16. Lamaran

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

^
||
||
||
||
||
===
Opening
------------------------------

Di dalam sebuah bangunan, seorang gadis muda tengah terpuruk meratapi kemalangannya. Dia bertanya-tanya, sebenarnya apa arti hidup ini baginya.

Ya itu aku, jangan di sebutkan lagi.
Hah.... Tapi kenapa hatiku tidak bisa menerima ini?
Bukankah ini namanya penipuan publik?
Kenapa penginapan ini diberi nama 'Cat Tail' jika tidak ada unsur kucing sedikitpun.

"-saja?"

Sepertinya aku bisa mendengar suara?
Apakah itu suara dari surga?

"Tuan apa kamu baik-baik saja?."

Ahh.. suaranya sangat merdu, mungkinkah itu suara dari malaikat Onee-san yang ingin menjemputmu?

"TUAN!! apa kamu baik-baik saja?."

Akibat suara yang keras itu, akhirnya aku sasar dari lamunanku. Melihat siapa yang memanggilku, aku hanya bisa tertegun dan mulai berjalan ke arah suara yang indah itu.

Tiba di depan sosok yang memiliki suara yang merdu, aku mulai berlutut di depannya dan mengambil tangan sang bidadari.

"Oh malaikatku. Apakah engkau yang dikirim oleh surga untuk mengobati hatiku yang saat ini sedang terpuruk. Kalau itu memang benar, maka setiap malam aku akan senantiasa berdoa kepadanya karena telah mengirimkan  kamu kepadaku. Dengan tanganmu yang sangat lembut, kulit putih mulus yang seperti salju, rambutmu yang berkilauan seperti matahari yang menerangi dunia ini, dan matamu bagaikan lautan yang mengisi hampir 77,777% planet ini. Maka dari itu, aku Ruby White salah satu pendiri dari White Corporation menerimamu yang dikirim oleh tuhan untuk selalu berada di sisiku sebagai istri dan pendamping hidup sampai akhir khayatku."

Setelah pidato yang panjang itu, aku mulai berdiri dan melangkah lebih dekat. Melingkarkan tanganku di pinggangnya, jarak kami mulai semakin dekat dan semakin dekat. Sampai hanya beberapa inci dari wajah kami hampir bersentuhan, aku mulai mendekatkan bibirku ke bibirnya yang merah dan seksi itu, dengan sebuah kecupan ringan dan romantis yang membuatnya tertegun.

Dan saat itu, setelah hening beberapa saat. Akhirnya pecah oleh teriakan orang-orang di sekitarku.

"Oh!!!! Sungguh pernyataan cinta yang sangat romantis, selamat!." Wow!! Situasi yang tidak terduga.

"Selamat Marry!!."

"Selamat!!."

"Ksu.. ksu.. ksu.. sungguh moment yang sangat mengharukan, selamat Marry. Akhirnya kamu bisa mendapatkan seorang pasangan setelah sekian lama kamu menjadi perawan tua." Perawan tua? Dia perawan tua? Aku masih tidak mempercayainya, gadis secantik dan seindah ini masih belum ada yang melamarnya?.

"Marry anakku, akhirnya kamu mulai bisa mandiri. Aku sebagai ibumu turut bahagia dan merestui hubunganmu. Semoga kamu tidak menyusahkan suami(?)mu karena tingkah lakumu yang sangat ceroboh itu." Ini pasti ibunya, tapi akhirnya aku mulai paham kenapa setiap orang bahagia.

"Akhirnya!!.. akhirnya anakku akan memiliki seorang suami(?) Apalagi dia seorang pendiri dari White Corporation. Walaupun aku tidak tau apa itu, tapi sebagai ayahmu aku turut bahagia." Woy! walaupun perusahaan kami ga terkenal, kamu masih menyakiti hatiku. Tapi, karena kamu ayahnya, mungkin aku akan sedikit memaafkan mu. Hanya sedikit loh.

"Jadi!! Ayo Marry! Ayo kita langsung menuju ke KAU untuk pendaftaran pernikahan kita!."

Setelah beberapa saat, akhirnya bidadari yang bernama Marry ini terbangun dari keterkejutan nya.

"Te- tunggu!! Tunggu!! Kenapa kamu tiba-tiba menciumku. Lagipula aku bukan perawan tua!! Ayah ibu Kenapa kamu langsung menyetujuinya?! Dan lagi pula apa itu KUA!!!!." Beberapa detik setelah berteriak, akhirnya dia mulai tenang.

"Apakah kamu sudah tenang? Nih ada AQ*A." Aku menyerahkan botol AQ*A yang aku ambil dari tempat penyimpananku kepadanya.

Ah.. ngomong-ngomong itu udah terbuka dari tutupnya. Jadi dia ga usah nanya lagi.

"Ha.. ha.. ha.. terima kasih."

"Sama-sama, kalau gitu ayo kita langsung menuju ke pelaminan!!."

"Stop!! Stop!! Lagian aku belum menerimanya! Dan lagi aku masih suka pria." Dia menolak ajakanku.

"Ta-tapi kenapa? Bukankah ayah dan ibumu sudah merestui kita? Apa yang kurang dariku?!."

"Ka--"

Tanpa memperdulikan, aku memotong jawabannya dan mulai melanjutkan ocehanku.

"Dan lagi Marry! A-apa kah kamu sudah tidak ingat apa yang sudah kita lalui selama bertahun tahun? Di kala senang dan susah kita terus bersama. Apakah kamu sudah tidak ingat janji kita beberapa tahun yang lalu? Apakah kamu hanya akan membuangku setelah apa yang terjadi malam itu? Lihat anak ini, dia adalah hasil dari apa yang kita lakukan waktu malam yang gelap dan dingin itu? Lihatlah rambutnya, pirang seperti milikmu dan matanya merah seperti milikku! Apakah kamu masih tidak percaya?!."
Aku mulai membuang semua rasa prustasiku kepadanya sambil menunjuk ke arah Leila.

"Ta-"

"Astaga Marry, ternyata aku salah selama ini. Aku minta maaf karena memanggilmu perawan tua."

"Ara.. Marry ibu senang karena kamu sudah memberikan cucu yang sangat imut ini."

"Marry!! Ayah kecewa kepadamu. Kenapa kamu meninggalkan dia seorang diri untuk merawat anakmu?!."

"A... A.. A.. " Mungkin akibat pikiran di kepalanya yang sudah melebihi kapasitas. Marry mulai oleng dan pingsan.

Bergegas aku ke depan dan menangkap dia sebelum jatuh. Mengangkat Marry dengan gaya putri aku berbalik ke Ayah dan Ibunya.

"Ayah dan Ibu mertua, sepertinya Marry pingsan. Di mana kamar Marry? Biar aku yang akan membawa dia ke kamarnya." Aku bertanya kepada ayah dan ibu mertua.

"Oh.. kamar Marry ada di lantai paling atas di samping kamar mandi."

"Kalau begitu aku permisi dulu. Leila, soffi bermainlah bersama nenekmu. Karina dan Fei, kalian bisa membantu ayah mertua. By.." Setelah itu, aku mulai bergegas menuju kamar Marry.

××××××××××××××××××

Out Dor!! Disini..

Apa kabar?

"Baik Bu guru!!!"

Oh.. jawaban yang memuaskan!!

Kalo gitu dah dulu, tunggu chapter selanjutnya dalam ¥£^¢{¥¶ berikutnya, by.....

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro