Chapter: Kopi dan Garam Di Muka Gue

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Friendship Story Part 4

Writer: Anton Tanjung

Editor: Yuni Kartika

Masa SMA adalah masa-masa yang paling indah yang pasti terlalu banyak kenangan seru, lucu dan kenangan manis yang bakal kita inget sampai tua nanti. Kali ini gue bakalan cerita saat gue baru jadi siswa Sekolah Menangah Atas.

Ga di sangka akhirnya gue pake baju putih abu-abu juga, dimana itu salah satu seragam yang gue impiin saat gue masih duduk di Sekolah Dasar. Ya Hari ini gue resmi menjadi siswa baru di salah satu SMA favorite di Pekanbaru. Hal yang paling bikin gue semangat adalah ternyata Bobby, Hari dan Rian juga masuk ke sekolah yang sama dengan gue.

"hahaa lo lagi lo lagi." seru gue

"semoga kita sekelas yah." bales Hari dengan wajah super kaku ala dia.

Tapi ternyata kita semua masuk ke kelas yang berbeda, dimana gue masuk ke kelas 10 Olimpiade Biologi, Rian masuk ke kelas 10.5 Reguler dan senengnya Bobby dengan Hari malah masuk ke kelas yang sama yaitu 10.7 Reguler. Kita terpaksa harus terpisahkan oleh tembok pembatas kelas, yah that's okay, yang penting kita pasti ketemu pas istirahat.

Di sekolah gue ini ada hal yang paling menarik perhatian kita para siswa baru, yaitu adanya 'Subsi' (Label/Pangkat/Organisasi) yang harus di ambil oleh siswa-siswa kelas 10. Karena Subsi itu melambangkan diri kita sendiri selama 3 tahun kita sekolah. Subsi pertama ada PASUS (pasukan kusus) subsi ini adalah subsi paling terhormat subsi paling disiplin, subsi paling hebat, hanya anak-anak yang sehat juga kuat dan famous yang rata-rata masuk ke subsi ini, karena hanya subsi ini yang ada batas jumlah, sedangkan subsi lain tidak ada batasan jumlah, jadi semua orang bebas masuk. Subsi selanjutnya ada PALTURA (Pecinta Alam), PKS (Keamanan Sekolah), PMR (Kesehatan), dan PRAMUKA. Yang di seleksi selama 5 minggu setiap hari minggu yang di beri sebutan "Bela Negara".

Bobby dengan segera mengambil antrian untuk seleksi masuk subsi PASUS, sementara gue dan Hari dengan sigap mengambil barisan pasukan PALTURA, sedangkan Rian ya seperti biasa dia tidak pernah mau ikut hal-hal yang berat seperti ini, dia memilih untuk tidur dan akhirnya dia bergabung dengan klub PNS (pelajar non subsi). Rian Rian ckckckck hahahaa.

Ketika gue dan Hari asik berbaris di barisan subsi PALTURA, tiba-tiba datenglah senior yang mukanya pada bringas, menarik tangan gue dan Hari untuk di pindahkan ke barisan PASUS. Gue panik dan bingung, karena gue ga bisa baris-berbaris dan gue anaknya ga terlalu disiplin jadi ini bukan pilihan gue, tapi karena gue takut dengan senior akhirnya gue pasrah dan ikut seleksi subsi PASUS.

5 minggu lamanya kita ngejalin "Bela Negara" dan akhirnya gue, Bobby, dan Hari kepilih menjadi anggota Subsi PASUS. Minggu depannya ada acara pengukuhan yang di laksanakan di sekolah dan di mulai dari pukul 4 sore, dengan kostum yang telah di perintahkan sebelumnya seperti baju kaos berwarna putih dan training hitam di dampingi dengan atribut seperti ikat kepala berwarna bendera dan kita juga di suruh untuk membawa kayu bakar dan perlengkapan lainnya.

Kita semua di bagi menjadi beberapa kelompok, berhubung gue, Bobby dan Hari adalah Subsi PASUS jadi kita semua di pisah dan dijadiin ketua kelompok. Yang gue tau acara pengukuhan ini adalah ajang senior untuk mengerjai para juniornya, awalnya.

Dalam kelompok gue isinya anak-anak nakal yang nyentrik di mata para senior, mereka adalah sasaran empuk senior malam ini untuk di kerjain. Gue Cuma bisa beristighfar ngebayangin gue adalah ketua dari para mangsa senior-senior bringas ini. Kita pun di suruh baris berbaris kemudian acara di mulai dengan membakar api unggun di tengah lapangan setelah itu kita semua di suruh tidur dengan ruangan terpisah. Ada 4 kelas yang di gunakan untuk kamar tidur.

Kamar 1 isinya gue, Bobby, Hari dan beberapa dari anak-anak famous di sekolah lainnya, sedangkan kamar 2 itu isinya adalah anak-anak cupu yang kalem ga kayak anak-anak dari kamar 1, pokoknya beda banget sumpah haha. Firasat gue mengatakan kalo malam ini gue bakal di habisi karna gue berada di kandang yang berisikan santapan para senior. Pukul 10 malam kita semua di suruh tidur dengan lampu ruangan yang di matikan, gelap dan hanya ada beberapa cahaya yang masuk dari celah jendela ruangan ini.

Tiba-tiba ada yang ngelempar garam dari jendela kearah kita yang lagi tidur tenang di ruangan gelap ini, sebenarnya kita ga tidur pada saat itu, kita semua Cuma merem ketakutan mikirin apa yang akan di lakukan para senior ini buat ngerjain kita kelompok anak-anak bandel. Ga selesai di situ, kita di lempari lagi dengan kopi dan gula, di akhiri sekali lagi dengan lemparan garam. Gue fikir udah selesai acara lempar melempar mereka, ternyata setelah itu kita di cipratin air! AIR LOH! BAGAIMANA GA BECEK ITU hahahaa.

Bayangin aja itu garam, kopi sama gula pada nempel di muka dan badan kita trus di cipratin air. Pada lengket semua di muka, ga perlu nanyain baju putih yang kita pake, warna putih di baju kita nyaris tertutupi dengan warna hitam dari kopi.

Tiba-tiba temen gue yang namanya Diko nyaut "eh lempar-lempar garam, lo pikir kita uler apa?"

"siapa tuh yang ngomong? Tidur tidur! Di suruh tidur! Ngelawan kalian?" balas senior yang ga tahu dimana dia berada.

Tepar jam 12 kita semya dii bangunin dan di suruh keluar menuju lapangan, baru ngebuka pintu kelas dan mau make sepatu eh sepatu kita pada ilang satu. Kita pasrah dan jalan dengan kaki nyeker sebelah. Sesampainya di lapangan gue liat anak-anak dari kamar 2 keluar dengan bersih tanpa noda, sepatu lengkap dan rapi. Berbanding terbalik dengan keadaan gue dan temen-teman dari kamar 1. Ibarat anak kandung, mereka anak kandung dan kita anak-anak kamar 1 itu adalah anak tiri, perlakuannya beda banget pokoknya. Gue curiga anak kamar 2 di nyanyiin lagu pengantar tidur sedangkan kita anak kamar 1 bermandikan garam dan kopi.

Malam pengukuhan pun di mulai, jadi disini ada 12 posko. Di tiap posko di sediain 3 pilihan kotak yang berisikan sesuatu yang harus kita makan sebelum memasuki posko tersebut, ada isinya garam, kopi dan kopi garam. Pertama gue dan kelompok gue menuju ke posko Pengetahuan, jadi sebelum gue ada kelompok lain yang udah berkunjung dan memilih kotak warna hijau yang isinya garam. Karna gue ngeliat mereka pilih garam yaudah gue juga milih itu, nyari selamat dari pilihan kopi garam. Waktu gue pilih kotak hijau eh senior bilang "kopi garam! Nih makan." Padahal mereka belom buka sama sekali dan udah nyuruh gue buat makan kopi garam aja, karna gue ketua kelompok jadi gue yang di suruh buat makan itu 'cemilan pembuka.'

Posko pertama adalah Posko Pengetahuan kita di tanyain soal-soal yang berhubungan tentang pengetahuan dan kita lolos ngejawab semua pertanyaannya, tapi tetap gue selalu kebagian makan Kopi dan garam, ga peduli kotak warna apa yang gue pilih, mereka tetap ngasih gue garam dan kopi. Posko kedua yaitu Posko Agama, jaman sekolah itu zaman jahiliyah banget pokoknya. Gue ga terlalu mendalami pelajaran agama dan gue ngaku akan kekurangan gue saat itu. Jadi senior di posko Agama ini nanyain gue satu surat di Al-Qur'an dan nyuruh gue buat baca ayat ke 7, sumpah gue ga tau isi ayat ke 7 apaan.

"masa ga tau?" tanya seniornya.

"bener Kak ga tau." Jawab gue.

"pernah dengerkan suratnya?"

"pernah Kak."

"pernah baca juga?"

"pernah Kak, tapi ga tau ayat ke 7 apaan Kak." Jawab gue jujur.

Akhirnya gue di suruh makan garam dan kopi di tambah muka gue di cemongin kopi karna ga bisa jawab pertanyaannya.

"lo tau ga, surat yang gue tanya itu Cuma punya 6 ayat." Kata senior itu sambil ngetawain muka cemong gue.

'astagfirullah..' gue Cuma bisa tersenyum sabar ke mereka, kesel ga lo di gituin?

Ini senior emang niat ngerjain gue.

Nah ada satu posko yang namanya Posko Neraka yang di isi oleh senior kelas 3. Itu serem banget pokoknya! Gue di habisi banget di situ, di guyur air, di ceplokin telor di atas kepala. Pembalasan dendam banget nih para senior.

Nah setelah itu gue masuk ke posko Teka-Teki, pertanyaan mereka mudah banget untuk di tebak.

"telor telor apa yang jagoan?"

"telor asin." Jawab gue.

"nah betul. Oke, Lolos.." kata seniornya, pas gue mau pergi eh gue di ceplokin 2 telor sekaligus di kepala gue.

"loh kok di ceplokin telor? Kan gue udah jawab bener." Dasar nih para senior pada dendam banget kayaknya.

"apes.. apes. Gini banget hidup gue, Cuma karna mirip Mario Maurer gue di habisin sehabis-habisnya." Kata gue setengah sadar, untung ga ada yang denger hahaha aslinya sih mirip Andika Kengen Band.

Selesai acara posko-poskoan ini kami semua di suruh kumpul menurut Subsi masing-masing, nah gue balik kumpul bareng Bobby dan Hari sebagai Subsi PASUS. Gue liat rata-rata semua pada bersih banget, sedangkan gue dan anak PASUS lainnya kotor banget karna kita adalah ketua kelompok, jadi kebagian hal hal yang menyakitkan dan menyeramkan. Gue liat Bobby yang udah kotor banget dekil dan Hari ga jauh beda dari penampilan gue.

Sampai di acara selanjutnya, acara penutupan yaitu penampilan yel-yel. Kita di suruh ngebuat yel-yel dari tiap-tiap Subsi dan di suruh masuk ke satu kelas per-Subsinya buat diskusiin penampilan nantinya. Bobby yang berjiwa kepemimpinan itupun mengambil posisi di depan kelas untuk memimpin diskusi ini. Kita pun ngebuat yel-yel yang berasal dari lagu 'Bento.' Ini semua adalah isi dari kepala si Bobby. Gue kebagian tugas untuk nulis di papan tulis dan Bobby ngebacain lirik ciptaannya. Lagunya pake nada lagu "Bento"

Subsi ku pasus, subsi terkuat, subsi terhebat ,subsi terhormat.

Orang mengakui pasus yang utama subsi papan atas diatas segalanya asik !

Ngomong bikin tenda, ngomong pungut sampah bukan mainan ku..

(ini part sindiran buat anak Pramuka dan anak PATURA pecinta alam itu.)

Ngomong bikin obat ngomong parkir motor ooo capek deh !

(ini sindiran buat Subsi PMR dan Subsi PKS yang kerjanya pengaman sekolah.)

Ngomong naik turun ngomong sit up push up kami jagoannya.

Siapa yang mau berguru datang pada kami, sebut subsi kami 3 kali. Pasus pasus pasus jaya!

Tiba-tiba pintu kelas di tendang dari luar, ternyata itu Kak Wiro senior dari Subsi PKS.

"Siapa yang ngejek PKS? Subsi gue siapa yang ngejekin?" teriaknya berapi-api.

Si Bobby karna ketakutan banget waktu itu dan dia malah nunjuk gue dengan wajah polos ga berdosa. "Atek Kak."

Sialan tuh anak! Gue lagi adem nulis di papan ga ngeluarin suara sama sekali dari tadi Cuma bisa melongo ngeliatnya. "haaaa gue?" "kok gue?"

"Atek keluar lo !" bentak senior itu ke gue.

Gue pasrah aja ngikutin Kak Wiro, gemetar banget pokoknya tangan sama kaki gue. Kak Wiro ngegiring gue menuju posko Neraka, di situ gue di suruh duduk diem di bangku tanpa ngelakuin apapun.

Sebenarnya hubungan gue dan Kak Wiro itu baik banget, jadi pacar Kak Wiro ini temen curhat gue dan Kakak kelas gue. Sisi buruknya adalah pacar Kak wiro ini adalah Mantan si Bobby.

Kak Wiro ini tau yang sebenarnya ngomong ngejekin PKS itu si Bobby bukan gue, "Kenapa ga lo bilang kalo itu bobby?"

Gue takut di marahin sama dia dan gue ga mungkin tega nunjuk Bobby temen gue yang sialan itu buat di makan sama harimau lapar ini. Karna Kak Wiro ini benci banget sama si Bobby, gue Cuma bisa nunduk dan manggutin semua perkataannya.

"maaf ya Kak, gue salah Kak."

Gue di suruh balik ke kelas lagi dan tiba saatnya menampilkan yel-yel per-Subsi di acara penutupan. Disitu semua subsi keren-keren banget yel-yel nya. Kreatif, bikin musik sendiri pake nepuk-nepuk dada gitu ga ada lirik yang menyindir. Sedangkan kita?

Udah ga jelas, ngejekin orang, sok hebat, paling heboh sendiri sambil joget-joget. Ga perlu di tanya rasa malunya gimana.

Dan kalian tau kita juara berapa? --- Juara terakhir hahaha. ga ada faedahnya kita nyindirin subsi lain sambil joget-joget ga jelas.

Selesai acara kita di suruh mandi dan shalat subuh trus sarapan, setelah itu kita semua salam-salaman antara senior dan junior. Yang tadi itu hanya sekedar pembelajaran mental bagi kita, disini ga ada yang namanya penyiksaan dari senior kayak di berita-berita itu. Ga ada kekerasan atau kata-kata kasar maupun umpatan yang terucap dari mulut para senior-senior ini. Mungkin hanya sekedar gertakan kecil tanpa menggunakan kekerasan fisik.

Di cemongin kopi, bermandikan garam dan gula, di ceplokin telor di atas kepala. Gue rasa itu semua ga termasuk dalam kekerasan fisik karna mereka ngelakuinnya dengan penuh lemah lembut. Sumpah lembut banget tapi dalem dan meninggalkan bekas yang mendalam hahaha.

Kegiatan ini mengajarkan gue untuk belajar menjadi seorang pemimpin, dimana pemimpin harus mengayomi dan memeluk semua anggotanya untuk berjalan lebih maju lagi.

"ketika kita diberikan kepercayaan untuk memimpin perkumpulan, peganglah kepercayaan mereka, dan berikanlah motivasi dan jalan yang terbaik untuk mereka"

"Jika kegiatanmu itu menginspirasi orang lain untuk terus maju, terus belajar, dan menjadi orang yang lebih lagi, maka kamu adalah seorang pemimpin"

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro