[ARC 2] 13.Perjalanan menuju ibukota

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Setelah beberapa persiapan, kami akhirnya siap untuk pergi ke ibu kota.

Ya, walaupun yang di persiapkan cuma beberapa bahan makanan dan pakaian untuk ke tiga gadisku saja.

Oh ngomong-ngomong, aku juga membeli beberapa 'mainan' di toko yang aku tahu dari Selina-san.

Ternyata di dunia ini ada juga 'mainan' seperti itu. Mungkin hero-senpai yang mengenalkannya pada dunia ini.
'Bagus! Hero-senpai. Good job!.'

Tentu saja aku membeli 'mainan' itu waktu malam hari dan tanpa sepengetahuan para gadis.

Jadi, bersiap saja untuk Karina dan Fei..
'Hehehe.' Ukh.. tenang tenang.
Jika aku ingin melakukan 'itu' harus mencari momen yang pas.

Setelah mengesampingkan pikiran 'itu' untuk nanti malam.
Akhirnya kami sampai di depan gerbang.

Sebenarnya sebelum aku berangkat, aku sudah berpamitan kepada beberapa orang yang dekat denganku selama 1 minggu ini.

Dan juga, ketika aku di guild petualang untuk memberikan perpisahan kepada Yuna-san. Aku bertemu lagi dengan orang itu.

Ukh..
Aku merasa tidak enak pada orang itu. Karena, setelah aku di beritahu oleh Yuna-san tentang insiden Big bang, dia sudah mengembangkan beberapa kebiasaan aneh.
'Sungguh, orang yang tidak aku ketahui namanya. Maaf!.'

Kembali ke masa kini, semua barang-barang yang kami perlukan, sudah aku simpan di Item Box. Jadi, aku tidak perlu khawatir soal bahan makanan yang cepat busuk.

Saat ini kami sudah keluar dari kota Barmun, dan sedang dalam perjalanan menuju Ibu kota.

Ditemani dengan 2 loli dan 2 gadis, perjalanan ini terbilang aman dan tidak menemui masalah yang berarti. Paling-paling hanya beberapa goblin dan bandit yang lewat.

Karena mereka bisa di tangani oleh Karina dan Fei, jadi aku tidak usah turun tangan.

Oh!... Ngomong-ngomong, Kedua gadis itu sudah aku berikan senjata. Untuk senjata mereka, mungkin aku sudah tidak perlu menjelaskan. Karena, kalian pasti sudah melihat fotonya pada chapter kemarin.

(Oy jangan berlagak kayak author deh lu!)

Diam!...
Sudah, jangan pedulikan orang yang sering nyerimpung itu. 
Tapi untuk Soffi sendiri, aku hanya nembelikannya baju.

Kenapa tidak senjata?.
Ya, aku tau? Melihat loli yang memegang senjata itu agak...
Tapi lupakan itu, toh dia aku beli juga bukan untuk bertarung jadi tidak apa-apa.

"Karina, Fei apa kamu lelah?." Aku bertanya pada kedua gadis itu.

"Tidak tuan, aku baik-baik saja." Dia menjawab sambil berpura-pura kuat.

"Aku lelah tuan."
Uwahh...
Spontan sekali. Ya, sebenarnya aku tidak membenci sikap spontannya itu.

Tapi Fei, tolong lihat Karina.
Dia adalah contoh budak yang seharusnya. Tapi, karena kamu cantik aku akan memaafkanmu.

Juga...
"Karina, Fei tolong jangan panggil aku tuan."

"Kenapa tuan?." Karina bertanya sambil memiiringkan kepala.

Kenapa kamu bilang!
Hey hey, aku ini (sekarang)wanita kamu tau.
Memang aku tidak terlalu memikirkannya.
Tapi, kemarin aku merasakan kalau salah satu dewa 'itu' mempermasalahkan cara kalian menyebutku.
"Tidak apa-apa. Hanya saja, memanggilku 'tuan' itu agak... Jadi tolong ganti saja dengan 'nyonya' atau 'master'."

"Baik nyonya"
"Baik master"

"Bagus, kalau Lei-chan apa kamu lelah?." Aku bertanya pada Leila yang saat ini sedang duduk di pundakku.

"Leila lelah mama" Leila menjawabku dengan lesu.
Uwahh... imutnya.

Oh...
Ngomong-ngomong, aku memutuskan menuju ibu kota dengan berjalan kaki.

Sebenarnya, aku bisa saja membeli kereta. Tapi, karena akan merepotkan merawatnya, jadi aku putuskan untuk berjalan kaki saja.

Toh, jarak dari kota Barmun dan Ibu kota cukup dekat. Juga, sekalian aku ingin berkemah di hutan dengan para gadis agar rencanaku bisa terlaksana jadi, heheheheh....

"Baik, kalau begitu kita istirahat dulu di sini." Akhirnya, kami memutuskan untuk istirahat di padang rumput pinggir jalan.

Sebenarnya kami sudah seperempat jalan menuju ibu kota, jadi kami tidak perlu terburu-buru.

Setelah menyiapkan semua keperluan untuk beristirahat. Kami, akhirnya duduk santai dan mulai berbincang-bincang dengan riang.

Jika dilihat oleh orang sekitar, mungkin kami akan dikira sebagai sebuah keluarga yang sedang melakukan piknik.

Setelah kami selesai 'piknik', kami berbenah dan melanjutkan perjalanan.

Ketika hari mulai sore, aku akhirnya menemukan masalah yang aku pikir sedikit serius.

Aku sudah tidak tahan...
Dengan melihat sekeliling, aku akhirnya pergi ke arah hutan.

"Karina!, tolong jaga Leila dulu. Aku akan pergi ke hutan sebentar." Aku memberinya perintah sambil, memberikan Leila kepadanya.

"Baik! Tapi, nyonya mau kemana?." Karina bertanya kepadaku.

Ahh...
Banyak nanya kamu, apa kamu tidak bisa mengerti majikanmu sedikit.

Lihat Fei, dia selalu mematuhi perintahku tanpa banyak tanya.
Ya sebenarnya, aku tau kenapa  dia tidak mau bertanya. Tapi, lupakan...

"Aku mau memetik bunga dulu, jadi tunggu dulu di sini ya!." Aku berkata padanya dengan 'senyum'.

"Hii!... Baik nyonya." Dia akhirnya ketakutan melihat senyumku.

Entah kenapa setiap kali aku tersenyum, seseorang begitu ketakutan melihatnya.

Tapi!, karena aku orang yang 'peka' aku mengerti perasaan mereka.

Pada akhirnya aku melesat ke arah hutan dengan menggunakan light step. berlari dengan cepat, akhirnya aku sampai di hutan.

Dengan melihat sekitar aku mencari tempat yang pas, dan menemukan pohon yang lebat dengan semak-semak di sekelilingnya.

Ke arah pohon itu, aku akhirnya siap menurunkan celana dalam peringkat divine ini. Tapi sebelum itu,
"Thor!!."

(Apa!!.)

"Lebih baik kamu skip deh adegan ini, kalau tidak?." Aku akhirnya mengancam dia dengan senyuman.

(Cihh, baiklah)

Hey! Apa kamu barusan mendecakan lidah?!
Cepat ja-

Skip time~

Aku akhirnya menyelesaikan urusanku. Tapi ketika aku merasakan dengan emak aura kalau Lei-chan sedang dalam bahaya.

Jadi, tanpa pikir panjang aku menggunakan light step dan shadow step untuk bergegas ke arah mereka.

Di sana, aku melihat kalau Karina sedang bertarung dengan beberapa pria.

Masih menggunakan skillku, aku menyelinap ke salah satu pria tersebut dan menusukkan Shirogane tepat di bagian hatinya.

Melihat ke sekitar aku mengalihkan pandanganku ke arah Fei.
"Fei! Tutup mata Leila dengan Soffi!."

"Baik master." Tanpa banyak bertanya, Fei melaksanakan perintahku.

Setelah itu, aku melihat para bandit itu dengan tatapan dingin.

Berjalan dengan tenang ke arah mereka, ku memasang kuda-kuda dan melepaskan salah satu skillku.
"[White Art : Dance of Moonlight]."

Menebas ke arah mereka dalam sekejap, akhirnya beberapa potongan daging manusia muncul dari hasil serangan itu.

Fei dan Karina yang melihat itu, memasang wajah terkejut sekaligus ketakutan.

"Karina! Fei! Ayo pergi." Tanpa memperdulikan reaksi mereka aku memberi perintah.

Kami bergegas melanjutkan perjalanan kami menuju ibu kota.

↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓↓

Kami berlari dan tanpa sadar, aku hari mulai sore. Jadi, kami memutuskan untuk berkemah di area ini.

Dengan menyiapkan beberapa persiapan dan mendirikan tenda, aku menyuruh mereka untuk beristirahat.

Sedangkan aku, berjaga di luar agar tidak ada monster yang mendekat.

Dengan karakteristikku sebagai vampir, aku tidak mudah ngantuk.

Dengan menenangkan pikiranku atas kejadian itu, aku berpikir kembali.
"Setelah menjadi seorang ibu, sepertinya emosiku tidak bisa terkontrol dengan baik."

Setelah itu aku memikirkan banyak hal, tapi kerana aku orangnya tidak mau ambil pusing, jadi setelah beberapa menit aku akhirnya melupakan kejadian tersebut.

Tanpa sadar hari sudah gelap, jadi aku memutuskan untuk melaksanakan rencanaku.

Menuju ke salah satu tenda, aku masuk dan melihat dua orang wanita sedang berbaring dengan posisi yang bisa membuat seorang pria menjadi tidak bisa hasrat mereka.

Karena di dalam aku juga seorang lelaki, aku juga tidak bisa menahannya.

Ketika aku semakin dekat, mereka menyadari keberadaanku dan membuka mata.

"Ehh!... nyonya? Apa yang nyonya lakukan di sini?." Karina bertanya dengan panik.

"Tidak ada, hanya ingin melakukan pelayanan malam." Aku menjawabnya dengan senyum di wajahku.

"Pelayanan malam? Apa mungkin... hiks!!." Melirik ke arahku, ia akhirnya ketakutan melihat aku tersenyum.

Bahkan Fei yang dari tadi terus diam, mulai mengucurkan sebuah keringat dingin di wajahnya yang mulai pucat.

"Jadi, untuk malam ini, selamat makan..."

"Tidak!!!....."

Akhirnya pada malam itu, sebuah suara desahan seorang gadis, menghiasi sunyi dan dinginnya malam yang di terbagi oleh cahaya bulan.

_____________________

# Hai minna!...
Apa kabar?
Maaf karena kelamaan update.
Jadi... karena ku bingung mau ngomong apa aku sudahi dulu, se ya:-)

Note : jangan lupa baca juga

Ngomong-ngomong ini linknya:
https://my.w.tt/y1VcEH5ThX

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro