Putri Puyu on Your Area!

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Putri Puyu

Center of exellence and Discovery Team

Group J

Putri Puyu. Gadis penyuka cokelat, pelahap buku dan tentunya pecinta pria tampan fiktif ini lahir ketika krisis moneter menerpa Indonesia. Tumbuh besar di sebuah Negeri Atas Awan yang kini hampir tak terjamah signal telekomunikasi, dan saat ini menetap sebagai mahasiswi di sebuah kota yang terkenal akan tempe mendoannya, Purwokerto.

Tulisan pertamanya, berwujud sebuah cerpen alih-alih tugas Bahasa Indonesia semasa SMP. Tapi siapa sangka, jika setelah itu cerpennya dibaca bergilir oleh semua siswa di sekolahnya? Bahkan ia sampai rela berkali-kali membeli buku baru demi menuang semua ide yang ada di kepalanya agar teman-temannya yang lain bisa membaca ceritanya. Itu mengasikkan.

Namun sayangnya, semangat menulis itu mulai padam saat ia mulai memasuki masa SMA. Kesibukannya sebagai pengurus OSIS membuatnya harus mau berpuas diri, bertahan sebagai seorang pembaca. Ia bertindak sebagai pembaca sekaligus komentator bagi novel yang kawannya tulis. Dalam hati, ia selalu merasa iri. Ia juga ingin seperti itu. Tapi nyatanya, hingga ia lulus ia masih betah bertahan sebagai seorang pembaca. Walaupun tak dipungkiri, semangatnya menulis sempat bangkit karena sebuah bacaan.

Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh menjadi sebuah novel yang kembali membuatnya bergairah untuk menulis. Bahkan hingga berandai-andai jika suatu saat nanti ia akan sama hebatnya dengan Dee Lestari.

Selain itu, pertemuannya dengan sosok legendaris Ahmad Tohari kembali membangkitkan semangatnya untuk menuang ide-ide yang ada di kepala. Walaupun pada akhirnya, keinginan itu masih sebatas keinginan.

Keinginannya untuk menulis menguat saat ia menghadapi libur semester di tahun keduanya sebagai seorang mahasiswi. Libur semester yang berlangsung selama sebulan lebih tanpa ada hal menyenangkan yang ia lakukan mulai mengusiknya. Ia yang sudah mengenal Wattpad sejak masa putih abu-abu, mulai memberanikan diri menulis ceritanya. Tentu dengan gaya yang berbeda dari tulisannya semasa SMP.

Waktu bergulir dan ia terus memperbarui pengetahuan dan kemampuannya dalam menulis. Berawal dari cerita aneh tak layak baca, kini ia merangkak untuk dapat menghasilkan karya yang lebih baik.

Seperti kata pepatah. Hasil tak akan pernah menghianati usaha. Kerja kerasnya mulai berbuah manis. Ia beberapa kali menjuarai kompetisi menulis cerpen, baik yang diselenggarakan oleh beberapa Official Account LINE, maupun penerbit indie. Tak berhenti di situ, ia pun mulai menjalin relasi. Ia bergabung dengan komunitas penulis yang membiat dirinya dapat memeluk bukunya sendiri walaupun dalam bentuk antologi.

Karya yang berhasil mereka terbitkan bersama yaitu Balada Cinta (2018) dan Jejak Persahabatan (2018).

Saat ini, ia tengah fokus menyelesaikan draft-draft ceritanya sekaligus menyusun skripsi demi kelulusannya tahun depan. Pensil Alis dan Teddy Bear adalah naskah yang tengah ia rampungkan saat ini. Behind The Red Dress menjadi novel pertama yang tengah ia perjuangkan untuk terbit.

Ia juga masih terus mencoba belajar banyak hal terkait perbukuan. Ia merupakan seorang freelancer di beberapa penerbit indie. Tak lupa, ia juga membagikan pengalaman membacanya lewat akun instagram, sekaligus sebagai bahan pembelajaran baginya.

Satu hal yang membuatnya terus menulis walau kadang harus kucing-kucingan adalah perkataan Imam Al-Ghazali yang sangat fenomenal.

"Kalau kau bukan anak raja, dan kau bukan anak seorang ulama besar, maka jadilah penulis."

Mengenal RAWS seolah menemukan oase di gurun sahara. Dengan visi misinya, ia berharap RAWS bisa menjadi wadah bagi semua penulis dan pembaca yang ingin berkembang bersama dan membangun komunitas yang lebih besar serta solid. Menjadi bagian RAWS adalah suatu keberkahan tersendiri banginya.

Perempuan ini bisa dijumpai di sosial medianya:
Wattpad: puyu_putri
Instagram: @puyu.world
Email: [email protected]

"Kalau mimpimu sudah ditertawakan orang, maka percayalah. Mimpimu akan terwujud. Dan yang perlu kamu ingat, mimpi itu dimiliki. Bukan dipinjam apalagi dipalak."
-Valent Fun, 2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro