk berkembang, dan memang akhirnya sering meninggal. Ada bukti kuat bahwa isolasi sosial dan kesepian secara signifikan meningkatkan risiko kematian dini. Besarnya risiko melebihi dari banyak indikator kesehatan terkemuka."

2. "Efek kesepian hampir bisa dibandingkan dengan obesitas. Masalah ini harus diperhatikan lebih serius oleh masyarakat demi kesehatan jiwa dan kehidupan sosial yang lebih baik."

Profesor John Cacioppo yang saya singgung tadi menemukan juga 2 hal berikut:
1. Korelasi antara kesepian dengan kesehatan tubuh.
2. Rasa kesepian bisa menular kepada orang lain. Si A yang kesepian berinteraksi dengan si B dengan cara yang negatif dan kurang menyenangkan. Lalu si B akan merasa negatif, dan kemudian memperlakukan orang-orang lain lagi dengan cara yang sama. Artinya, perasaan negatif itu menyebar.

Ada sebuah survei nasional yang dilakukan firma asuransi kesehatan bernama Cigna terhadap 20.000 orang dewasa menunjukkan hasil yang mengejutkan. Hasil studi yang dilakukan di tahun 2018 ini mengklaim kalau hampir separuh populasi warga Amerika Serikat mengalami kesepian.

Survei lain di belahan dunia Barat menghasilkan pernyataan "negara paling sepi di Eropa adalah Inggris." Epidemi kesepian di sana telah menghabiskan sekitar 26 juta dolar setiap tahunnya untuk biaya terkait kesehatan (mental) sehari-hari.

Hal ini mendorong Age UK Oxfordshire, Calouste Gulbenkian Foundation UK Branch, Independent Age, dan The Tudortrust menggelar Campaign to End Loneliness. Tujuan kampanye ini untuk:
1. Meminta pengakuan dan perhatian yang lebih besar dari para profesional kesehatan dunia akan keterkaitan kesepian dengan kesehatan yang buruk.
2. Pengaruh kesepian yang begitu besarnya dan merugikan kaum lansia.

Sebagai badan kesehatan dunia, WHO pun menilai risiko kesepian lebih tinggi dari merokok dan setara dengan diabetes.

Bahaya dari kesepian

Sebenarnya, jika kesepiannya cuma sesaat saja, tidaklah menimbulkan bahaya. Risiko baru bisa terjadi bila seseorang mengalami kesepian dalam waktu yang lama, yaitu:
1. Menjadi stres berkepanjangan sehingga depresi.
2. Mengalami gangguan tidur.
3. Peningkatan tekanan darah.
4. Penebalan pembuluh darah, yang bisa berujung pada penyakit jantung.
5. Penurunan kekebalan atau imunitas tubuh. Faktor inilah yang bisa membuat tubuh jadi gampang terserang virus atau penyakit lainnya. Nah, berarti kalau dalam masa pandemi virus corona, kesepian justru membuat kita jadi rentan akan Covid-19.
6. Kesepian menjadi faktor penyebab kematian dini. Mereka yang kesepian beresiko mengalami kematian dini 50% lebih besar dibanding dengan mereka yang memiliki relasi sosial yang baik. Benarlah kata Joko Anwar di bagian awal tulisan ini.

Maka, meskipun bekerja atau berkegiatan di rumah, hindarilah dirimu dari kesepian ya. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat di masa sulit dunia ini.

publish pertama: 31 Maret 2020

⭐⭐⭐

Tema riset: Keadaan psikologis

Sumber:

1. https://g.co/kgs/2UYz5t

2. Wikipedia:
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesepian
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesendirian

3. Situs Kelascinta:
https://kelascinta.com/romansa/apakah-anda-merasa-kesepian
https://kelascinta.com/single-life/merasa-kesepian

4. Situs Kompas:
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/10/10/161801020/9-ciri-fisik-yang-menandakan-kamu-kesepian?page=all
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/11/160000820/rasa-kesepian-memuncak-setelah-melewati-masa-kuliah

5.https://m.merdeka.com/sehat/rasa-kesepian-ternyata-bisa-membunuh-pelan-pelan.html

6.https://lifestyle.okezone.com/read/2018/10/25/196/1968791/jangan-sering-menyendiri-ternyata-kesepian-bisa-membunuh-kamu

7.https://m.detik.com/hot/celeb/d-4944797/canda-joko-anwar-selain-virus-kesepian-juga-dapat-membunuh

8.https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3591670/benarkah-kesepian-berisiko-membunuh-lebih-cepat-daripada-obesitas

9.https://www.alodokter.com/jangan-bersedih-usir-rasa-kesepian-dengan-cara-cara-ini

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro