17 : olive colored uniform

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Buat cerita dengan tokoh utama hari ke-13 yang terbangun sebagai seorang prajurit pada Perang Dunia II

[]


Seperti hari-hari lainnya, pagi ini aku menjemput Shafira dengan raptor kesayanganku. Raptorku sudah terparkir manis di depan rumahnya. Tak berapa lama kemudian Shafira pun keluar dari rumahnya. Namun, tak seperti biasanya, wajahnya terlihat kaget melihatku. Gadis itu berderap ke arahku sambil terus menunduk.

Hingga ketika ia sampai di depanku, perempuan yang tingginya sejajar dengan daguku itu mendongak, menatap mataku dengan tatapan sayu, lalu berkata, "Sean, bukannya kemaren aku udah nolak kamu?"

Jantungku seperti dihujam belati sepuluh kali. Dengan kondisiku yang tengah syok, aku pun tak dapat berkata apa-apa lagi selain, "K- kapan?"

"Baru kemaren, mamaku nggak suka kamu dateng," ucapnya dengan nada sedih.

Tubuhku melemas, aku hanya dapat bersandar di pohon yang ada di belakangku. Aku mendongak, merenungkan segalanya. Aku kemudian kembali menatap gadis itu. Namun, air mataku tak dapat kutahan.

Ia tengah mengelus-elus raptorku seraya berkata, "Maaf ya, Roberto."

Makin kulihat wajah manis itu makin sesak dadaku. Ketika itu, pandanganku mulai memudar. Aku pun terjatuh.

-

Aku terbangun bagai orang yang terpeleset kulit pisang. Setelah diberi mimpi buruk, aku mencoba menenangkan detak jantungku dulu.

Untung cuma mimpi.

Aku kemudian membuka mataku. Aku jelas terkejut, bukannya menatap langit-langit kamar, aku disuguhkan pemandangan langit abu-abu dan kaki-kaki yang melewati tubuhku. Alas tidurku yang tak lain merupakan tanah tandus berguncang karena hal itu. Tak berapa lama kemudian netraku menangkap beberapa bom kecil yang jatuh dari sebuah pesawat. Aku yang panik langsung merangkak dari tempatku kemudian bangkit dan berlari. Syukurlah diriku masih sempat mengelak dari bom yang kini menyebabkan kebakaran pada area yang ditujunya.

Kakiku terus berlari untuk mencari tempat sembunyi yang aman, tetapi tubuhku berhenti mendadak ketika ada sebuah mayat yang seluruh tubuhnya telah hitam legam terbaring tepat di depan kakiku. Aku pun tersaruk mundur, sebuah teriakan syok lolos dari mulutku. Bau anyir dan hangus menyeruak dan menusuk lubang hidungku seakan bukan hanya satu orang yang telah meninggal di tempat ini.

Saat itu juga ada seorang pria yang menghampiriku. Ia berkata, "Mana senjatamu?!"

Alih-alih menjawab pertanyaannya, aku malah menatapnya lekat-lekat dari ujung kaki ke ujung kepala. Pria tinggi yang sekujur tubuhnya telah bermandikan debu itu mengenakan jaket, celana panjang, dan helm antipeluru yang dominan warna hijau zaitun. Khas tentara.

Aku pun tersadar sesuatu. Aku menunduk ke bawah dan mendapati pakaianku persis dengan pria itu.

[]

Saya beneran marah, frustrasi, dan bersedih waktu dapet tema ini. Tapi, saya pantang bolong. Dan jadilah cerita pendek yang beneran pendek ini. Tanpa pembuka yang nggak begitu penting itu, cerita ini bakalan pendek banget.

Doain saya biar bisa mengeksekusi semua tema yang akan datang dengan baik. Dan doain biar tema-tema selanjutnya lebih waras buat cerita saya yang terang dan menggemaskan ini. Doain juga biar karakter lain bisa kebagian jatah lebih banyak soalnya sejauh ini Sean mulu yang dapet.

Sabtu, 17 Februari 2024

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro