Bab 2 Arrleya Princess

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Woodie Celesta !"

Bum... Bum... Duar....!!!!

"Hm... Princess Arrleya, anda gagal lagi, ini yang kedua ratus tiga puluh kalinya,"

"Uhuk... Uhuk... Maafkan saya master, saya akan berusaha lebih baik lagi," Ya, hari ini adalah pelajaran alkemis, meracik obat-obatan, dan dia gagal lagi, apa yang harus dikatakannya pada ibunya ?

"Tuan putri sebaiknya melatih mana terlebih dahulu, kekuatan Anda masih belum stabil,"

Ya, Donita tahu itu, tungku obat meledak, ampas obat-obatan berhamburan dimana-mana bahkan sampai mengotori gaun dan wajahnya.

"Saya akan berlatih lebih keras lagi, terima kasih telah meluangkan waktu anda master," Gadis itu memberi hormat sambil mengangkat ujung gaunnya.

"Saya pergi dulu, tuan putri mohon belajar untuk ujian Minggu depan,"

"Terima kasih master,"

Pria tua berjanggut putih panjang berkacamata bulat tersebut meninggalkan ruangan yang kotor terkena ampas obat-obatan yang gosong.

"Apa benar dia putri Don Lan ?"

"Benar, masa meracik obat saja tidak bisa ?"

"Guru bilang mananya tidak beraturan, bahkan tidak bisa digunakan untuk menerbangkan benda kecil,"

Ya, mereka adalah gadis-gadis sekelas Donita, Raqhuella, Cornelia, dan Cia Cia Luan.

Raqhuella Libra

Deskripsi :

Putri Duke Libra, pengguna kekuatan sihir yang mempelajari kontelasi bintang untuk membuka gerbang ke dunia bawah (pengguna sihir hitam).

Cornelia Magnolia

Deskripsi :

Putri Marquees Magnolia, pengguna sihir merpati, kemampuan khusus menghilang menjadi kelopak magnolia.

Cia Cia Luan

Deskripsi :

Putri kekaisaran timur, mempelajari sihir mantra selama beberapa milenium, pengguna jimat sihir. Kemampuan khusus ilusi hutan persik, melempar musuh ke dalam dunia ilusi tak berujung.

"Dia itu memang sampah, seorang putri pun kalau tidak bisa menggunakan sihir tidak bisa disebut warga dunia sihir,"

"Cherina !" Gadis pirang itu menampakkan ekspresi tidak suka pada gadis satu ini, dia tidak pernah menjaga mulutnya.

Cherina Xue Brytha

Deskripsi :

Putri kekaisaran matahari, pengguna sihir api, gadis sombong yang membenci Donita karena mengetahui fakta rahasia tentang Donita.

"Putri Donita sepertinya tidak ada niat untuk menanggapiku ya ? Kalau begitu aku pergi dulu,"

Gadis berambut hitam emerald tersebut tidak mempedulikan dan memilih meninggalkan kelas.

"Salam Putri Donita," ketiga gadis itu membungkuk memberi hormat, bagaimanapun Donita adalah putri kekaisaran sihir Don Lan.

"Kalian tidak perlu membungkuk seperti itu, permisi," Gadis bertabur ampas obat-obatan tersebut menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Gadis itu mengeluarkan jimat kertas dengan tulisan kuno dan membiarkannya mengapung di udara.

"Chillverra anastasia kay rhun,"

Debu emas beterbangan di kamar mandi meninggalkan gaun berwarna hitam putih, seragam akademi Rezhell.

"Lagi-lagi aku harus bergantung pada jimat pemberian Kak Daniel,"

Gadis itu memasukkan kembali jimatnya dan menyalakan kran air untuk membersihkan wajahnya yang bertabur ampas obat-obatan.

"Tuan.... Tuan anda kemana saja aku mencarimu tahu..."

Chen

Deskripsi :

Siluman rubah kecil, selalu mengikuti Donita kemanapun. Kekanak-kanakan, cengeng dan imut. Pengguna sihir rubah tingkat sembilan namun belum mampu menggunakannya untuk hal-hal baik (karena itu dia mengikuti Donita).

Gadis itu masih melanjutkan kegiatannya membersihkan wajah.

"Tuan saya salah... Jangan marah... Saya hanya khawatir keadaan tuan..."

"Chen, sudah kubilang kan jangan mengikutiku terus ? Apa kamu sudah mempelajari sihir portal penghubung dunia lain ?" Gadis itu melanjutkan kegiatannya kembali, ampas obat-obatan hari ini tergolong sulit dihilangkan.

"Saya sudah belajar... Hanya perlu prakteknya.. Tuan jangan mengacuhkan saya seperti ini...."

"Chen, kamu tahu aku tidak suka orang yang tidak patuh," wajah gadis itu berubah serius sekarang.

"Saya salah... Tuan silahkan hukum saya..."

"Kamu tidak dapat kesemak siang ini, Ray akan mendapat dua kali lipat,"

Plup !

"Nona benar-benar memberi saya kesemak matang dua kali lipat ? Senangnya..."

"Ray kenapa kamu kemari !"

Ray


Deskripsi :

Pangeran bangsa rubah kekaisaran timur, tampan, agak dingin, terkadang judes dan agak suka menggoda (selalu kena pukul Donita). Pengguna sihir salju abadi klan rubah putih.

"Nona benar-benar memberi saya kesemak matang ?" Siluman rubah itu memasang kipas sutra menutupi wajahnya, benar-benar penggoda.

"Ya... Kamu akan dapat dua, sekarang pergilah, ini kamar mandi perempuan,"

"Apa nona ingin saya bantu membersihkan wajah ?" Siluman rubah itu mengangkat dagu Donita menggunakan kipasnya.

Tak !

"Aduh... Nona kasar sekali... Saya kan hanya bercanda..." Siluman rubah itu menangis memegangi kepalanya yang benjol karena pukulan Donita.

"Kamu tidak sopan, kalau begini mana mungkin calon istrimu itu mau menikah denganmu ?"

"Nona..." siluman rubah itu memasang wajah cemberut, Ray memang memiliki calon istri, siluman rubah merah dari kekaisaran api, tapi dia tidak pernah memberi muka pada Ray karena dia suka menggoda gadis-gadis muda di kekaisaran.

"Nona jangan membahasnya... Ray jadi sedih kan..." Siluman rubah salju itu berlutut di lantai memeluk kedua kakinya.

"Hah... Tuan memang baik sekali mau menerima rubah genit seperti Kak Ray, putri rubah api saja tidak mau memberinya muka,"

"Rubah kecil apa maksudmu ? Kau ingin bertarung ?" Siluman rubah itu memasang tampang kesal padanya, Chen memang suka bicara seenaknya sendiri.

"Apa ? Kau tidak terima ? Tuan sudah punya rubah imut sepertiku untuk menjadi peliharaannya, kalau bukan karena kasihan mana mungkin mau menerima Kak Ray ? Tuan sangat baik dan lembut, tidak suka tipe penggoda sepertimu,"

"Chen, kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu,"

"Tuan..."

"Ray memang salah, tapi bukan berarti kamu boleh mengejeknya, dan soal peliharaan... Kamu dan Ray bukan peliharaan, kalian temanku, bukan peliharaan atau pelayanku,"

"Maafkan saya tuan... Saya tidak akan mengulanginya lagi..." Siluman rubah kecil itu menunduk, dia masih terlalu muda untuk membedakan yang benar dan salah (karena itu dia mengikuti Donita).

"Kak Ray maafkan Chen ya ?"

"Hm, aku tidak menerima permintaan saja sih..."

"Akan kuberikan kesemakku besok, Kak Ray dapat dua lagi,"

"Tidak perlu, jangan memikirkannya, kau kan memang bocah nyebelin.." Kata Ray agak pelan pada kata nyebelin.

"Nona," Siluman rubah itu melihat tuannya yang sedang membersihkan wajah di depan cermin.

"Hm ? Ada apa Ray ?" Gadis itu melihat sejenak ke arah teman rubahnya itu.

"Apa nona benar-benar menganggap kami teman ? Padahal ayahanda saja tidak memberi saya muka karena sifat saya yang kurang baik," Siluman rubah salju itu menatap serius ke arah Donita, gadis yang berteman baik dengan para siluman dan elf.

"Lebih tepatnya, aku mengasuh kalian, kalian harus jadi anak baik selama tinggal denganku," gadis itu berhenti sejenak.

"Terlepas dari itu... Kalian juga temanku, kalian tidak pernah mengejekku karena aku tidak bisa menggunakan sihir..." Gadis bermata biru itu terlihat murung, dia memang putri penguasa Don Lan, tapi dia bahkan tidak bisa memindahkan selembar kertas menggunakan sihir.

Ini... Tuan putri tidak memiliki mana ! Bagaimana ini bisa terjadi !

Kata-kata itu yang dikatakan departemen sihir beberapa tahun yang lalu, tapi itu juga menjadi kekuatan baginya untuk terus belajar, dunia sihir sangat misterius, bisa jadi dia akan mendapatkan kekuatan sihir di masa depan

"Nona bisa mengerti kami karena Nona sendiri mengalaminya," Siluman rubah salju itu mulai serius sekarang, mencoba mengerti perasaan orang lain.

"Yang jelas, saat kalian sudah bisa menentukan bagaimana diri kalian sendiri ke depannya, aku akan membebaskan kontrak kalian, kalian bisa kembali ke kekaisaran masing-masing, Ray juga bisa menikah dengan putri rubah api," wajah gadis itu berseri-seri sekarang, memikirkan kebahagiaan orang lain adalah kebahagiaan tersendiri baginya.

"Yang jelas jika gadis sombong itu mengganggu Tuan, Tuan panggil Chen saja, Chen pasti akan memberinya pelajaran.

"Chen... Itu tidak baik, kita tidak boleh menggunakan kekuatan kita untuk mengganggu orang lain,"

"Nona selalu saja mengatakan nasihat-nasihat tua, apa Nona tidak lelah diganggu orang lain ?" Siluman rubah itu sudah berdiri di samping Donita sekarang.

"Aku malas membahasnya, kalian keluarlah dulu, aku ingin mengganti seragamku,"

Ctak !

Siluman rubah itu menjetikkan jarinya dan Donita sudah berganti pakaian sekarang.

"Sudah kan Nona ? Apa sekarang saya bisa mendapatkan kesemak saya ?" Siluman rubah itu menunggu kesemak kesukaannya.

"Ini belum waktunya makan siang, kamu boleh pergi sekarang,"

"Huh... Nona selalu saja begitu..."

Plup !

Siluman rubah menghilang bersamaan dengan datangnya daun-daun bambu.

"Kamu sebaiknya juga pergi Chen,"

"Saya permisi Tuan,"

Plup !

Kini gadis itu sendirian di kamar mandi, dia mengemas barang-barangnya ke dalam kalung dimensi.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

See you in the next chapter

Catatan :

Mana : kekuatan sihir

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro