Day 29 - Obor Berkata

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Saat itu, Desa Kalijangga memancang obor-obor ke dalam tanah. Beberapa obor membawa dipasang di sepanjang jalan, mengiringi jalan trotor hingga ke ujung.

Penerangan yang dulunya menggunakan lampu pijar, kali ini manusia tengah berbondong-bondong menggantinya dengan obor. Bagi mereka ini yang lebih berpijar terang, menyala menerangi jalan raya.

Namun, lampu pijar yang berdiri di jalan kadang membenci, seakan mereka sudah tidak dianggap lagi. Padahal kalau ditilik dari kegunaan yang praktis, lampu pijar lebih praktis dari lampu obor.

Obor hanya menggeleng sebagai tanggapan dari lampu berpijar ini. Apinya terkibas-kibas oleh angin. Anehnya tidak satupun membuat api ini padam akan angin yang terhempas mereka.

Obor begitu kuat. Obor bahkan menyatu dengan tanah. Dibuat dengan hati oleh manusia. Tidak perlu mengambil sumber energi dari matahari, sebab obor dibuat alami yang memanusiakan manusia.

Obor menepuk badan lampu berpijar. Dia mengatakan jika jangan lepaskan cahaya kalian serupa dengan lampu-lampu yang lain.  Jadilah diri sendiri, bersinar  dengan berbeda-beda.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro