Kalo anak AAside ke Karen's Dinner

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Di suatu sore yang cerah, Yuto yang lagi setengah gabut gegara gak tahu mau ngapain itu lagi mainin handphonenya dan nge-scroll tik tok aja. Gak lama dia nemu sebuah postingan yang emang akhir-akhir lagi viral, awalnya si Yuyut bodo amat, tapi fyp nya malah penuh sama itu. Ya kalo gak Karen ya Mixue (ni ai wo wo ai ni) //nggak canda.

"Ish apaan sih fyp gua isinya beginian mulu, perasaan gua gak pernah nyari deh." katanya, tapi karena penasaran yaudah ditonton sampe abis. Seketika itu juga dia tertarik sama salah satu restoran yang viral itu, akhirnya karena ide gabutnya itu dia ngajak temennya, Reon, Kanata, sama Kenta.

Yuto: "Gaes, mau nggak ke Karen's Dinner? Itu loh restoran yang lagi rame di tik tok."

Kenta: "Karen's? Lu yakin mau ke sana Yut? Pelayannya kan galak-galak."

Reon: "Iya, gua sih nggak mau. Cukup diomelin sama Nayuta aja gua, nggak mau sama mereka. Capek."

Yuto: "Aelah, ayo ngapa. Sekalian tahun baruan kita."

Reon: "Sorry. Gua mau jualan nanas sama terompet aja, lumayan duitnya buat beli obat kuping, congekan gua lama-lama diomelin Nayut mulu."

Kenta: "Cepuin ah ke Nayut."

Reon: "Kenta bangke!"

Yuto: "Yaudah, jadi pada mau ikut apa enggak?"

Kenta: "Enggak."

Reon: "Enggak."

Yuto: "Ih pada jahat ya kalian semua, gak best friend sama gua."

Kenta: "Sejak kapan kita best friend?"

Yuto: "Sejak jaman dinosaurus belom punah. Puas lo."

Reon: "Anjir sepuh."

Yuto: "Ayo napa, gua yang bayar deh. Tapi ntar kalo kalian di omel-omelin ya tanggung aja sendiri."

Kenta: "Bahasa Jepangnya besok tapi formal."

Reon: "Hah? Apaan?"

Kenta: "Cari aja sendiri."

Setelah percakapan itu yang entah dapat persetujuan apa enggak dari pihak kedua, Yuto udah siap-siap dengan mobilnya yang entah itu mobil siapa main asal pake, udah terparkir manis di depan sharehouse anak Gyro. Ya mau nggak mau akhirnya si Kenta sama Reon pun masuk ke mobil tersebut,

"Eh, lu sendirian aja? Yang lain pada kemana?" tanya Reon.

"Lagi jalan-jalan, parah sih gua nggak diajak." balas Yuto sambil menancap gas dan melajukan mobilnya.

"Yah kasian, nggak dianggep sama member sendiri." kata Kenta.

"Daripada lu, nggak dianggep sama adek sendiri."

JLEB, kata-kata Yuto langsung nancep di hati Kenta, "Kayak ada yang sakit, tapi nggak berdarah."

"Eh, ngajak Kanata juga yuk. Biar lebih rame aja."

"Yaudah serah lu, gua mau tidur dulu." balas Reon.

Mobil yang mereka tumpangi pun berbelok dan berhenti sebentar di sharehouse Epsi, Yuto yang males keluar langsung ngeklakson mobilnya dengan kenceng, yang otomatis ngebuat Reiji sama Tadaomi yang lagi belajar kayang langsung kecengklak.

"Aduh ... siapa sih sore-sore begini ngeklakson mobil kenceng banget?" omel Reiji sambil ngelus-ngelus pinggangnya yang encok. Dia ngebuka pintu dan ngeliat mobil hitam yang terparkir di depan gerbang.

"Apa?" tanyanya judes.

"Eh buset, jan marah dulu dong."

"Terus apa?"

"Kanata ada?"

"Ada noh, lagi main sama kadalnya."

"Oh .... panggilin dong, bilang mau diajak jalan-jalan."

"Panggil aja sendiri."

"Nggak kedengeran kocak, gua lagi di mobil. Udah panggilin aja."

"Haelah." hela Reiji yang pasrah disuruh-suruh sama Yuto, Kanata yang lagi main sama Paru-chan langsung dipanggil sama Reiji.

"Kanata, noh diajakin jalan-jalan sama Goryo."

"Kemana?"

"Nggak tahu, mau nyulik lu kali."

"Haha, masa mau nyulik. Yaudah, aku pergi dulu ya Reiji-senpai. Kandangnya Paru-chan jangan lupa dibersihin!!" katanya yang langsung lari keluar rumah. Reiji cuma bisa ngelus-ngelus dada doang, "Sabar banget gua."

***

Singkatnya mereka sampe ke restoran itu, yap, restoran yang bisa dibilang cukup besar itu memang sangat menarik perhatian pengunjung yang asal lewat di depannya. Setelah memarkirkan kendaraannya mereka masuk ke sana, baru juga masuk, mereka langsung disambut oleh sesuatu yang mengejutkan yang judes, putih, tapi nggak tinggi-tinggi banget sama mukanya agak imut.

"Nayut? Lu kerja di sini?" tanya Reon yang kaget ngeliat vokalisnya kerja di sini.

"Nggak, gua lagi nyinden di sini. Ya lagi kerja lah, gimana sih lu?!" nah kan jawabnya sewot banget.

"Udah-udah, jangan ribut dulu. Kita pesen makanan aja." kata Kenta yang langsung nenangin Nayuta, "Em Nayuta, bisa kita minta buku menunya?"

"Nggak ada buku menu. Nih tinggal lu scan aja di sini, nanti gua yang pesenin. Cepet."

Kenta nurut-nurut aja, dia ngambil handphonenya dan mulai mengscaning barcode yang ada di meja itu. Terlihatlah beberapa menu, "Kalian pesen apa?" tanya Kenta.

"Gua pesen pisang goreng deh, lu apa Yut?"

"Ayam goreng, lu apa Kanata?"

"Mantan goreng ada nggak?"

"Yeeu orang serius nanya malah bercanda. Cepetan, capek tahu ngeliat muka lu semua."

"Ya nggak usah diliatin, apa susahnya sih."

"Cepetan pesen!"

"Iya!" kata Reon yang sedikit ngebentak vokalisnya itu, nggak tahu deh bakal kek apa ntar nasibnya kalo mereka berdua di rumah. Paling jambak-jambakan //eh?

"Pisang goreng, ayam gorengnya empat tambah nasi. Sama minumannya jus mangga aja." kata Kenta.

"Euh daritadi kek, yaudah tungguin, jangan kabur lu pada." balas Nayuta yang langsung pergi dari sana dan kembali ke dapur buat ngasih tuh pesenan ke koki.

Tak lama, datanglah Nayuta sambil membawakan nampan berisi hidangan itu ke meja mereka. Bukannya ditaruh pelan-pelan seperti kebanyakan orang, dia langsung ngelempar ke meja mereka.

"Eh ayam-ayam!!" kaget mereka bertiga kecuali si Kenta.

"Noh ayam lu!"

"Jangan ngagetin lah anjim! Mau bikin gua jantungan?!" sewot Reon lagi.

"Udah Reon, makanannya udah nyampe nih. Mending kita langsung makan aja." kata Yuto.

"Iya bener tuh, lagian makanannya juga paling biasa-biasa aja." kata Kanata yang ngelirik Nayuta pake tatapan julidnya. Otomatis Nayuta pen nampol nih anak satu, tapi dia inget lagi kerja. Emang sih konsep nih restoran satu agak lain, bisa buat marah-marah ke pelanggan ataupun ngusir, tapi yang namanya kerja ya tetep kerja, mereka juga ngelakuinnya masih dalam batas wajar ya.

"Met makan, awas keselek." kata Nayuta yang langsung pergi ngebiarin mereka makan, akhirnya mereka berempat pun makan dengan yaaaah cukup tenang.

"Yut, lain kali kalo gua diajak ke sini gua nggak akan mau meski lu maksa. Mending gua makan di restoran pakde Daimon dah, walaupun mukanya rada serem sih."

"Haha, ya nggak papa lah Yon, kali-kali gitu biar hidup ada adrenalinnya."

"Adrenalin sih adrenalin, tapi abis ini bisa-bisa gua disuruh tidur diluar sama Nayut."

"Enggak kok, selama kamu nurut sama dia kamu nggak bakal disuruh tidur diluar." celetuk Kenta sambil nyomot ayam gorengya.

Dalem hati si Reon, "Euh, bela aja terus tuh koceng."

Yuto yang lagi makan itu cuma cekikikan aja ngeliat Reon yang ngomel-ngomel, katanya kalo Reon lagi begitu lucu, rasanya pengen tak unyel-unyel.

"Oh iya, kalo Kanata biasanya gimana sama Haruka?" tanya Kenta.

"Aku ya ... aku sih biasanya gangguin aniki sampe marah. Terus aniki bakal bilang aku anak setan, padahal kalo aku anak setan ya dia juga anak setan lah, hihi."

"Euh ... agak lain ya." sahut Yuto dengan wajah yang rada senyum tapi rada ditekuk.

"Oh iya, bilangin juga dong ke vokalis mu, senpai. Kalo make pelet jangan yang kenceng-kenceng banget dong, aniki aku jadi kepelet tahu."

"Buset, Ren gua dikata pake pelet. Aniki lu aja tuh yang nempel ama dia."

Skip, usai makan mereka pun menuju kasir dan hendak membayar semua makanan mereka. Ternyata kasir yang melayani adalah tak lain dan tak bukan adalah Wataru, Yuto dan Kenta pun langsung kaget, "Wataru?!"

Wataru ngeliat mereka sebentar dan cuma bilang, "Oh, kalian."

"Wataru, kamu kerja di sini toh. Kok nggak bilang nii-san dulu sih kalo kerja di sini?"

"Ck, emang harus banget ya bilang? Udah cepetan bayar, lama banget." katanya, tapi Kenta senyam-senyum ke adeknya itu sampe di adek risih.

Di sebelahnya, ternyata ada Haruka juga yang lagi beres-beres di sebelah Wataru. Kanata yang girang pun ya langsung lompat ke meja itu dan meluk kakak tercinta muah-muahnya, "ANIKII!!!"

"NAJIS! ANAK SETAN!" katanya sambil berusaha melepas pelukan Kanata.

"Kana-chan kangen banget sama aniki. Nggak nyangka ternyata aniki kerja di sini."

Haruka nggak jawab apa-apa dan langsung ngangkat adeknya itu buat keluar dari tempat kasirnya. Dua adik kakak yang sama-sama brocon ini malah melakukan hal konyol di depan meja kasir yang otomatis membuat kedua orang itu jadi malu.

"Ih kamu jahat, aku tuh cinta berat. Sini dong dekat-dekat, kupegang erat-erat!" Kanata sama Kenta nyanyi begitu, udah mana sambil teriak-teriak lagi.

Kedua orang yang masih waras pun langsung mengajak mereka untuk pulang, "Udah-udah ayo pulang aja! Malu-maluin orang lain aja!" ajak Yuto dan Reon sambil nyeret-nyeret mereka.

"ANIKI, AKU CINTA KAMU. MUACH!"

"WATARU, NII-SAN SAYANG BANGET SAMA KAMU!"

Kedua orang itu cuma bergidik ngeri doang sambil nunjukkin jari tengah ke mereka yang udah pergi.

"Besok resign aja lah." ucap Wataru.

"Sama."

***

Sepulang dari makan malem yang penuh kekonyolan dan sempet hampir emosi gegara tingkah brocon yang tiba-tiba menggila sampe bikin capek, akhirnya mereka bisa duduk lesehan di ruang tamu. Kanata udah dipulangin duluan karena rumahnya yang paling deket sama jalan raya, Reiji aja sampe heran ngeliat Kanata yang udah rada gila gitu, tapi kata Tadaomi, "Nggak usah khawatir, obatnya ada kok di atas."

Dan kini, Kenta, Reon dan Yuto pun cuma melepas penat di ruangan itu. Miyuki yang baru selesai masak langsung kaget pas ngeliat mereka bertiga, "Loh, kalian kenapa? Kok lemes banget?"

"Gara-gara mereka berdua tuh Miyuki-san. Dari diajakin makan di Karen, sampe tiba-tiba Kenta-san gila pas liat adeknya. Lain kali makan di rumah aja ah."

Miyuki ngeliat dua orang itu dengan tatapan yang agak serem, yang diliatin cuma cengangas-cengenges doang, hampir aja itu centong sayur mendarat di kepala mereka satu-satu. "Btw, si Nayut mana?"

"Kerja di sono, makanya gua juga kaget." balas Kenta.

"Pfft, nggak nyangka gua kalo dia ngelayanin sambil marah-marah begitu." katanya sambil menahan tawa.

"Ya tadi itu kita dilayanin sama dia. Sumpah, galaknya melebihi emak-emak." kata Yuto.

"Wahaha, kasihan deh lo."

Yah, begitulah pengalaman mereka makan malam di restoran yang isinya orang-orang jutek semua. Sementara itu di tempat lain.

"Daimon, buka cabang yuk!"

"Felix, kita bukan Mishu ya."

The End

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Weh nggak kerasa udah mau tahun baru aja, perasaan baru kemaren dah bikin ini cerita buat book AAside ini. (Huhu waktu berlalu dengan cepat). Oh ya, pada kemana nih tahun baru? Jalan-jalan, ngumpul bareng temen apa ngegabut sambil ngehalu? Kalo author sih yang ketiga (wahahaha)

Ya udah, author ucapin selamat tahun baru. Semoga di tahun yang baru ini diberikan berkah, pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Semoga juga kita menjadi orang-orang yang lebih baik lagi, Amiin.

Nggak usah banyak-banyak deh, nanti males bacanya. MET tahun baru 2023, ja matta ne 👋👋.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro