B4b 1 - B4g14n 4 (D1s4str)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Amber Jewel, Olnymp State (26th July 2019)

"Yak! Kali ini kita akan membaca titipan salam dari para pendengar setia radio Jewelville Country fm. Aku sudah menerima 5 titipan pesan Ha. Ha. Ha!" suara penyiar radio yang berat dengan latar potongan akhir lagu country dinyanyikan oleh Loretta Lynn berjudul Coal Miners Daughter, menemani malam damai seorang pria renta yang tengah duduk pada beranda kabin kayu sambil menyaksikan langit malam bertabur bintang di tengah hutan. "Aku ingin mengirim salam untuk Ayah yang tinggal di Midwest County, katakan padanya bahwa aku sangat merindukan percakapan tengah malam dan makan malam di Kedai Myers. Wah, kita menemukan seorang anak yang berbakti dengan orang tuanya, baiklah semoga Ayahmu mendengar pesan ini."

Midwest County. Sebuah kota penuh kenangan pahit dan manis baginya. Kakek itu menyesap sekaleng bir yang sudah setengah habis lalu memikirkan kabar kedua cucuknya yang tinggal di sana. Sudah lama tak bersua dengan mereka, hidupnya menjadi hampa seperti tak ada tujuan. Namun dia harus tetap bekerja menyambung hidup sebagai penambang di dalam hutan Amber. Desa kecil bernama Amber Jewel ini merupakan tempat tinggalnya sejak sepuluh tahun lalu. Dia bertolak dari Midwest County lalu menetap di kabin tua milik kerabatnya yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Gaji yang diterimanya tak seberapa, tetapi cukup untuk membantu dua cucuknya mengenyam pendidikan di sana.

Kali ini lagu berjudul Crazy yang dinyanyikan oleh Willie Nelson memanjakan telinga walaupun suara radio tua itu telah sember. Dibalik tubuh renta dan lelahnya, dia masih tak berhenti memikirkan cucuknya. Bagaimana kabar sekolah mereka? Apakah mereka akur? Mereka sudah makan atau belum? Jangan salah, pertanyaan itu menghantui dirinya hingga membuat tak napsu makan. Belum lagi melihat kondisi dunia yang sudah separah ini. Rasanya, kakek cukup menyesal meninggalkan mereka di kota.

Desir angin malam menggoyangkan dahan meninggalkan bunyi bergesek yang memanjakan telinga. Anjing jantan jenis English Mastiff berwarna cokelat kekuningan tengah bermalas-malasan di sebelah kakinya. Salah satu cucuknya yang bernama Adrianne sangat menyayangi English Mastiff ini. Dia bahkan menamai anjing itu Leal yang memiliki arti setia.

"Yah, kau terlihat bosan tinggal bersama Kakek tua ini ya, Leal?" sapa kakek lalu mengelus lembut anjingnya yang terlihat menikmati perlakuan tersebut, "Apakah kau merindukan Adrianne dan Max, Nak?"

Woof!

Gonggongan berat itu seakan menjawab pertanyaan kakek dengan respon, ya, aku merindukan mereka apalagi Adrianne.

"Aku tahu, Nak. Aku juga merindukan mereka," lanjutnya kemudian kembali menggerakan kursi goyangnya. Kenangan itu menyapa ingatannya dengan jelas, bagaimana dulu kakek mengantar Adrianne dan Max ke sekolah, saat menyeberang jalan menggenggam erat kedua tangan cucuknya lalu mengajarkan mereka untuk melihat ke kanan dan kiri sebelum beranjak pergi.

Woof! Leal menggonggong lagi karena kepalanya ingin diusap. Kakek pun menuruti.

Usianya telah memasuki 72 tahun, tentunya menjadi buruh tambang bukanlah hal mudah. Beruntung, kakek pernah ikut pelatihan militer dan berperang pada tahun 1965. Dia membela Olnymp State yang tergabung dalam Angkatan Darat Wolf Storm, Resimen II. Sebuah tahun-tahun penuh penderitaan dan kehilangan.

Perang itu merugikan negara Olnymp State karena kalah telak melawan Republic of Arcobion. Invasi yang dilancarkan oleh Olnymp State bersama negara sekutu dikecam oleh dunia bahkan rakyatnya sendiri. Ironis. Mereka kalah ditambah kehilangan rasa kepercayaan rakyat. Presiden yang memutuskan perang itu mundur secara tak terhormat. Namun lebih parahnya lagi, para tentara yang selamat dan dipulangkan ke Olnymp State malah dihina dan diludahi oleh rakyat mereka.

Kakek mengusap mata dengan jari telunjuk dan jempolnya. Udara dingin mulai menggigit kulit tetapi dia masih mengenakan kemeja lengan pendek bermotif garis dengan warna dasar hijau tua. Kenangan tersebut bagaikan truk berkecepatan tinggi yang menabrak tubuh rentanya.

Sedikit yang orang-orang tahu, para prajurit muda yang selamat itu sejujurnya tidak tahu-menahu soal perang ini. Mereka direkrut kemudian dikirim ke medan perang atas nama negara. Singkatnya, para prajurit tersebut termasuk si kakek adalah korban politik.

"Mohon maaf menginterupsi lagu yang sedang diputar karena ada berita darurat dari Midwest County." Kakek itu langsung menengok dan mengambil kotak kecil tua yang sedari tadi ia dengarkan lalu menempelkan ke telinga karena suaranya putus-putus, "Telah terjadi ledakan dengan skala besar di Midwest County pada pukul 20:33. Belum ada kepastian siapa yang melakukan dan berapa jumlah korban yang terkena ledakan. Setelah ini, saluran radio akan diambil alih dengan saluran darurat. Informasi terkni, listrik telah padam di Midwest County. Saya akan pamit undur diri dan marilah kita berdoa agar bencana ini cepat selesai. Godspeed!"

Bunyi statis langsung memutus lagu-lagu country yang sedang dimainkan. Kakek lalu berdiri dan membuka pintu kasa kabinnya saking tergesa hingga tersandung kaki meja. Leal dengan setia mengikuti dari belakang, buntutnya bergoyang cepat seolah merasakan kecemasan yang dirasakn tuannya. Bir yang sedari tadi digenggamnya tumpah membasahi lantai kayu. Ia melewati ruang tamu dengan pajangan tengkorak rusa di atas perapian kemudian meraih telepon rumahnya untuk memastikan bahwa saluran telepon tidak terputus. Dia sangat mengkhawatirkan kedua cucunya—Adrianne dan Max. Sayangnya, tidak ada suara nada sambung atau bunyi 'tuut' yang panjang. Dia membanting gagang telepon lalu mengusap wajahnya.

Woof! Woof!

"Astaga, Adrianne, Max. Kalian dimana?" katanya monolog seraya duduk di bangku kecil dekat telepon. Leal menaruh kepalanya di atas paha kakek. Suaranya memelas karena tak tahan melihat tuan bersedih. 

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro