GD; 12

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

HELLO!!

Nggak kerasa udah di hari terakhir Precious dan malam ini aku bakal boompart untuk kalian semua 🥳🎉

Semangat menyambut hari senin di tahun 2022 besok semuanya!! Dan, mungkin juga aku bakal hiatus yang nggak tahu kapan bakal balik karena ada yang harus aku fokusin tentang sekolah dan organisasi ☺️🙏

Kuy, lah!
Seru-seruan komen gemoy sama bintangnya juga biar makin seru yaaw 😉

Putar lagunya biar makin uwu

SELAMAT MEMBACA!
ENJOY!

GD; 12

"HIIH!! Lo kenapa, sih, ikutin gue?"

"Mau balikan."

Diandra mengernyitkan dahinya dalam menatap Gery yang menyengir kepadanya. Beberapa orang yang berlalu lalang di rumah sakit pun terlihat menahan tawa dan senyum mereka melihat Gery yang membuntuti Diandra sedari tadi.

Suara ibu-ibu menyapa Gery membuat keduanya pun kompak kembali bersikap normal atau lebih tepatnya professional.

Ah, iya! Diandra sudah kembali lagi menjadi Psikolog di Rumah Sakit Internasional dan sudah tidak lagi mengurus perusahaannya yang kini diurus Paman dari mendiang ayahnya dan juga Deo adiknya.

"Dokter Gery! Sudah lama sekali saya tidak melihat dokter, saya dengar sekarang sudah menjadi Profesor, ya?" kata ibu-ibu sosialita tersebut.

Gery mengangguk sopan dengan tersenyum ramah. "Alhamdulillah. Bu Rosa apa kabar? Bagaimana dengan anaknya sudah lebih baik?" tanya balik Gery.

"Sudah. Berkat bantuan dokter Gery anak saya jadi semangat untuk sembuh. Sekarang dia sudah tidak kesakitan lagi," jawab ibu tersebut. "Ah, iya! Sepertinya jarak umur antara anak saya dan dokter Gery tidak terlalu jauh, ya?" tanya ibu tersebut yang diangguki Gery.

"Sepertinya iya."

"Nah! Kalau begitu saya lihat dokter Gery ini belum ada pasangan, jadi sepertinya cocok bila anak saya nanti menjadi bu dok-"

"Kebetulan saya sudah mendapat Bu Dokter dalam hidup saya," sela Gery dengan merangkuh pinggang Diandra yang melebarkan kedua matanya tapi masih berusaha tersenyum.

"Oh, iya? Maaf kalau begitu saya kira masih lajang," kata ibu tersebut. "Kalau begitu saya pamit lebih dulu, Dok. Maaf mengganggu waktunya bersama istrinya, permisi," lanjut ibu tersebut.

"Iya, Bu Rosa. Hati-hati di jalan," balas Gery masih merangkuh pinggang Diandra membuat cewek itu sulit bergerak karena Gery yang sangat erat merangkuh pinggangnya.

Setelah ibu dari pasien Gery itu pergi baru lah Diandra bisa melepaskan rangkuhan Gery pada pinggangnya. Sedangkan Gery terlihat kecewa dari mimik wajahnya yang justru terlihat lucu.

"Udah cocok, loh, tadi. Serius nggak mau dilanjut?" tanya Gery lagi dengan mudahnya sedangkan Diandra menatap cowok itu tak mengerti dengan menggelengkan kepalanya.

Sejak mereka kembali bertemu di halte bus malam itu keduanya saling bertukar cerita termasuk Diandra yang juga menceritakan siapa Dirsya dan perjodohan mereka yang batal.

Entah Diandra beruntung atau tidak setelah Gery mendengar kabar tersebut dari Diandra langsung cowok itu mulai bertingkah dan terus meminta balikkan dengan Diandra sama seperti saat mereka SMA dulu hanya bedanya dulu Gery mengejar Diandra untuk menjadi pacarnya tapi kini meminta balikkan.

Gery berdecak kesal. "Udah, lah, Di. Aku tau kamu udah capek sama semua pencariannya dan aku juga. Aku mau ajak kamu bikin awal baru lebih dari sebelumnya. Mau, ya, balik sama aku?" ujar Gery sungguh-sungguh menatap tepat pada manik mata Diandra.

Apa barusan Gery menembaknya? Jujur jantung Diandra sudah berdetak tak karuan dari awal kalimat yang keluar dari mulut cowok itu. Mungkin, kah, mereka harus kembali bersama lagi setelah menyelesaikannya dua tahun lalu atau bisa dibilang menunda kebersamaan?

"Dulu belakang sekolah deket rumah satpam jadi saksi lo nembak gue, sekarang konsep minta balikkannya di rumah sakit gitu?" balas Diandra membuat Gery terkekeh begitupun Diandra yang juga ikut tersenyum kecil.

"Yang penting niat sama tujuannya serius. Tempat romantis, bunga, atau cokelat cuma pemanis, kan?" kata Gery kepada Diandra yang tersenyum dan mengangguk setuju.

"Jadi..." Gery menggantung ucapannya menunggu Diandra yang tak kunjung memberi jawaban.

Diandra berdeham dan baru akan menjawab tapi seorang suster datang terburu-buru menghampiri Gery dari arah UGD.

"Dok! Ada pasien kecelakaan parah yang sepertinya harus di operasi," ujar suster tersebut panik membuat Gery membulatkan kedua matanya begitu pun Diandra.

"Baik, kita kesana sekarang," kata Gery yang diangguki suster tersebut dengan menunjuk seorang pasien yang sedang dibawa menggunakan brankar.

Melihat Gery yang mulai berjalan untuk menyusul pasien yang membutuhkan pertolongannya tersebut Diandra pun tersadar dan langsung memanggil nama cowok itu.

"Gery! Iya, kita balikan," kata Diandra sedikit berteriak membuat Gery seketika berhanti berjalan dan langsung membalikkan badannya.

Terlihat raut wajah bahagia yang sulit cowok itu jabarkan. Suster yang mendengarnya pun juga ikut tersenyum ikut merasakan kebahagiaan dari wajah Gery dan Diandra.

Gery pun segera berlari sebentar ke arah Diandra dan langsung mencium kening Diandra lama dengan senyum bahagia yang terukir dikeduanya.

"Tungguin aku selesai operasi, ya," ujar Gery kepada Diandra yang diangguki wanita itu.

Wanitanya kembali. Dua kata yang mampu menerbitkan kembali semangat dan kebahagiaan dalam hidup Gery.

Kini, hidupnya kembali lengkap dan cowok itu tidak lagi mengkhawatirkan apapun karena kini ia yakin apa yang menjadi miliknya pasti akan kembali dan datang untuknya.

****

Gery keluar dari ruang operasi dengan melepas pakaian operasinya, masker, sarung tangan, dan penutup kepala sebelum akhirnya membuangnya di tempat yang sudah disediakan. Operasi berjalan lancar tanpa ada halangan dan pasien pun sudah dipindahkan ke ruang inap.

Gery membalikkan badannya dan langsung bertemu dengan Diandra yang berdiri tak jauh darinya dengan membawa kopi latte kesukaan Gery. Cowok itu pun tersenyum hangat dan berjalan menghampiri pacarnya tersebut.

Gery mengusap rambut Diandra lembut sebelum mengecupnya singkat. Keduanya seperti orang yang baru saja berpacaran padahal tanpa orang lain ketahui ada banyak hal yang telah mereka lalui sebelum akhirnya kembali bersama lagi.

"Udah lama, bie?" tanya Gery.

Diandra menggelengkan kepalanya. "Baru aja. Capek banget, ya?" tanya balik Diandra membuat Gery menoleh untuk menatap wajah cantik itu dengan senyum hangatnya yang kembali terukir.

"Udah nggak habis lihat kamu," sahut Gery membuat Diandra berdecak pelan sebelum akhirnya menggandeng lengan Gery.

"Gombal banget dasar." Diandra berujar membuat Gery tertawa pelan mendengarnya. "Ah, iya! Aku lupa lagi panasin toppokki di ruangan kamu. Ayo-ayo! Keburu makin ngembang," kata Diandra teringat ia meninggalkan toppokki tersebut di ruang kerja Gery.

Perempuan itu menarik telunjuk Gery yang digenggamnya. Sudah menjadi kebiasaan Diandra menggandeng tangan Gery seperti itu. Terlihat menggemaskan seperti anak kecil membuat Gery tak kuasa untuk mengacak-acak pelan rambut pacarnya tersebut sebelum kembali merapikannya lagi.

"Mau mahar apa?" tanya Gery kepada Diandra yang langsung menoleh.

"Jangan bikin deg-degan dulu, deh. Itu kalau mesin pemanasnya meledak aset-aset kamu buat nafkahin aku nanti ikut kebakar akunya yang nggak rela," sahut Diandra lagi membuat Gery kontan terbahak mendengarnya.

"Capek banget punya cewek anak pertama," keluh Gery yang tentunya becanda dengan masih tertawa. "Besok pagi, ya, ke KUA biar cepet tinggal serumah," ujar Gery lagi.

"Sak karepmu, Mas!" sahut Diandra sebelum berlari lebih dulu memasuki ruangan dokter milik Gery yang ada di rumah sakit tersebut lain halnya dengan Gery yang masih saja tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan Diandra yang semakin membuatnya jatuh cinta berkali-kali.

****

Udahan senyum-senyumnya nanti rahangnya pegel itu wkwk 🙈

Selamat melanjutkan ke bagian selanjutnyaa 🙌🏻

SALAM HANGAT
IBU KEPALA SUKU PASCAL
sekar_pipit
pascal.official

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro