17. Kejutan dari Mami

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Mata Putri membelalak saat membaca pesan di ponselnya. Ia membeku di tempat.

Mami di Bandung?
Gawat nih!

Putri membatin sambil menepuk dahinya. Ia cemas karena ibunya di sini. Kemudian, membalas pesan.

Ketika Putri sedang sibuk mengetik, tiba-tiba saja layar ponselnya berubah menjadi sebuah panggilan masuk bergambar foto profil ibunya memenuhi seluruh layar ponselnya. Putri segera menggqeser tombol jawab untuk menjawab panggilan itu.

“Halo Mi.” Putri meletakkan ponsel ke telinganya.

Halo Sayang. Mami sudah di Bandung, ini baru aja nyampe hotel. Putri ke sini ya!” pinta Ratu, ibunya Putri yang berbicara di seberang sana.

“Sekarang juga Mi?”

Iya dong Sayang. Nggak mungkin tahun depan. Putri ke hotel sekarang ya. Mami kangen banget sama Putri. Pengen cepat-cepat ketemu,” pinta Ratu yang tidak sabar ingin bertemu anak sulungnya.

“Putri nggak bisa nyamperin Mami sekarang. Putri lagi ngumpul bareng teman-teman, kami sedang ngerjain tugas kelompok untuk besok, Mi,” jawab Putri berbohong, padahal ia sudah selesai buat tugas kelompok bersama Arwan tadi.

Ya sudah nggak pa-pa. Putri lanjut aja buat tugasnya. Kalau sudah selesai datang ke hotel mami menginap ya. Nanti mami kirim alamatnya.”

“Iya, Mi. Bye Mami....”

Bye sayang.

Ratu memutuskan panggilannya dan Putri beranjak dari duduknya, meninggalkan rumah Bi Ayu pergi ke suatu tempat.

***

Putri memasuki sebuah Butik. Ia disambut oleh seorang wanita muda.

“Selamat datang di Butik Nima,” sambutan ramah dari karyawan butik. “Adek mau mau mencari pakaian apa? Dress, blus... kami juga punya koleksi baru. Mari ikuti saya,” pintanya dan menunjukkan sederet pakaian koleksi butik mereka kepada Putri.

Putri memilih pakaian yang berderetan di gawangan baju. Ia juga meminta saran kepada wanita muda itu. Setelah memilih-milih, ia mengambil tiga dress, kemudian di cobanya di ruang ganti. Keputusannya jatuh kepada dress simpel berwarna abu-abu.

Di Butik Nima selain menjual pakaian juga ada tas dan sepatu yang berada di lantai dua. Putri menaiki tangga dan mencari sepatu yang cocok untuknya. Ia mengambil sendal model Cone Heel berwarna hitam. Setelah semuanya selesai ia membayarnya, dan langsung ia kenakan barang yang ia beli.

Tujuan Putri selanjutnya yaitu Salon. Kebetulan letak Salon tidak jauh dari butik yang ia singgahi tadi.

Saat memasuki Salon, Putri disambut oleh seorang Pria tulen.
“Selamat sore Sis, ada yang bisa saya bantu?” tanyanya.

“Saya mau smooting, Mas.” Sebenarnya Putri ragu mau memanggil sebutan untuk lelaki di hadapannya ini karena lelaki itu gaya bicara dan penampilanya lemah gemulai seperti wanita.

“Ok, mari ikuti eike.”

Putri mengikuti lelaki itu dan ia di minta duduk di sebuah kursi di depan cermin. Lelaki itu memegang rambunya dan berkata, “Sepertinya rambut kamu harus dirubah supaya lebih cantik nih.”

Putri melihat lelaki penata rambutnya itu lewat cermin. “Iya Mas, tolong luruskan rambut saya,” pintanya.

“Mau di warna sekalian nggak Sis?”

“Tidak Mas. Di potong saja sedikit.”

Lelaki penata rambut mulai bekerja. Ia memasangakan jubah potong rambut ke badan Putri lalu meminta kacamata yang di kenakan Putri untuk di lepas. Rambut Putri di keramas sambil memijat pelan kepala Putri. Setelah di keramas, penata rambut itu melanjutkan tahap selanjutnya hingga selesai.

Penata rambut sudah selesai bekerja. Putri menatap cermin dan kedua sudut bibirnya tertarik melihat rambut baru miliknya. Kini Putri tampak berbeda dari biasanya. Putri beranjak dari kursinya dan membayar upah salon ke meja kasir. Ia keluar dari salon tersebut dan menghentikan Taxi untuk pergi menemui ibunya di Hotel Luxy.

***

Putri turun dari Taxi. Tadi saat di salon ponselnya berdering, ia belum membuka pesan itu. ia sudah memasuki hotel barulah dibacanya pesan dari ibunya.

Mami:
Put, Mami ke luar dulu bareng teman-teman arisan.
Kalau udah sampai, kamu tunggu aja di kamar mami. Tadi mami udah bilang kok ke resepsionis-nya.
Mami bentaran kok perginya sayang.

Putri kesal membaca pesan dari ibunya. Tau begini, bagusnya ia ke hotel nanti malam saja setelah ibunya pulang. Ia langkahkan kakinya menuju tempat resepsionis dan meminta kunci kamar ibunya.

Di kamar Putri merasa bosan karena menunggu ibunya pulang sehingga tertidur di atas ranjang big size yang empuk beralaskan seprai berwarna putih.

Ratu memasuki kamarnya dan membangunkan Putri. “Put.... Put.... bangun sayang!” ucap Ratu yang duduk di tepi ranjang sembari menepuk-nepuk halus bahu anaknya.

Putri terbangun, perlahan ia membuka kelopak matanya dan duduk di atas ranjang itu. Ia langsung memeluk ibunya karena sangat rindu.

“Putri kangen Mami!” ucap Putri memeluk ibunya erat.

Ratu membalas pelukan sembari mengelus rambut Putri dan sesekali mencium puncak kepala anak sulungnya.

Mereka berbincang-bincang untuk melepas rindu karena tidak lama bertemu.

***

Putri turun dari Taxi bersama ibunya. Tadi, mereka pergi ke restaurant untuk makan malam di sana, karena itu ibunya bisa satu Taxi dengannnya.

“Jadi ini rumah Mbak Ayu?” tanya Ratu sembari melihat rumah bercat putih di hadapannya.

“Iya, Mi. Mami nggak mampir dulu?” tanya Putri.

“Besok saja deh. Titip salam ya buat Mbak Ayu dan anaknya.”

“Ok Mi.”

Ratu membuka pintu Taxi berwarna biru dan melampaikan tangannya kepada anak sulungnya. Putri membalas dengan melambaikan tangan juga. Ratu berlalu bersama Taxi-nya.

Ketika hendak memasuki pekarangan rumah Bi Ayu, tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya.

“Putri!!!” teriak seseorang di seberang sana.

Putri menoleh dan matanya membelalak melihat orang yang memanggilnya.

Tbc...

👓

Hayo....
Siapa yang manggil Putri?

Beginilah Putri setelah ke salon

Jangan lupa vote dan komennya
Terima kasih sudah mampir
😄

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro