Happy birthday, Tsukki!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Baiklah, kali ini saya haris dan mengupas secara tajam setajam, pisau. /ralat

Yo, minna! Kali ini ku bawakan ff khusus ultahnya Tsukki(yang sebenarnya terlambat 3 hari :'v)yang kujanjikan di part sebelumnya :v maafkan aku yang membuat harapan palsu pada kalian :'v baiklah, kali ini aku tak sendirian, para Author hebat kemari, antara lain: RainAlexi123 avira34 RRettaA 09Cantika_cancan01

Rain: Halo~

Retta: yo, Minna!

Cancan: halo semua, mohon bantuannya!

Avira: mohon bantuannya~

Hana: selain itu, aku juga menyeret para ikemen Haikyu- err... ralat. Maksudku para karakter Haikyuu. *menyeret beberapa karakter Haikyuu*

Hinata: aku Hinata! Dan aku bisa terbang! Retta-chan, mohon bantuannya!

Tsukishima: fu, fu, fu, fu, fu. Memangnya seorang manusia bisa terbang ya? Mimpimu terlalu tinggi Hinata.

Hinata: diamlah kau!

Nishinoya: yo, minna! Kali ini pasti aku akan mendapat kebahagiaan disini! Cancan, semoga kita berjodoh dan akhirnya menikah!

Cancan: me-menikah?! *blush*

Hana: Noya-senpai... kau mimpimu terlalu tinggi, sama seperti Hinata.

Bokuto: Hei, Hei, Hei! Bokuto disini!

Akaashi: Akaashi disini. Salam kenal. Avira-chan, semoga kita menjadi pasangan yang baik *senyum*

Kuroo: Oya, Oya, Oya. Kuroo datang ingin mengambil seorang gadis berkacamata.

Hana: Kuroo-kun, jangan terlalu liar sekarang. dalam artian karena terlalu lama menjomblo, kau jadi ingin cepat mencari pasangan.

Kuroo: *smirk smile* tak apa Hana-chan, aku sekarang benar-benar akan mencari seorang wanita berkacamata. *tertawa nista*

Hana: baiklah, sebaiknya kita mulai cerita ini. Aku tak janji akan ada adegan-adegan yang membuat kalian semua tersenyum-tersenyum sendiri ataupun mampu membuat kalian terbang :v

Warning! Typo bertebaran dan cerita yang gaje :v

Pairing:
Tsukishima x Hana
Rain x Bokuto x Kuroo
Retta x Hinata
Avira x Akaashi
Cancantika x Nishinoya

Selamat membaca~
______________________________________

"Hei, bukankah besok hari ulang tahunnya Tsukishima, ya?"

"Bownarkah? Akow lupo(benarkah? Aku lupa)"

"Hana, makanlah terlebih dahulu. Setelah itu kau boleh bicara."

"Hmm, bagaimana jika kita memberinya kejutan? Siapa tahu dia akan senang. Walaupun itu hanya kemungkinan kecil..."

Keempat gadis berada di sebuah cafe ditengah kota Miyagi. Berkumpul dan berbincang-bincang tentang apa yang menurut mereka seru. Biasanya mereka berkumpul seperti ini hanya dua kali sebulan dan saat liburan saja. Mengetahui jika jarak dari Miyagi ke Tokyo yang sedikit jauh ditambah kegiatan sekolah yang padat membuat mereka tak punya banyak waktu. Termasuk Avira dan Rain yang tinggal di Tokyo.

"Hana, kau tahu teman-teman Tsukshima selain Bokuto dan Kuroo?" ucap seorang gadis berkacamata. Hana mengganguk, "ya, aku tahu. Memangnya kenapa, Rain-senpai?"

"Kita undang saja mereka. Rasanya akan terasa ganjil jika hanya perempuan yang datang. Sementara yang ulang tahun adalah laki-laki..." balas gadia berkacamata itu yang tak lain adalah Rain.

"Baiklah, akan aku hubungi semuanya." ucap Hana. "Semakin banyak orang, semakin seru perayaannya!" balas Retta semangat.

"Dan lagipula, Hana tak perlu menghubungi mereka semua. Lihatlah, semua sudah datang." ucap Avira menunjuk kearah pintu cafe kini terbuka menampilkan beberapa laki-laki yang kini berjalan menuju meja mereka.

"Apa kalian sudah menunggu lama?" tanya Kuroo yang kini duduk disamping Rain yang kebetulan kosong. "Tidak terlalu lama juga," ucap Rain menyeruput tehnya. "Hei, hei, hei! Besok ada yang berulang tahun, ya!?" seru Bokuto yang duduk disamping lain Rain. Kedua laki-laki merapatkan badan mereka sehingga Rain sedikit terhimpit.

"Iya! Si tiang garam itu, berulang tahun besok! Benarkan Cancan?" ucap Nishinoya yang dibalas dengan anggukan. "Wah, wah... ternyata Rain sedang diperebutkan~" goda Cancan. "Ti-tidak mungkin seperti itu! Mungkin mereka berdua ingin memberi tempat kepada orang yang belum duduk." ucap Rain yang pipinya merona. "Tapi, di sini masih banyak tempat yang kosong senpai. Dan menyisakan satu tempat." ucap Hana melirik kearah sampingnya yang kosong.

"Baiklah, kembali ke topik utama" ucap Akaashi mengingatkan. "Jadi, apa yang kalian rencanakan?"

Semua pun berpikir dan akhir mengeluarkan pendapat mereka.

"Buat dia kesal, setelah itu beri dia kejutan."

"Langsung saja ajak dia berpesta."

"Kita buat dia tersenyum!"

"Aku punya suatu rencana hebat," ujar Avira yang membuat mereka semua menoleh. "Apa itu?" tanya Cancan.

Ketika Avira memberitahu rencanannya semua setuju dan bersemangat. Kecuali Hana. "A-apa tidak ada rencana lain?" ucapnya gugup. "Tak ada, ini rencana yang bagus! Dan kau harus melakukannya. Lagipula kau juga menyukai Tsukishima 'kan?" balas Hinata yang membuat Hana sedikit tersentak.

"Baiklah, baiklah... aku akan melakukannya."
_________________

Sementara itu, Tsukishima berjalan sendirian dengan headphone yang masih dia gunakan.

Kini dia pulang sendirian, karena Yamaguchi pergi ke rumah neneknya dan tidak masuk sekolah. Sementara Hana menghilang tanpa kabar. Hawa keberadaannya pun tak terdeteksi oleh Tsukishima. Klub voli juga tidak beraktifitas sekarang yang membuat Tsukishima pulang lebih cepat.

'Sepertinya aku akan sendirian hari ini dan juga besok.' batin Tsukishima menghela napas. Tiba-tiba handphonenya bergetar. Seketika Tsukishima langsung berhenti berjalan dan melihat kearah handphonenya Sebuah pesan dari Hana terlihat.

To: Tsukishima Kei
From: Tsukihiro Hana

Tsukki, maafkan aku karena tak bisa pulang denganmu. Oh ya, besok sore kau bisa ke taman dekat rumahmu, tidak? Ada yang ingin aku bicarakan padamu...

Dengan cepat, Tsukishima membalas pesan itu.

To: Tsukihiro Hana
From: Tsukishima kei

Baiklah, terserah kau saja. Lagipula besok aku juga tak ada kerjaan.

"semoga saja, Hana ingin mengucapkan selamat padaku." Gumam Tsukishima. "Tunggu, kenapa ku malah berharap seperti itu? Ah sudahlah... apapun yang ia katakan besok sore mungkin akan membuatku sedikit senang." ucap Tsukishima melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
__________________

Keesokan harinya

"Klub voli tidak beraktifitas. Lagi. Baiklah, berarti aku bisa langsung ke taman sekarang." ucap Tsukishima lalu berjalan menuju taman dekat rumahnya.

Ditengah jalan, Tsukishima bertemu beberapa orang yang terasa familiar. "Avira, Akaashi-san, Cancan dan Nishinoya-san. Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Tsukishima lalu melirik kearah barang belanjaan yang ditenteng oleh Cancan dan Avira, "dan apa itu?"

"kami sedang berkencan." balas Akaashi singkat namun membuat Avira merona. "Benar, kami dengan pasangan kami sedang berkencan dan membicarakan tentang rencana pernikahan kami." ucapan dari Nishinoya membuat muka Cancan terlihat merah padam.

"Lalu, apa hubungannya dengan kantong itu?" tanya Tsukishima menaikkan satu alisnya. "Ini? Oh, ini adalah barang pribadi kami." balas Avira. "Barang yang tak boleh diketahui orang-orang selain pasangannya sendiri."

"Oh... baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu. Sampai jumpa." ucap Tsukishima lalu kembali berjalan meninggalkan keempat orang itu.

"Untung dia percaya jika kita sedang kencan. Padahal itu sama sekali tidak terjadi. Dan juga, ucapan Nishinoya-san sangat hebat." ucap Akaashi. Nishinoya tertawa lalu memeluk Cancan dari belakang, "hehehe, aku mengatakan itu agar menjadi kenyataan! Karena orang bilang, ucapan adalah doa jadi, aku katakan yang kumau."

"Yuu, kau membuatku hampir meleleh dengan kata-kata." sahut Cancan yang menutupi mukanya yang sudah merah padam. "Hei, sudahlah. Sebaiknya kita pergi. Ini sudah hampir waktunya." ucap Avira melihat kearah jam tangannya. Semua setuju dan akhirnya pergi.

Kembali ke Tsukishima, kini dia sudah hampir sampai di taman. Matahari hampir tenggelam dan hari semakin gelap. "Kurasa tak ada yang mengingat ulang tahunku," gumam Tsukishima.

Terlihat seorang gadis sedang berada di ayunan taman sambil mencabut kelopak-kelopak bunga mawar dengan wajah gelisah.

Tsukishima pun mendekati gadis itu dan duduk di ayunan sebelah gadis itu. "Apa yang ingin kau sampaikan?" Tsukishima bertanya langsung pada gadis itu.

"A-aku, emm... bagaimana menyampaikannya? Argh! Aku gugup!" ucap gadis itu heboh sendiri. "Cepat katakan, Hana. Ada apa?" tanya Tsukishima penasaran.

" a-aku, suka... orang yang ada disampingku!"

Ditaman itu hanya ada mereka berdua, dan jumlah ayunan itu hanya ada dua jadi...

"Jadi, kau menyuka-"

"kita bicarakan ini nanti saja! Kau harus kerumahmu sekarang!" ucap Hana yang seketika berdiri dari ayunan dan menarik tangan Tsukishima dan berjalan menuju rumah Tsukishima.

Dijalan keduanya masih terdiam dan mencoba mengingat hal yang baru saja terjadi.

Saat sudah sampai didepan rumah laki-laki itu, semua lampu dimatikan. Keadaannya pun sepi.

"Kenapa rumahku seperti ini?"

"Sudahlah, kita masuk sekarang. Pegang saja tanganku."

"Hmm, baiklah."

Kedua orang itupun berjalan masuk menuju rumah yang tak satupun terdapat pencahayaan itu. Dan akhirnya berhenti di ruang keluarga. "Sekarang, apa yang harus kita lakukan?" tanya Tsukishima yang memperbaiki kacamatanya. "Tunggu sam-"

Dug!

"Aduh! Kepalaku sakit!"

"Jangan-jangan benjol lagi."

"Hinata! Kau tak apa?"

"Terbongkar sudah persembunyian kita."

"Oi! Kecilkan suaramu!"

"Siapa itu?" tanya Tsukishima. Seketika lampu dinyalakan dan berdiri didepannya semua orang yang dia kenal.

Sebuah tulisan besar 'selamat ulang tahun Tsukishima Kei!!' terlihat di sebuah kertas berukuran besar

"SELAMAT ULANG TAHUN TSUKISHIMA!"

Tsukishima terkejut melihat semuanya. Terutama pada sebuah kue stroberry shortcake besar yang dibawa Rain. "Kalian... mengingat ualng tahunku?" tanya Tsukishima yang masih dalam keadaan terkejut.

"Tentu saja! Mana mungkin kami melupakannya!?" ucap Kuroo menepuk pundak laki-laki pirang itu lalu menoleh kearah Hana. "Nah, bagaimana Hana? Apakah kau sudah menyatakan perasaanmu?" pertanyaan dari Kuroo membuat Hana tersentak gugup.

"A-aku..."

"kepalaku sakit. Retta-chan! Peluk aku!" ucap Hinata dengan nada manja. "Baiklah-baiklah. Kemarilah Hinata-chan!!" seru Retta memeluk Hinata lalu mengelus kepala Hinata yang benjol.

"Kami mempunyai banyak hadiah untukmu." Bokuto menunjuk hadiah-hadiah yang tertumpuk disamping sofa. "Terima kasih semuanya." ucap Tsukishima tersenyum. Sangat tipis. Bahkan hanya Hana yang melihatnya.

"Baiklah, hadiah tambahan dariku." ucap Rain lalu memeluk Tsukishima. Seketika semua terkejut, terutama Bokuto dan Kuroo. "Rain..." ucap Kuroo lirih. Setelah Rain melepas pelukannya dari Tsukshima, seketika Rain langsung dipeluk dua orang laki-laki yang tak lain adalah Bokuto dan Kuroo. "Kau tak boleh kemana-mana setelah kami puas memelukmu!" ucap Bokuto. Rain hanya menghela napas lalu membalas, "baiklah-baiklah. Terserah kalian."

"Retta-chan! Jangan pergi! Pelukah aku terus!" ucap Hinata mengeratkan pelukannya. "Eh? Baiklah, aku tak akan pergi." balas Retta.

Avira yang sudah maju selangkah harus berhenti saat Akaashi mengalungkan tangannya dileher Avira. "Ada apa?" tanya Avira. "Jangan peluk dia. Biar Hana saja yang memeluknya, ok?" ucap Akaashi lalu menaruh kepalanya dipundak Avira. Sementara gadis itu hanya mengusap-usap rambut Akaashi sambil tersenyum.

"Kau mau memeluk Tsukishima, Cancan?" ucap Nishinoya membuang mukanya dengan ekspresi kesal. Cancan tersenyum mengoda, "kau cemburu ya?" Nishinoya membalas, "tentu saja! Aku cemburu..."

Setelah itu Cancan langsung memeluk Nishinoya, "tenang, aku tak akan membuat Tuan Nishinoya ini cemburu, hehehe."

Tersisa Hana dan Tsukishima yang tak bereaksi sedikit pun. "Jadi..." sahut Hana membuang mukanya berusaha menutupi mukanya yang merah padam. "Ingin sebuah pelukan?"

"Tak perlu, karena akulah yang akan memberikannya."

Sebuah pelukan hangat diterima oleh Hana. Tinggi badan yang berbeda membuat Hana hanya bisa menenggelamkan kepalanya di dada Tsukishima.

"Untuk pernyataan perasaanmu tadi, aku menerimanya. Sekarang kau resmi jadi pacarku dan mulai sekarang panggil aku Kei. Mengerti?"

Hana tersentak lalu tersenyum bahagia. Disaat yang bersamaan, gadis itu mengucapkan sesuatu.

"Selamat ulang tahun, Kei."

______________________________________

Hana: apa-apaan ini?! Kenapa jadi seperti ini?! Apa yang aku pikirkan?! *ngacak rambut*

Tsukishima: tenanglah, itu hanya cerita. Bukan sungguhannya kan?

Hana: *jleb* kau tega, Tsukki...

Nishinoya: aku dan Cancan kurang adegan romantisnya!

Cancan: sudahlah, yang penting kau sudah membuat diriku sedikit bahagia *tersenyum ke Nishinoya*

Nishinoya: *blush*

Bokuto: hei, hei, hei! Disini belum ditentukan Rain bersama siapa!

Hana: tanyakan saja pada Rain-senpai

Retta: disini adeganku kurang, Hana!

Hinata: benar! Aku juga!

Avira: walaupun sedikit setidaknya kalian mendapatkan adegan romantisnya bukan?

Akaashi: bersyukurlah Hana tidak menulis jika Retta ingin mengarungi Hinata.

Hana: eh? Kenapa aku?

Hinata: apa benar seperti itu, Retta?

Hana: baiklah, baiklah... Hinata. Kau bicarakan lebih lanjut pada orangnya saja ya. Part ini sudah mau tutup. Jadi, bagaimana tentang ff ini? :v jangan ditanya lagi, mungkin ini ff yang gaje :'v oh, kulupa masih ada utang *duduk dipojokan* baiklah, cukup sekian dari Hana :3 kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan di komen, dan maaf jika typo bertebaran :v aku ini manusia biasa yang tak tersempurna dan kadang salah :" /plak

Bye~

Hana '-'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#random