🕔 05 | Last Time

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

17 Desember 2022
Australian Independence School

Naeva L.C
[Let’s meet at the place where the first time we are being a couple.]

Sudah genap sebulan. Selama itu juga Naeva menjauhi Jaden di berbagai kesempatan, enggan terlihat bersama seperti sebelumnya. Bahkan dia berganti tempat dengan Sherya setelah mendapatkan izin dari sang wali kelas.

Dan sudah lewat dari jam pulang sekolah, nyaris jam enam dan langit mendadak mendung. Naeva tidak peduli.

Tidak peduli dengan langit yang perlahan terisak membasahi seragamnya tanpa jas menerobos ke gerbang yang ditutup setengah.

“Pak, izinin aku masuk. Temanku ada di dalam,” katanya yang berdiri berteduh di pos satpam.

“Semuanya sudah pulang, Mbak.”

“Tidak, Pak. Teman saya di dalam. Izinkan aku masuk ke dalam menjemputnya. Hanya sebentar, lima belas menit.”

Tentu saja dia harus menggunakan beberapa kebohongan seperti temannya ketiduran di dalam ruang istirahat. Setelah melakukan penawaran menarik tentunya, Naeva langsung menerobos ke dalam lingkungan sekolah.

Tungkai kakinya yang hanya menggunakan skinny jeans dan kaus warna putih yang dimasukkan ke dalam celananya segera berjalan ke arena lapangan basket outdoor.

Bagaikan sebuah déjà vu.

Ingatannya berlari kencang ke lapangan basket sekolah hanya karena Jaden mengatakan bahwa dia tidak bisa pulang karena motornya mogok dan ponselnya langsung kehabisan daya.

Dia berhenti berjalan; menengadahkan kepalanya ke atas langit yang sangat gelap dan mulai terisak hingga membuat Naeva langsung membuka payung yang diberikan oleh petugas keamanan sekolah.

Perlahan terdengar suara hantaman bola basket dan derit sepatu olahraga, sesaat kemudian suara tabrakan dengan ring juga memenuhi area luar gedung sekolah. Naeva berhenti di sudut sisi lapangan dengan payung biru di tangannya.

Langit semakin menangis kencang, membasahi lapangan sekolah.

“Jay!” pekik gadis itu yang terendam suara hujan.

Anak tunggal Adhitama masih sibuk men-dribble bola oranye itu kesana dan kemari dan melambungkannya ke udara. Karena lapangan licin, Jaden tergelincir.

“Jaden!”

Naeva langsung berlari kearah pemuda itu, melempar payungnya sembarang arah. Dirinya berjongkok di samping Jaden untuk membantunya kembali berdiri.

Namun, tak disangkanya bahwa dia langsung ditarik ke dalam pelukan. Tangannya terasa kebas dan hanya bisa diam menyangga dirinya supaya tidak oleng terjatuh. Tidak peduli kalau kepala Jaden telah terbenam di pundaknya.

Basah.

Keduanya kebasahan karena hujan semakin lebat.

“Don’t push me away now, Cathania. Once again … just this one time,” bisik Jaden dengan pundaknya yang bergetar karena tangisan.

Naeva hanya membeku di sana, matanya semakin memerah dan menangis. Dalam hatinya dia juga tidak rela dengan keadaan seperti ini. Tapi, mau bagaimana lagi?

Semuanya telah jelas, besok akan menjadi hari baru bagi mereka berdua … sebagai saudara tiri.

Bahkan langit saja ikut berduka dengan mereka.

“Hey, Jay,” kata Naeva dengan lembut, menarik wajah pemuda yang tinggal menghitung waktu menjadi mantannya menghadap kearahnya.

“Look. We still can be together. See? We will live in one house together I can look at you anytime I want. That’s good news,” kata Naeva dengan senyuman getir, hidungnya menarik udara supaya menghentikan tangisannya.

“No. I don’t want it. Don’t you know what I mean?”

Naeva paham. Sangat mengerti dengan apa yang dimaksud oleh pemuda ini.

Tapi, gadis itu bisa apa? Semuanya telah dilakukan, ketika dia melihat Ibunya tersenyum bahagia dan lebar dengan tunangannya itu, Naeva memilih untuk mundur.

Karena, wanita yang dipanggilnya Mama itu sudah berkorban banyak demi Naeva. Sekarang gilirannya.

“I’m still gonna be your best friend, your seatmate. There’s nothing change between us, Lion.”

Begitu Naeva membujuknya dengan suara yang lembut, mengingatkan Jaden dengan mendiang ibu kandungnya.

“We are still friends?” tanya Jaden dengan mata yang memerah sehabis menangis, masih berkaca-kaca dengan linangan air mata.

Naeva mengangguk, membantunya berdiri, “Always.”

“Ayo, pulang. Om Sam tungguin kamu daritadi.”

To Be Continued

Hi hi hi!!!

Sky balik lagiiii.

Yah, pasangannya putus. Huhuuu TT

31 Desember 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro