senin - gitar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Terkadang, di tengah-tengah hamparan salju tebal dan diselimuti hawa dingin yang menusuk, Gepard bisa mendengar suara familiar gitar kakaknya. 

Nadanya tidak selalu sama. Terkadang melodinya mengalun lembut, di lain hari penuh gairah dan semangat. Yang mana pun itu, semuanya Gepard dengarkan sampai akhir.

"Geppie, menurutmu ini sudah enak didengar belum?"

Meski nggak enak didengar, aku akan tetap suka kok. 

"Nih, kuberi kau album terbaru kami, gratis! Mana terima kasihnya?"

Makasih …, tapi lain kali aku mau beli sendiri saja. Kalau nggak ada yang beli nanti uang makan kakak darimana?

"Nggak papa, Geppie. Kakakmu nggak bakal ke mana mana, jadi kalau ayah ke sini, aku akan melindungimu!"

Maaf, karena aku lagi-lagi harus kakak yang …

"Geppie … Cocolia … Aku harus apa?"

Aku di sini. 

Halusinasi, logikanya berkata. 

Laporkan Dunn, bisa jadi ini hal gawat, sisi kaptennya mendesak. 

Pulang, temui Serval, hati dan keinginannya sejalan.

Pada akhirnya Gepard tidak pernah melakukan apapun. 

Ini mungkin halusinasi, tetapi sepertinya tidak terlalu buruk. Tidak perlu memberitahu Dunn segala, Gepard tahu betul mana hal yang seharusnya dilaporkan kepada sesama prajurit dan tidak. Ia akan pulang nanti, tetapi sekarang pun Gepard sudah berada di rumah. 

Selama ia bisa mendengar petikan gitar dan senandung kakaknya itu, semua tempat adalah rumah baginya. Nyata atau tidaknya hal tersebut tak jadi soal. 

Ia bersandar pada kotak gitar Serval yang selalu dibawanya ke mana pun, ditulikannya suara-suara lainnya yang tidak penting lalu Gepard menutup mata—terbuai dalam petikan gitar sang kakak yang tidak ada di sana.

===

Ditulis buat dapet poin fragment
SFragment

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro