Salahkan Aku Terlalu Jones

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng



"Aku cuma nganggep kamu sebagai adik aku."
Ini adalah ucapan paling SIALAN yang pernah gue dengar. Jadi apa maksud dari semua perhatiannya selama ini? Kata-kata manisnya yang membuat gue melayang sampai langit ke tujuh, hingga perlakuan special-nya yang membuat gue terjangkit virus baperable.

Oke, gue akui, gue emang jomblo, tetapi bukan berarti gue haus kasih sayang hingga butuh sumbangan perhatian cuma-cuma dari cowok kayak dia. Gue menggigit bibir keras-keras, mencoba menahan perih yang menjalar ke ulu hati. 'Wake up! Lo juga punya harga diri!' racau gue dalam hati, kepada diri sendiri.

"Gue juga nganggep lo sebagai tukang ojek aja, thanks ya buat ojek gratisnya selama ini." Langkah kaki gue memanjang, menjauh dari sosok itu. Ada setetes air yang tak sadar mengucur deras dari mata gue.

SHIT!

DAMN!

BRENGSEK!

GUE BENCI COWOK!

~~~

Waktu bergulir semakin cepat, tak terasa sudah lima tahun peristiwa itu terjadi. Sejak saat itu gue nggak pernah deket sama cowok manapun, sama sekali. Bukannya trauma, ngapain trauma cuma gara-gara cowok kampret itu, hanya saja gue sedang menikmati masa sendiri gue. Gue bangga jadi Jomblo! HIDUP, JOMBLO!

Tapi ternyata, Tuhan masih belum berbaik hati sama gue, status jomblo gue justru jadi sebuah malapetaka. Kalau lo jomblo saat masih pelajar, lo masih bisa tenang, tapi beda cerita kalau lo jomblo di usia dua puluh delapan tahun. Usia di mana lo udah bisa dibilang mapan dan siap untuk berumah tangga, siap-siap aja lo jadi bahan bully-an seantero jagat raya, seperti lo seorang makhluk yang paling bersalah di muka dunia.

Oke, lo bilang gue lebay.

Tapi coba lo berada di posisi gue. COBA!

"Itu si Siti, tetangga sebelah kemarin dilamar," ucap nyokap gue, pas gue lagi asyik-asyiknya nyemilin kentang goreng di depan TV sambil tidur-tiduran manja. Tenggorokan gue yang penuh dengan makanan langsung tersedak, gue sambar aja minuman yang untungnya udah gue sediain di meja.

Setelah itu gue melirik ke arah nyokap yang tersenyum sinis, macam mak lampir yang siap meminta tumbal gadis perawan cantik nan imut seperti gue. SIAL! Gue tahu percakapan ini akan menjurus kemana.

"Terus kapan anak kita dilamar ya, Nyak?" Bokap mulai membuka suara.

DOUBLE SIAL.

Selalu saja seperti itu, ujung-ujungnya pasti bahas gue.

"Mana ada sih yang mau sama dia, Beh. Jarang mandi, nggak bisa masak, males bersih-bersih rumah." Ini kakak tertua gue yang ngomong sambil netekin anaknya.

TRIPLE SIAL.

Apa dosa gue, Tuhan? Apa?

"Ya ... kalau belom dapet jodohnya mau gimana, Nyak, Beh, Mpok," kata gue sambil bersungut sebal, melempar piring plastik berisi kentang goreng yang sedari tadi gue bawa, mendadak nafsu ngemil gue hancur sudah.

"Ya, usaha dong, Mpok. Lo kate jodoh itu kayak mangga jatoh, mak gedebug, terus tinggal mungut." Sekarang gantian adik gue yang berceloteh.

Dasar adik durhaka! Mentang-mentang udah punya pacar, seenaknya aja ngatain kakaknya, gue ini lebih tua dari lo, Tong! Gue lempar kentang goreng ke arahnya dan ia langsung meliukkan badan, menghindar, dan berhasil.

RESE!

Makin jumawa aja itu bocah, pake geol-geolin bokongnya di depan gue lagi, KAMPRET! Belum pernah lihat serigala ngamuk? Gue juga belum pernah sih. -__-

"Itu kenapa lo nggak terima cinta si Juki aja, sih. Dia pan ngejar-ngejar lo terus tuh, daripada lo jadi perawan tua begini, bosen kuping gue denger celotehan tetangga-tetangga yang nanyain lo kapan kawin," omel nyokap gue dengan logat betawinya yang kental.

Ini adalah sebuah statement yang amat-amat menyebalkan.

KAPAN NIKAH?

KAPAN KAWIN?

KAPAN DAPET JODOH?

Lo kate gue Tuhan yang tahu kapan semua itu akan dateng?

"Kalau mereka emang masih sering tanya, tanyain balik aja, mau ikut nyumbang buat  bayar resepsi, dekorasi, konsumsi, akomodasi sekalian kagak? Kalau mau, gue datengin calon suami gue sekarang."

PLAK!

Jangan bayangin ini adalah tamparan ibu tiri jahat yang ada di sinetron-sinetron beribu-ribu episode onoh, ini cuma geplakan sayang tanda cinta dari nyokap gue ke pantat gue.

"Jangan di tabok sembarangan napa, Nyak. Aset berharga ini!"

"Noh, cepetan cari laki! Jangan diem di rumah aje, kapan elo kawin kalau begini," tegur nyokap.

ASTAGHFIRULLAHALADZIM, APA SALAH GUE, TUHAN? APA?!

Itu baru lingkungan kecil gue, gue juga jadi korban aksi bullying dari temen kantor gue sendiri. Saking tenarnya kejombloan gue, gue sampai dapet gelar spekatuler dari temen-temen gue, JONES ABADI.

Memang dasar bedebah mereka! Bukannya bantuin cari jodoh atau ngehibur, malah sering ngata-ngatain. Perasaan kejombloan gue nggak ngenes-ngenes amat, masih ada kok cowok yang naksir gue, meskipun itu cuma level si Juki, tukang ojek pengkolan.

Sejauh ini gue juga nggak ngerasa butuh cowok, gue bisa bawa motor sendiri, kok. Nggak perlu tukang anter-jemput gue kemanapun berada. Gaji gue cukup untuk memenuhi segala yang gue mau, nggak perlu minta sama orang lain, ya meskipun kadang gue butuh temen buat jalan, ya masa' iya, nongkrong sendirian, iya kalau emang bener-bener sendirian, kalau ternyata ada makhluk lain yang duduk di samping gue gimana? Terus kalau gue diculik bule depok di jual arab gimana?

"Lolalita, entar malem jalan, yok! Boring gue."

"Ngapain jalan? Kan ada motor?" jawab Lita, cewek ter-lola sejagat raya.

"Iya, jalan pake motor."

"Motor mana bisa jalan sih, Mil. Motor itu nggak punya kaki, punyanya roda."

Ini makhluk alien darimana, YA TUHAN!

"Ya udah deh, nggak jadi!" Gue melengos, capek ati kalau ngomong sama si Lita, jadi gue cari mangsa lain.

"Pretty!" Gebrakan yang gue layangkan di pembatas kubikal di samping gue membuat orang dibalik sana terperanjat.

"Eh, ayam! Ayam!"

Bola mata gue muter, nggak ada latah yang lebih keren apa? Allahu akbar, kek. Astaghfirullah, kek. Itu lebih bermanfaat, biar sekalian melebur dosa-dosa yang berkubangan di empang, kan? Itu siapa sih penyebar trend latah nggak keren itu

"Apaan sih, Mile!" Pretty memberingut kesal.
Gue nyengir, menampilkan gigi gingsul gue yang lebih mirip gigi drakula. Gadis itu kembali bermain dengan jambulnya sekarang, jambul terowongan Casablanca yang kata orang angker itu, seangker muka dia.

"Entar malem gue ngerayain anniversary gue yang ke empat tahun Bebeb Mile, Sayang. Sorry, yeee... " jawabannya sembari nyengar-nyengir di depan kaca yang dia pegang.

"Lo udah empat tahun jalan sama Kasino?!"
Gadis itu mengerling nakal dan mengangguk centil.

"Pacaran sampe empat tahun, lo kate kredit motor! Motor aja empat tahun lunas, sudah sah menjadi HAK MILIK PRIBADI," kata gue sambil menekankan kata-kata terakhir.

"Sirik aja sih, lu, Mblo!" teriak suara bass di samping kubikal gue.  Tempatnya si Siluman Buaya, Ringgo. "Makanya cepetan cari pacar, biar nggak ributin temen mulu."

Gue paling benci sama cowok ini! Dia yang paling banget suka ngata-ngatain gue. Untung ganteng, kalau nggak udah gue masukin dalam karung terus gue hanyutin ke kali ciliwung nih anak.

"Berisik banget sih, lo?! Omongan cabe bener kayak cabe-cabean."

"Mending cabe-cabean laku, lha elo! Diobral juga belum tentu laku."

"Kampret lo, Ring!"

Tuh cowok playboy kutu kupret akhirnya ngacir liat gue udah pasang muka sangar.

"Cepetan cari Jodoh, Mblo. Keburu jadi perawan tua," teriaknya saat mengambil posisi yang cukup jauh.

Gue lempar sepatu ke muka dia, dan tentu aja nggak sampe.

Ya Tuhan, nasib gue gini amat, yak.

Salahkah diriku terlalu JONES?????????

-END-

Kasian banget, ya!

bettaderogers fffttmh CantikaYukavers Tyaswuri JuliaRosyad9 brynamahestri SerAyue summerlove_12 NyayuSilviaArnaz Intanrsvln EnggarMawarni HeraUzuchii YuiKoyuri holladollam veaaprilia sicuteaabis Bae-nih MethaSaja RaihanaKSnowflake Keizia09 xxgyuu Nurr_Salma opicepaka AnjaniAjha destiianaa aizawa_yuki666 FairyGodmother3 Vielnade28 umenosekai chocodelette demimoy somenaa rachmahwahyu Reia_ariadne glbyvyn TriyaRin AndiAR22 beingacid nurul_cahaya TiaraWales iamtrhnf iamtrhnf Riaa_Raiye WindaZizty realAmeilyaM spoudyoo Icha_cutex meoowii Nona_Vannie whiteghostwriter deanakhmad irmaharyuni c2_anin umaya_afs megaoktaviasd NisaAtfiatmico

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro