04 Klub Pustakawan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Intro:

Cerita ini di ambil dari sebuah anime berjudul Highschool DxD milik Ichiei Ishibumi. Saya hanya meminjam cerita miliknya.

Di cerita ini, saya akan memperkenalkan sosok seorang pemuda yang bereinkarnasi menjadi salah satu bangsa iblis Phenex. Kehidupan barunya akan menjadi pengalaman berharga di setiap chapter.

Selamat membaca yaw!
........

Achazia dan Gen berjalan beriringan menuju perpustakaan. Banyak para gadis berteriak histeris melihat ketampanan wajah mereka.

Saat ini, Achazia dan Gen akan membentuk sebuah klub. Di mana itu ditunjukkan sebagai markas mereka, tetapi persyaratan memungkinkan untuk memiliki minimal 4 anggota. Dan hanya baru terkumpul dua anggota saja.

"Kita harus mencari anggota lainnya," ucap Gen.

"Hmm ... Aku sih memiliki beberapa kandidat dan mereka bukanlah manusia biasa," jawab Achazia santai.

Setidaknya mereka masih memiliki waktu selama seminggu untuk mencari anggota. Jika lewat dari waktu tersebut, terpaksa klubnya akan dibubarkan. Namun, bagi Achazia sang keturunan Phenex hal itu dibebaskan.

Gen menatap ke arah Achazia. Dari tatapan tersebut terlihat jelas bahwa ia menanyakan siapa saja kandidat itu.

"Di kelas sebelah terdapat seorang youkai dan gadis yang kita tolong semalam," jawab Achazia.

Gen sedikit tertegun. Rajanya ingin membuat gadis itu menjadi salah satu budaknya dan ia pun menyetujui. Ada aura kekuatan yang terpancar dari gadis tersebut.

Perkerjaan mereka sebagian telah selesai. Saatnya Achazia dan Gen akan menuju kelas X-4 di mana calon anggota klub berada.

"Apa kau siap?" tanya Achazia.

"Saya selalu siap, King," jawab Gen menunduk hormat ala ksatria kerajaan.

Achazia tertawa kecil. Kebiasaan Gen memang susah menghilang, mungkin ia sudah diajarkan sejak masih kecil. Ia juga tak terlalu mempedulikan hal itu, biarkan Gen melakukannya sesuka hati tanpa paksaan.
.
.
.
.

~Kelas X-4~

Kedatangan kedua pemuda tampan itu membuat suasana kelas menjadi sedikit rusuh. Beberapa perempuan mencoba mendekati mereka, namun ada sebuah penghalang yang membuat mereka mengurungkan niatnya. Tentu saja itu adalah kekuatan iblis milik Achazia. Ia tak ingin membuat kekacauan di kelas lain.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang gadis berkacamata. Ia memperkenalkan diri sebagai ketua kelas X-4 bernama Gina.

"Saya ingin bertemu deng-,"

Perkataan Achazia terpotong. Seorang gadis berambut merah muda baru saja memasuki kelas dan menyapa satu kelas dengan semangat.

"Selamat pagi minna!" serunya.

"Pagi Asaka-chan," sahut para lelaki di dalam kelas. Kericuhan terjadi lagi.

"Ah, aku ingin bertemu dengannya," ucap Achazia menunjuk ke arah gadis yang bernama Asaka itu.

Asaka tentunya saja bingung. Ia menatap Achazia dan Gen selama satu menit. Aura iblis yang mereka pancarkan begitu kuat, namun tak membuatnya menjadi terintimidasi sebaiknya malah bersahabat.

"Ahahaha ... Bagaimana kalau kita berbicara di luar saja," saran Asaka gugup.

Achazia menganggukan kepala kecil sebagai jawaban 'iya'. Kepergian ketiga murid yang menurut para siswa populer membuat kehebohan. Mereka pun mulai memilih tempat di salah satu ruang kelas tak terpakai.

Suasana cukup canggung setelah sampai di tempat tujuan. Achazia maju selangkah. Ia memperkenalkan diri sebagai iblis begitupula dengan Gen. Walau Asaka sudah mengetahuinya, ini hanya sebagai bentuk formalitas saja di antara mereka.

"Jadi ... apa yang kau ingin bicarakan denganku?" tanya Asaka langsung ke inti utama pembicaraan. Ia harus cepat memasuki kelas karena pelajaran pertama akan segera di mulai.

Achazia tersenyum kecil. Ia sedikit melirik ke arah gundukan dua gunung milik Asaka. Pikiran itu langsung ditepis agar tidak menunjukkan sisi mesumnya di hadapan gadis yang ada di depannya ini.

"Aku sedang membuat sebuah klub pustakawan dan mencari beberapa anggota untuk memenuhi persyaratan," jawab Achazia.

Asaka sedikit tertegun. Ia sudah mengetahui arah pembicaraan ini. "Kau ingin mengajakku bergabung," ucapnya.

"Tepat sekali," balas Achazia.

Gen hanya diam. Ia tak mau mengganggu pembicaraan rajanya. Ini salah satu bentuk penghormatan dari klannya.

"Aku bersedia, tapi ada satu persyaratan," ujar Asaka.

"Apa itu? Setidaknya tidak memberatkan diriku hehe," tanya Achazia tertawa kecil.

Asaka melirik ke arah Gen dan Achazia bergantian. Ia menghirup udara sebanyak-banyaknya.

"Aku ingin kau menjadikan ku salah satu budakmu," jawab Asaka tersenyum tipis.
.
.
.
.

Hal itu membuat suasana menjadi agak tegang. Achazia tak memikirkan sampai ke situ dan ia cukup terkejut atas persyaratan dari Asaka. Padahal ia hanya niat untuk mengajaknya sebagai anggota klub pustakawan saja dan tak lebih dari itu.

"Apa kau tidak keberatan dengan persyaratanku ini?" tanya Asaka. Ia sudah tak memiliki waktu lagi. Ia sempat melirik beberapa jam tangan miliknya.

Achazia langsung memeluk erat tubuh Asaka. Itu sebagai tanda penerimaan dan mencoba menganalisa bentuk kedua payudara milik Asaka.

Asaka terkejut. Ia pun merasakan perasaan hangat. Sepertinya ia diterima dengan mudah.

"Baiklah, aku takkan berlama-lama lagi. Aku akan melakukan upacara saat ini juga." ucap Achazia.

Achazia mulai mengeluarkan evil pieces miliknya yang berjumlah 14. Dua diantara sudah berada di dalam dirinya dan Gen. Salah satu bidak kuda yang tersisa memancarkan sinarnya.

Tentunya Achazia tak mengira bahwa bidak kuda yang bereaksi. Ia berpikir bidak benteng dan bukan bidak itu. Tanpa berlama-lama proses pemindahan selesai.

Kini Asaka resmi menjadi salah satu budaknya yaitu seorang ksatria seperti Gen. Asaka memunculkan sepasang sayap kelelawar dan wujud asli dirinya sebagai youkai ras Bunny.

"Terima kasih telah menerimaku sebagai budak dari klan Phenex. Saya tidak akan menyia-nyiakan dan akan terus berada di  sisi King sampai maut memisahkan." ucap Asaka lantang. Ia juga berpose ala ksataria mirip Gen sebelumnya.

Achazia menyuruh Asaka untuk berdiri. Hari ini menjadi hari yang menyenangkan baginya. Gen ikut senang dengan penambahan Asaka masuk ke dalam budak milik Achazia.

"Aku penasaran dengan ilmu pedangmu," ucap Gen. Itu sebagai tantangan sendiri bagi sesama ksatria.

"Ahahaha ... Aku ingin mencoba bertarung melawanmu," balas Asaka riang.

Achazia tersenyum kecil melihat interaksi antara kedua budak atau anggota keluarga barunya ini. "Selamat bergabung di dalam keluarga Phenex," sambutnya bahagia.

"Terima kasih Raja," balas Asaka tersenyum.

Kejadian ini harus dihentikan sejenak. Bel masuk telah berbunyi dan menandakan bahwa pelajaran akan segera di mulai. Mereka pun berpisah menuju ke kelas masing-masing.
.
.
.
.

~Klub Pustakawan~

Achazia, Gen dan Asaka telah berkumpul di dalam salah satu ruang perpustakaan yang tak terpakai. Sebagian ruangan telah dibersihkan oleh kedua pemuda tampan itu tadi pagi.

Beberapa perlengkapan sudah mulai memenuhi ruangan. Kekayaan yang dimiliki Phenex bisa membuat hal itu menjadi cepat terbeli.

Asuka duduk di salah satu sofa berwarna orange. Ia cukup menikmati suasana ruang klub barunya ini. Ia tidak berbohong kalau kekuatan yang dimiliki saat ini sungguh meningkat drastis.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Gen.

Sejak tadi Gen melihat gerak gerik Asaka yang terlalu hiperaktif. Ia takut terjadi sesuatu kepada iblis baru dan dapat mengganggu ketenangan raja Achazia.

"Baik sekali!" jawab Asaka semangat.

Gen langsung diam. Ia harus bertahan dengan suasana baru di kelompok ini. Ia melirik ke arah sang raja yang terdiam memandangi langit.

Tiba-tiba sebuah aura kuat muncul di area sekolah. Achazia dan kedua anggota keluarganya memutuskan untuk melihat keadaan di luar sekolah.

Langit menjadi gelap. Beberapa helai bulu gagak terjatuh dari atas langit. Mereka merasakan aura itu semakin kuat dan jahat.

"Akhirnya kau keluar juga ... pewaris iblis Phenex," ucap seorang pria yang terbang melayang di langit. Ia memiliki dua pasang sayap di punggungnya.

"Kau!"

"Bersambung"

(Selasa, 02 Februari 2021)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro