GD; 7

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

HALLOOO!!

Apa kabar semuanyaa?
Happy Holidayy 🥳🥳

Kangen banget update ginii 🥺 semoga bisa terus rutin yaaa hehe 🙈

Masih semangat buat komen gemoy sama votenyaa?

GASS!!
KOMEN GEMOY SAMA BINTANGNYA JANGAN LUPAA 😉

Follow juga instagram @pascal.official karena mereka lagi open follback 🎉

Selamat Membaca!
Enjoy!

GD; 7

"ANJING!"

Pukulan telak itu menjadi akhir perkelahiannya dengan preman jalanan yang mengkroyok salah satu anggota Pascal atau bisa dibilang adik kelas Gery meskipun terpaut jarak yang cukup jauh.

Setelah memastikan para preman-preman itu meninggalkan tempat tersebut, Gery pun bergegas membantu cowok remaja yang sedari tadi memperhatikan Gery dengan tatapan takjub.

"Lain kali kalau lo pergi sendiri ganti dulu jaketnya. Kadang nggak semua tempat bersahabat buat Pascal dan bisa aja preman-preman tadi orang suruhan atau mata-mata dari geng lain," nasihat Gery yang diangguki patuh cowok dengan balutan seragam SMA tersebut dan juga jaket Pascal.

"Thanks, Bang. Besok gue bakal lebih hati-hati."

Gery menganggukkan kepalanya. "Nama lo siapa?"

"Galih."

"Gue Gery."

Setelahnya Gery membalikkan badan dan berniat untuk pergi tanpa mengucapkan apa pun. Namun, rupanya cowok bernama Galih itu menahan pergerakan Gery membuat ia membalikkan badannya dengan menaikkan kedua alis.

"Sorry, Bang. Sebagai tanda terima kasih kalau lo butuh bantuan apa pun itu gue siap bantuin begitu pun juga temen-temen gue yang lain. Gue Galih dari anggota Pascal," ujar Galih.

Gery tersenyum kecil. Kepolosan ini tidak bisa disalahkan karena wajar bila juniornya di Pascal ini tidak mengetahui Gery meskipun terdapat foto-foto terpajang bahkan dalam album Pascal pun juga terdapat foto Gery saat masih SMA.

"Angkatan berapa?" tanya Gery.

"Dua puluh, Bang," jawab Galih.

Gery mengangguk lagi dengan mengukir senyum kecilnya sebelum mengeluarkan kalung dengan bandul hitam sama dengan yang dipakai Galih membuat cowok dengan celana abu-abu khas anak sekolah itu membulatkan kedua matanya.

"Angkatan sepuluh." Gery berujar dengan senyum kecilnya sebelum menepuk pundak Galih yang langsung menundukkan kepalanya merasa bersalah tidak mengenali seniornya yang termasuk dalam jajaran 'Lord Of Pascal' tersebut.

"Maaf, Bang. Gu-gue nggak tau kalau lo juga anggota Pascal," kata Galih terbata membuat Gery tertawa mendengarnya.

"Udah pensiun. Wajar lo nggak tau," kekeh Gery. "Titip salam buat anak Pascal lainnya," lanjut Gery.

"Siap, laksanakan!" sahut Galih.

"Ah, iya!" Gery menjedanya dengan memperhatikan Galih yang tidak berani menatap matanya. "Lo petarung hebat, Lih," lanjut Gery yang detik itu membuat Galih kembali mendongakkan kepalanya dengan pandangan tak percaya karena bagi Galih itu adalah suatu kehormatan baginya mendapat kalimat berharga tersebut dari salah satu Lord Pascal.

Setelah menepuk bahu Galih, Gery pun benar-benar melangkah pergi meninggalkan Galih menuju mobilnya yang terparkir.

Di kejauhan Galih berseru terima kasih dengan nada semangat yang bisa Gery bayangkan wajah bahagia dari juniornya tersebut membuat Gery hanya membalasnya dengan melambaikan tangan tanpa membalikkan badannya meskipun senyumnya juga ikut terukir.

Lelah menyelesaikan kasus kecelakaan yang menimpa Aksara yang benar adanya kecelakaan tersebut adalah kecelakaan berencana dan syukurnya Gery, Xabiru, dan Artik dapat menemukan tersangkanya yang merupakan salah satu rival dari perusahaan yang dipimpin Aksara.

Sejauh apa pun Gery menyembunyikan salah satu identitasnya sebagai 'mantan' anggota Geng besar yang ditakuti banyak orang, akan ada kejadian yang membuatnya harus kembali pada sisi lain dirinya tersebut demi melindungi orang-orang yang ada di sekitarnya dan juga orang tersayangnya.

****

Suara langkah seseorang terdengar memasuki rumah. Diandra baru saja pulang dari rumah sakit setelah seharian menemani Elsa. Kondisi Aksara sudah mulai membaik membuat Elsa lebih tenang dari sebelumnya sehingga Diandra pun bisa meninggalkan sahabatnya itu untuk pulang ke rumahnya.

Lagi pula di ruang inap Aksara terdapat beberapa penjaga atau bodyguard Aksara sehingga sudah dipastikan sahabatnya itu akan aman di sana.

"Baru pulang, Di?" tanya seseorang yang suaranya jelas bukan Mamanya membuat Diandra kontan mendongakkan kepalanya.

Lampu ruang keluarga menyala dan memperlihatkan dengan jelas siapa orang yang bertanya padanya.

Dirsya Al Falih atau panggil saja Dirsya. Lelaki jangkung anak dari salah satu rekan bisnis penting mendiang Papa Diandra sekaligus pemegang saham terbesar pada perusahaan Diandra.

Jujur sebenarnya sebelum mengenal Gery, Dirsya lebih dulu hadir dalam kehidupan Diandra. Orang tua mereka yang sering melakukan perjalanan bisnis pun mendekatkan keduanya sampai akhirnya Dirsya menjauh dan menghilang tanpa kabar membuat Diandra pun akhirnya memilih untuk melupakan lelaki itu karena bisa dibilang Dirsya merupakan cinta pertamanya.

Namun, saat pertemuan penting yang dimaksud Mama Diandra kala itu setelah acara ulang tahun Diandra rupanya Dirsya kembali hadir dan datang bersama kedua orang tuanya menyapa Diandra seakan tidak pernah terjadi apa-apa diantara keduanya.

Akan tetapi, rasa itu sudah hilang sejak sepuluh tahun lalu lebih tepatnya ketika Dirsya pergi dan Diandra yang mendapat kabar melalui postingan seseorang yang memperlihatkan lelaki itu tampak mesra dengan seorang wanita yang merupakan pacar baru Dirsya tanpa memberitahu Diandra yang saat itu juga berstatus sebagai pacar cowok itu.

"Kalau lo lupa ada yang namanya etika dan dengan lo sembarangan masuk ke dalam rumah orang gue berhak buat laporin ke polisi," ujar Diandra datar.

Dirsya berjalan beberapa langkah dengan tertawa pelan membuat Diandra mengerutkan keningnya. "Kamu masih sama seperti dulu. Galak. Pantas aja Om Dirga serahin perusahaan ke kamu supaya karyawan lebih patuh sama kerjaannya," sahut Dirsya dengan mata lembutnya yang sama seperti terakhir mereka bertemu.

Dirsya yang Diandra kenal dan cinta pertamanya.

"Maksud lo apa dateng ke rumah gue malam-malam gini?" tanya Diandra. Baiklah Diandra tidak akan goyah karena kini ia sudah memiliki Gery dan Dirsya hanyalah kepingan dari masa lalu menyakitkan yang dalam hidup Diandra.

Dirsya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dengan melihat seisi rumah Diandra sambil tersenyum. "Lihat calon rumah kedua aku nantinya," kata Dirsya.

"Maksud lo?"

Dirsya yang paham akan kebingungan Diandra pun mengambil sebuah map sebelum ia serahkan kepada Diandra yang berdiri di dekat tangga menuju lantai dua. Diandra pun menerimanya dengan sedikit ragu menatap Dirsya yang meyakinkannya dengan menikkan kedua alis tebalnya beserta senyum tipis cowok itu.

Diandra pun mulai membuka isi map tersebut dan membaca selembar surat wasiat yang tercantum tanda tangan Dirga – Papa Diandra – yang seketika mampu membuat kedua bola mata Diandra membulat sempurna karena dalam surat tersebut menyatakan Dirga memberikan semua perusahaan miliknya kepada Diandra setelah Diandra dan Dirsya menikah untuk melanjutkan kembali dan menyatukan dua perusahaan yang dibangun Dirga – Papa Diandra – dan Arvan – Papa Dirsya -.

"Jadi, ini niat lo kembali buat hancurin hidup gue?" tanya Diandra tanpa adanya nada amarah atau kebencian dari suaranya melainkan tatapan yang sulit diartikan kepada Dirsya yang diam berdiri di depan Diandra.

"Papa sudah tanda tangan, Di. Kamu harus turuti permintaan Papa," kata Lena – Mama Diandra – yang tiba-tiba datang dan ikut berbicara.

"Tapi, Diandra udah punya Gery, Ma!" balas Diandra.

"Tidak ada yang bisa diubah mau kamu selama apa pun jika memang bukan Gery kalian nggak akan bisa bersama. C'mon, Di! Ini demi kebaikkan keluarga kita-"

"Keluarga kita apa perusahaan?" sela Diandra untuk pertama kalinya membuat Lena terlihat marah mendengarnya.

"Diandra kamu-" Belum sempat Lena berujar Diandra sudah lebih dulu menyela dengan menatap Dirsya penuh kebencian tidak ada tatapan lembut dan hangat seperti Diandra yang dulu Dirsya kenal.

"Puas lo bikin anak dan ibu berantem?" Tatapan Diandra yang menusuk dan juga map yang diserahkan dengan kasar itu membuat Dirsya tak berkutik. "Kalau bukan karena bokap, gue nggak sudi jadi robot perusahaan," lanjut Diandra sebelum berjalan cepat menaiki tangga menuju kamarnya.

Dalam langkahnya Diandra mengusap kasar air mata yang entah kapan jatuhnya. Deo yang mendengar pertengkaran tersebut pun keluar kamar dan langsung memeluk kakak perempuannya dengan menatap lantai bawah dimana Dirsya berada begitu tajam tanpa mengindahkan panggilan Mamanya.

Cowok dengan seragam SMA yang masih melekat itu membawa masuk kakaknya dan merangkuh tubuh Diandra untuk melindunginya.

Meskipun jarak mereka tujuh tahun sejak kecil Deo memang sangat dekat dengan Diandra bahkan kedua kakak beradik tersebut seperti tidak bisa dipisahkan.

Sedangkan Dirsya mengusap wajahnya lelah. Dalam lubuk hatinya ia merasa bersalah telah melakukan hal ini kepada Diandra.

Diandra gadis yang dewasa, penyabar, dan sangat baik hati. Ia tidak pernah sekalipun membantah kedua orang tuanya sekalipun Diandra memiliki keinginannya sendiri Diandra memilih untuk mengalah.

Namun, baru kali ini Dirsya melihat Diandra menyela dan membantah salah satu orang tuanya yang telah melahirkannya untuk mempertahankan keinginan cewek itu dan Dirsya pun tidak buta melihat Diandra seperti mempertahankan hal berharga dalam hidupnya dengan tanpa ragu menyebut seseorang bernama Gery.

"Maaf, ya, Nak Dirsya. Mungkin Diandra masih capek jadi dia kayak gitu. Besok dia pasti udah baikan lagi jadi kamu nggak perlu khawatir, ya. Tante yakin betul kalau Diandra juga pasti rindu kamu dan kebersamaan kalian," ujar Lena – Mama Diandra – kepada Dirsya.

"Iya, Tante. Nggak papa. Kalau begitu saya pamit pulang maaf sampai larut begini," kata Dirsya berpamitan yang diangguki Mama dari Diandra tersebut.

"Hati-hati, Nak Dirsya."

"Baik, Tante."

Sekali lagi sebelum benar-benar pulang Dirsya menatap pintu kamar Diandra yang tertutup dengan mengembuskan napasnya berat.

Akhirnya, Ia pun mulai melangkah pergi keluar rumah besar tersebut dengan map hijau yang Diandra serahkan begitu kasar kepadanya tadi.

****
YIPIIW!!

Kapal Gemoy aman?

Terima kasih sudah sabar menunggu cerita ini update 🙏

Tahun baru sebentar lagi semoga Gery dan Diandra bisa menjadi cerita penutup tahun yang indah untuk kalian ☺️🤍

Sampai jumpa di bagian selanjutnyaa 🙌🏻

SALAM HANGAT
IBU KEPALA SUKU PASCAL
sekar_pipit
pascal.official

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro