Pergantian Tahta

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Pagi ini seluruh rakyat berbondong bondong berkumpul di depan aula kerajaan mereka hendak menyaksikan upacara pergantian tahta dari Ratu Ran  yang diserahkan kepada Putri Jang.

Sementara kondisi aula kini juga sudah mulai ramai terisi oleh para petinggi kerajaan serta dihadiri oleh seluruh keluarga dan kerabat kerajaan. Raja Joon kini tengah siap dengan jubah dan mahkota kebesarannya berjalan menuju ruangan Ratu Ran.

"Aku harus bergerak cepat agar para tamu tidak menunggu terlalu lama," gumam Raja Joon sembari memepercepat langkahnya.

Raja Joon masuk kedalam ruangan Ratu Ran ia tersenyum melihat kedua istrinya sudah siap menantikan ke hadirannya.

"Sayang apa kalian sudah siap?" tanya Raja Joon kepada dua istrinya yang terlihat sangat anggun dan cantik dengan kharisma mereka masing masing.

Raja Joon menggendong Ratu Ran menuju Aula sementara Putri Jang dengam setia berjalan disampingnya. Raja Joon mendudukkan Ratu Ran disingga sananya sementara Putri Jang duduk berada disamping Ratu Ran. Semua pasang mata kini tertuju pada Ratu Ran dan juga Putri Jang yang duduk berdampingan dengan saling bergenggaman tangan. Semua orang memuji kerukunan Putri Jang dan Ratu Ran.

Dinding pembatas segera dibuka upacara Pergantian Tahta pun segera dimulai. Raja Joon beserta sang ayah Raja Won memberikan pidato singkat untuk membeberkan perihal pergantian tahta. Raja Joon juga menyampaikan jika ini dilakukan atas kemauan Ratu Ran sendiri tanpa paksaan dan atas dasar kepentingan seluruh rakyat negeri Moon.

Seluruh rakyat bertepuk riuh sembari meneriakan selamat serta memberi salam penghormatan untuk Ratu baru mereka setelah dewan kerajaan meresmikan Putri Jang sebagai Ratu baru yang menggantikan Ratu Ran. Ratu Jang memeluk erat tubuh Putri Ran sembari mengusap punggungnya usai sebuah mahkota dipasangkan di kepalanya.

"Hidup Ratu Jang..."

"Hidup Raja Joon..."

"Hidup Raja Joon dan Ratu Jang."

"Semoga Raja dan Ratu panjang umur dan bahagia selalu."

Ratu Jang berdiri bergerak menuju mimbar ditemani oleh Raja Joon memberikan ucapan terimakasih serta menyapa seluruh rakyatnya.

"Ingatkah kalian denganku aku adalah gadis kecil yang sering melambaikan tanganku sembari melemparkan sebuah senyuman kearah kalian ketika aku hendak pergi ke istana. Saat itu kalian selalu meriaki namaku dan mendoakan akan kebaikanku... Itu membuatku menjadi gadis kecil yang penuh semangat serta rajin belajar... Terima kasih. terima kasih untuk doa dan ucapan yang kalian berikan kepadaku Rakyatku. Doakan aku selalu, Semoga aku bisa selalu mengemban tugas yang diberikan kepadaku. Sekali lagi terimakasih yang tak terhingga untukmu."

Seluruh orang bertepuk tangan menanggapi pidato yang dilontarkan oleh Ratu Jang.

****

Usai upacara Pergantian Tahta Raja Joon Ratu Jang dan juga Putri Ran kembali ke ruangan Putri Ran. Mereka lantas melakukan makan siang bersama lantas pergi jalan jalan di taman istana pada sore hari terlihat raut kebahagian dari ketiganya yang membuat siapun iri melihatnya.

"Lega sekali rasa Joon," ucap Putri Ran sembari duduk di pangkuan Raja Joon.

"Benarkah?"

"Hemmm bebanku sedikit berkurang, menjadi Ratu dalam keadaanku yang seperti ini sangatlah membuatku tertekan Joon sebenarnya."

"Mengapa kau tak mengatakannya sejak awal. Jika begitu mulai sekarang bersemangatlah agar keadaanmu lekas pulih."

"Aku tak kan melepaskan tahtaku begitu saja jika aku belum melihatmu mencintai Jang sama seperti kau mencintaiku, hemmm kau benar aku akan berusaha."

"Dan sekarang aku sudah mencintainya sama seperti aku mencintaimu, apakah kau bahagia?"

"Tentu saja aku bahagia."

Pangeran Dong Hwa dan Putri Wei yang saat itu sedang berjalan jalan juga ditaman pun ikut bergabung dan mengucapkan selamat kepada Ratu Jang secara pribadi.

"Hormat kami yang mulia," ucap Pangeran Dong Hwa sembari membungkuk memberi hormat.

"Terima kasih Pangeran Dong dan Puteri Wei."

"Kami ucapkan selamat untuk Ratu. Semoga Raja dan Ratu serta Putri Ran bahagia selalu"

"Terima kasih Pangeran Dong dan Putri Wei," ucap Ratu Jang tersenyum ramah.

Mereka lantas mengobrol sembari bercerita tentang masa kecil mereka hingga hari menjelang petang.

"Hari akan segera petang sebaiknya kita segera kembali keruangan kita masing masing," ucap Raja Joon memberikan intrupsi.

"Ah ya... kau benar kak sebaiknya kita segera masuk kedalam ruangan."

"Baiklah kami permisi yang mulia," ucap Putri Wei membungkuk memberi salam.

****

Langit malam begitu indah degan hiasan sinar sang rembulan dan taburan kelip bintang. Raja Joon Ratu Jang dan juga Putri Ran tengah menikmati makan malam di gazebo kecil di dekat ruangan Raja Joon.

"Joon boleh kah aku meminta sebuah permintaan terakhir?"

"Hemmm katakan saja kau ingin apa Ran?" ucap Raja Joon sembari mengusap lembut surai Putri Ran.

"Aku ingin tidur di ruanganmu bersama Jang dan juga kau Joon."

"Tidur bertiga maksudmu? apa kau yakin itu permintaanmu?"

"Hemm aku yakin. Aku hanya ingin tidur bersama kalian malam ini."

"Baiklah malam ini kita akan tidur bertiga. Bagaimana menurutmu Jang? apa kau keberatan?"

"Tidak Joon, jika itu membuat Ran bahagia aku akan melakukannya."

"Terima kasi Jang."

"Baiklah sekarang ayo kita makan! setelah itu kita kembali kedalam ruangan," ajak Raja Joon.

Mereka menyantap makanan bersama sembari menikmati indahnya pemandangan malam ini. Kemudian masuk kedalam ruangan setelah acara santap malam selesai.

Malam ini Raja Joon bermalam dengan kedua istrinya di ruangan miliknya mereka bertiga tidur dalam satu ruangan satu ranjang dengan posisi Raja Joon yang berada ditengah tengah diapit oleh kedua istrinya sesuai permintaan Ratu Ran yang sekarang mendapat panggilan Putri Ran.

Mereka mengobrol kecil layaknya saudara yang bercerita kesaudaranya yang lain. Tidak ada yang mereka tutup tutupi mereka berbicara dengan jujur dan ketulusan hati mereka masing masing.

"Jika nanti anak kita lahir kau akan memberinya nama siapa Joon?" tanya Putri Ran sembari bersandar dibahu Raja Joon.

"Entalah aku belum memikirkannya Ran, apa kau memiliki ide?"

"Jika dia laki laki berilah nama Lee, " ucap Putri Ran lirih.

"itu nama yang bagus... aku setuju Ran..."

"Benarkah? nah Joon bagaimana denganmu...?" tanya Putri Ran memastikan.

"Aku terserah kalian saja jika itu bagus menurut kalian kita akan memakainya nanti" ucap Raja Joon mengusap pipi kedua istrinya yang bersandar di bahunya.

"Apa kalian belum mengantuk?" tanya Raja Joon kepada kedua istrinya.

"Belum," jawab keduanya serempak.

"Baiklah aku akan menemani kalian mengobrol kalau begitu."

"Harus! awas saja jika kau tiba tiba tertidur seperti dulu Joon," ancam Putri Ran.

"Kau mengancamku?"

"Ya tentu saja kau adalah orang yang paling tidak bisa diajak bicara ketika di atas tempat tidur," ucap Putri Ran sembari terkekeh.

"Astaga itu dulu Ran, mengapa kau terus mengungkitnya hemmm?"

"Agar hanya aku saja yang merasakan kesal kau tinggal tidur," ucap Putri Ran yang membuat Raja Joon terkekeh.

"Sudah sudah ayo kita segera tidur... sepertinya ucapan Ran benar kali ini aku tiba tiba merasa kantuk menyerangku," ucap Raja Joon lirih kemudian terlelap yang membuat Putri Ran dan Ratu Jang tertawa ketika melihatnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro