Bab 34

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Selamat Membaca

Ini adalah ketiga kalinya, Naruto mendatangi kediaman Putri Tsunade. Walau dia masih memikirkan tentang karyanya yang telah dipakai Sakura, tapi dia tetap harus mengetahui kelanjutan taruhan mereka.

"Ada perihal apa, hingga Hime-sama datang mengunjungi wanita tua ini?" tanya Putri Tsunade yang baru memasuki ruangan.

Naruto tak membalikkan tubuhnya, dia terlalu malas untuk membalas wanita yang ternyata bisa melakukan sindiran seperti sekarang. Melihat itu, Putri Tsunade pun berjalan menuju futon duduknya.

Dalam pandangan Putri Tsunade, dia bisa melihat ada lingkaran hitam pada mata yang memiliki sapphire yang sama dengan Kaisar Namikaze. Tidak hanya itu, pancaran sapphire itu pun terlihat meredup.

"Jadi, bisa Hime-sama langsung katakan keperluan kedatangan Hime-sama?" tanya Putri Tsunade yang sudah duduk berhadapan dengan Putri Naruto.

"Pertama, kau memberiku soal yang bisa memicu hukum penggal untukku. Kemudian, untuk kontes beberapa waktu yang lalu, kau memberiku nilai minus dengan alasan kode etik."

Putri Tsunade masih diam, menunggu kelanjutan dari ucapan cucunya. Dia penasaran dengan kecerdasan sang namikaze bungsu di depannya.

"Jadi, aku yakin, menang tidaknya aku dalam kontes, itu tidaklah penting. Lalu, apa maksudmu membuatku berjuang? Atau jangan-jangan ucapanmu yang mengatakan ibuku masih hidup, itu juga termasuk omong kosong?"

Setelah mengucapkan itu, Naruto bisa merasakan suasana ruangan mulai semakin hening. Hanya terdengar suara air kolam ikan dari sebelah kanannya, tapi itu lah yang dipikirkan Naruto.

Naruto memanglah membenci hal yang beraroma sejarah, tapi saat dia mati-matian harus mengalahkan pejalaran itu. Dijelaskan pula, bangsawan senju sangat tidak menyukai keberadaan uchiha.

Namun, karena itu adalah masalah internal kekaisaran, Naruto hanya menjawab dengan alasan kasih sayang seperti saat di kontes. Lalu, belum cukup sampai di situ, ketika Naruto menggunakan tarian kematian, Putri Tsunade saat itu justru tersenyum.

Padahal, Naruto tahu betul, Naruto membawa semua penonton pada rasa takut akan kematian.

"Rumah Sakit Umum Konoha no 1010," ucap Putri Tsunade.

Mendengar itu, Naruto dengan cepat mengambil tongkatnya dan meninggalkan ruang dengan tergesa-gesa.

>>>

Tidak mungkin bagi Naruto untuk tidak mengetahui siapa yang dirawat di ruang itu, seorang wanita yang menjadi fans pertamanya atas semua tarian yang dia mainkan. Wanita yang dia angkap bukan siapa-siapa.

Nyatanya, wanita itu adalah ibunya.

Begitu sampai pintu utama istana, Naruto harus menghentikan larinya. Karena seseorang yang belum dia temui setelah acara kontes berakhir seperti sedang menunggunya.

"Naruto," ucap Kaisar Uchiha.

"Maaf, Yang Mulia. Hamba harus pergi sekarang," ucap Naruto.

Tapi sebuah tarikan ringan pada tangan Naruto membuat Naruto berhenti tepat disisi Kaisar Uchiha. "Jika aku mengatakan, bukan aku pelakunya. Apa kau akan tetap mempercayainya?"

Kaisar Uchiha menoleh ke arah Naruto, onyc yang selalu memberi tatapan dingin pada siapa pun itu, terlihat memiliki sorot sendu.

"Jika kau menjadi diriku, apa yang akan kau pikirkan?" balas Naruto membuat Kaisar Uchiha melepaskan genggaman tangannya.

"Ya kau benar, Naruto. Pastilah kau akan berpikir aku adalah pelakunya," lirih Kaisar Uchiha.

Setelah itu, Naruto bisa merasakan genggaman pada tangannya mulai terlepas. Naruto kembali melanjutkan langkahnya, namun sebelum dia masuk mobil. Langkahnya kembali terhenti.

Naruto menoleh ke arah punggung tegap Kaisar Uchiha yang mulai menjauh dari pandangannya. 'Kau selalu mengatakan aku dobe, tapi kau sendiri justu lebih dobe dariku hingga tidak mengetahui bahwa aku—' batinnya terhenti.

"Mari, Puteri," ucap pengawal istana.

"Hamba undur diri, Yang Mulia."

Naruto pun masuk mobil, tepat setelah itu Kaisar Uchiha berbalik ke arah mobil yang ditumpangi gadisnya itu. onyc-nya menatap pedih atas kepergian orang yang dicintainya.

'Apa aku masih bisa berharap, walau seluruh dunia meninggalkanku, cukup kau! Cukup kau yang tinggal di sisiku, Naruto,' batin Kaisar Uchiha.

Di sisi lain, Naruto masih menatap spion mobil yang terus memperlihatkan wajah pedih Kaisar Uchiha. 'Andai aku bisa berpikir kau pelakunya, Yang Mulia. Tapi, hatiku terlalu bodoh hingga tetap mempercayaimu,' batin Naruto.

oOo

Rumah Sakit Umum Konoha, entah sudah berapa kali Itachi harus menjalani pengobatan pada otaknya. Namun, yang berbeda kali ini adalah Itachi bertemu dengan dokter Kabuto.

Lelaki yang dulu menemuinya setelah terjadi kebarakan di Istana milik Keluarga Namikaze. Karena setelah pertemuan itu, Itachi tak lagi bertemu dengan Kabuto.

"Aku tidak tau, kau dokter spesialis saraf, Kabuto," ucap Itachi jujur.

Dokter Kabuto yang mendengar ucapan dari Uchiha sulung, tersenyum palsu. Dia juga sebenarnya tidak memiliki keinginan untuk kembali bertemu dengan mantan pangeran di depannya.

Hanya saja, perintah dari seseorang, meminta dirinya untuk membuka kotak pandora pada otak sang uchiha sulung. Padahal, setelah kejadian 10 tahun yang lalu, Kabuto kira dia bisa hidup damai.

Tapi, memang yang namanya bangkai pasti akan tercium, atau dipaksa untuk dicium. Hingga dia harus memulai langkah pertama.

"Lama tidak bertemu, Yang Mulia," ucap Kabuto penuh hormat.

"Tidak perlu memanggilku seperti itu. Lagi pula, aku sudah bukan lagi seorang pangeran, Kabuto."

"Baiklah, kita mulai saja. Silahkan Tuan Uchiha untuk berbaring," balas Kabuto.

Itachi mulai melakukan perintah Kabuto, setelah itu Itachi menceritakan apa yang dialaminya akhir-akhir ini. "Sakit kepalaku berawal dari pertemuanku dengan seorang gadis. Tapi, ini semakin parah setelah aku melihat tarian dari lagu kematian yang biasa aku dengar saat upacara peringatan peristiwa kebakaran di istana lama," jelas Itachi.

Walau Kabuto terkejut dengan penjelasan dari Itachi, tapi dia tetap mengangguk paham. Bibirnya kembali tersenyum, menyadari seseorang yang memberi perintah padanya pasti telah mengetahui keadaan Itachi.

"Baik, saya akan memulai terapinya."

>>>

Suara pintu ruangan yang terbuka membuat Putri Kyuubi menoleh pada pelaku yang membuka ruangan. Softlens merahnya bisa melihat kedatangan gadis yang menggunakan tongkat untuk berjalan.

Namun, sebelum Putri Kyuubi menyebut nama gadis itu.

"Di mana wanita yang dirawat di ruangan ini?" tanya Naruto.

TBC

Ada yang kangen?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro