01 - 02 - 2021 : Asal Mula

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Song/music: Nier: Automata – City Ruins–Ray of Light

...

Hari ke-1: Buat sebuah karya dengan tema "Penciptaan".

...

Asal Mula

Elvan termenung sendirian di perpustakaan Pusat Badan Arkeologi Nasional di mana dia bekerja. Sudah hampir satu jam lelaki itu menatap buku yang ada di depannya. Guratan kebingungan jelas terpatri di sana. Alis mengerut, tangan terlipat di depan dada.

Pintu perpustakaan terbuka disertai bunyi decitan. Seorang pemuda tinggi menghampiri Elvan yang tengah menjambak rambut frustrasi.

"Aku mencarimu ke mana-mana," ujar pemuda itu, lantas duduk di kursi menghadap Elvan. "Kau tidak lelah apa? Menekuri buku itu dari kemarin?"

Elvan menyugar rambut keemasannya yang berantakan. "Hei," sapanya. "Mau bagaimana lagi, risiko pekerjaan." Pemuda itu kembali membaca buku tebal di tangannya. "Astaga, manuskrip ini susah sekali diterjemahkan!"

"Hei, hei tenanglah." Arya, teman terdekat Elvan, mencoba menenangkan. "Walaupun sulit, tetapi ada kemajuan, 'kan?" tanya lelaki itu lembut.

"Ya, begitulah," sahut Elvan malas.

"Kau tidak keberatan menceritakan terjemahanmu padaku? Mungkin itu bisa merelakskan pikiranmu walau sedikit."

Mata hijau milik Elvan memandang Arya intens. Sebenarnya dia sangat malas untuk bercerita, tetapi melihat senyum lelaki itu yang tulus membuatnya mau tidak mau menurut.

"Ck, baiklah," katanya sebal, kemudian bercerita.

Manuskrip itu menceritakan tentang penciptaan dan asal mula ras-ras yang ada di Erdeae.

Dewi Ala dan Dewa Fathe dipercaya sebagai dewa-dewi pertama yang ada. Mereka menciptakan ras Alafathe sebagai makhluk pertama yang mendiami dunia. Dicerminkan dalam citra mereka; rambut keemasan, telinga lancip, hidung mancung, kulit putih bersih mulus, mata hijau kebiruan serta memiliki kemampuan manipulasi.

Ras Alafathe menjadi ras unggul karena merupakan keturunan langsung dari para dewata. Mereka mendiami wilayah utara Erdeae sampai akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Karena wilayah yang berbeda-beda, mereka akhirnya harus beradaptasi dan terbentuklah ras-ras baru hasil dari perkawinan campuran, mutasi genetik, dan paksaan alam. Di antara ras-ras yang ada, ras yang terbanyak adalah Fae, Cleine dan Manusia.

Selama beribu-ribu tahun, ras-ras yang ada mulai membentuk peradaban dan budaya masing-masing. Ras Alafathe, penguasa benua Verdena Utara. Ras Manusia, penghuni benua Verdena Selatan. Ras Fae, mendiami benua Parthive Utara dan ras Cleine, menghuni Parthive Selatan.

Selesai.

"Itu saja?" tanya Arya, berusaha terdengar agar tidak kecewa.

"Iya. Aku, kan, sudah bilang kalau baru sebagian yang berhasil kuterjemahkan," jawab Elvan. "Maaf saja kalau kau tidak puas." Nadanya terdengar ketus.

"Bu ... bukan begitu maksudku. Maaf kalau aku menyinggung perasaanmu."

Elvan menghela napas. "Kau tahu? Catatan sejarah orang-orang terdahulu sering kali berbentuk puisi, lagu, pujian, himne, kisah kepahlawanan. Jarang sekali yang berbentuk jurnal, catatan harian atau bentuk deskripsi lainnya. Makanya aku kesulitan untuk menerjemahkan makna yang sebenarnya."

"Aku akan membantu kalau aku bisa!" Arya menggebrak meja sampai membuat Elvan kaget.

Pemuda bermata hijau itu tersenyum. Tingkah temannya sungguh berlebihan sampai berhasil menggelitik dirinya. "Tidak apa-apa. Aku hanya stres sedikit. Lagi pula, menerjemahkan hal seperti ini selalu menambah wawasanku terhadap bangsa sendiri. Sebenarnya ini menyenangkan kalau dilihat dari sudut pandang lain. Versi asli yang berbentuk himne pujian untuk para dewa ini sangat indah. Hanya saja tenggat waktu membuatnya tidak menyenangkan." Senyum Elvan memudar di akhir kalimat.

Arya menepuk bahu Elvan pelan. Mata mereka bertemu. Senyum berkembang di wajah si lelaki bermata hijau, ia lantas tertawa. Arya yang melihat pemuda di depannya tergelak akhirnya tertular. Mereka pun tertawa bersama.

-oOo-

A/N

Hari pertama dari DWC NPC 2021 \('-')/

Fighting, All!!! (9'-')9

Semoga lagu yang disuguhkan masuk dengan mood saat membaca.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro