❬ 38 ❭ Ada Berapa Sih Jenis Kalimat?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Assalammu'alaikum Creambers 😃 Selamat malam!

Oke, guys kembali kerutinitas 🔔
Hari Jumat saatnya materi! Kali ini yang menjadi pematerinya adalah Dhe 😁

Jadi, hari ini Dhe akan menjelaskan materi dari hanavanka😀 yaitu mengenai MACAM-MACAM KALIMAT.

Sekedar intermezzo nih. Kalimat termasuk dalam ilmu sintaksis, yakni ilmu yang mempelajari tata kalimat.
Yuk! Pelajari bersama! ฅ(๑*▽*๑)ฅ!!

🌸 Definisi Kalimat 🌸

Kalimat adalah bagian terkecil dari bahasa yang mengungkapkan kesatuan pikiran secara ketatabahasaan. Berdasarkan fungsi sintaksisnya, kalimat terdiri dari beberapa unsur, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

~• Ragam Kalimat •~

🌸 Berdasarkan Pengucapannya 🌸

1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah 
jenis kalimat dari sebuah hasil kutipan langsung dari pernyataan seseorang atau pembicaraan seseorang secara langsung.

Contohnya:
✔️ “Siapa yang menjadi tersangka dalam kasus tersebut?” tanya wartawan kepada hakim.

2. Kalimat tidak langsung
Merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan yang pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.

Contoh:
✔️ Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan kabar perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.

🌸 Berdasarkan Struktur Gramatikal (jumlah frasa) 🌸

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat.

Contohnya:
✔️ Ibu memasak.

📝Kalimat tunggal dibagi menjadi:

🕳Kalimat Nomina
➡️ Predikat berupa kata benda.

Contohnya:
Buku itu cetakan Bandung.

🕳Kalimat Verbal
➡️ Menggunakan kata kerja sebagai predikat.

Contohnya:
Andi mengayuh sepedanya pelan.

🕳 Kalimat Adjektival
➡️ Predikat merupakan kata sifat.

Contoh:
Ayahnya sakit.

🕳 Kalimat Numeral
➡️ Predikat merupakan kata bilangan.

Contoh:
Ayamnya dua ekor.

2. Kalimat majemuk
Merupakan kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan.

📝Berdasarkan kedudukan satu kalimat tunggal dengan yang lain, kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga:

a) Kalimat Majemuk Setara
Merupakan kalimat yang terdiri dari dua kalimat tunggal, di mana kedudukan masing-masing kalimat tersebut setara. Kalimat majemuk setara dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti berikut:

🕳Kalimat Majemuk Setara Penggabungan
➡️ Ditandai dengan penggunaan konjungsi “dan” atau “serta”.

Contoh :
Kami mencari bahan dan mereka meramunya.

🕳Kalimat Majemuk Setara Pertentangan
➡️ Ditandai dengan konjungsi “tetapi”, “sedangkan”, “melainkan”, dan “namun”.

Contoh :
Kelas kami akan mengadakan study tour ke Palembang. Namun, dia memilih untuk tidak ikut.

🕳Kalimat Majemuk Setara Pemilihan
➡️ Biasanya ditandai dengan konjungsi “atau”.

Contoh :
Riana masih bingung menentukan antara ikut menemani ibunya kuliah di Jerman atau tetap tinggal di sini bersama ayahnya.

🕳Kalimat Majemuk Setara Penguatan
➡️ Biasanya ditandai dengan kata hubung “bahkan”.

Contoh :
Pencuri itu tidak hanya dipukuli, bahkan dia disiksa dengan sadis.

b) Kalimat Majemuk Bertingkat
Merupakan kalimat yang menggabungkan dua kalimat tunggal atau lebih di mana satu sama lain memiliki kedudukan yang berbeda, yakni sebagai induk kalimat dan anak kalimat.

Kalimat majemuk bertingkat dapat dibagi menjadi 10 jenis berdasarkan penggunaan kata hubung atau konjungsinya, yakni:

🕳Waktu
“ketika”, “sejak”, “saat ini”, dsb.

Contoh :
Anak itu sudah lama hidup sendiri semenjak orang tuanya meninggal ketika dia masih bayi.

🕳 Sebab
“karena”, “oleh karena itu”, “sebab”, “oleh sebab itu”, dsb.

Contoh :
Tia memutuskan pergi dari rumah karena ia tidak kuat lagi melihat kelakuan ayahnya.

🕳 Akibat
“hingga”, “sehingga”, “maka”, dsb.

Contoh :
Kebakaran hutan itu meluas hingga asap kabut yang ditimbulkan berdampak ke Singapura dan Malaysia.

🕳 Syarat
“ jika”, “asalkan”, “apabila”, dsb.

Contoh :
Ani bersedia menerima lamaran Ali, apabila kedua orang tuanya merestui hubungan mereka.

🕳 Perlawanan
“meskipun”, “walaupun”, dsb.

Contoh :
Meskipun diiming–imingi uang ganti rugi yang besar, warga Kampung Barang  tetap menolak dipindahkan.

🕳 Pengandaian
“andaikata”, “seandainya”, dsb.

Contoh :
Seandainya Risko menunggu lebih lama lagi, ia pasti akan berjumpa dengan Dewi di kedai itu.

🕳 Tujuan
“agar”, “supaya”, “untuk”, dsb.

Contoh:
Triana menutuskan pindah ke apartemen ini agar lebih dekat dengan kantornya.

🕳 Perbandingan
“bagai”, “laksana”, “ibarat”, “seperti”, dsb.

Contoh :
Budak itu jatuh cinta pada putri kerajaan bagaikan punguk yang merindukan bulan.

🕳 Pembatasan
“kecuali”, “selain”, dsb.

Contoh :
Dia sangat jago di semua mata pelajaran kecuali pelajaran olahraga.

🕳 Alat
“dengan + kata benda”

Contoh:
Orang itu pergi ke kantor dengan menggunakan mobil.

c) Kalimat Majemuk Campuran
Terdiri dari sekurang–kurangnya tiga kalimat tunggal.

Contoh :
Patria sedang memasak dan Toni menonton TV di ruang keluarga, ketika aku tiba di rumah mereka.

🌸 Berdasarkan Isi atau Fungsinya 🌸

1. Kalimat Berita
Memaparkan suatu kejadian atau peristiwa, biasanya diakhiri tanda titik.

Contohnya:
Ayah pulang dari Malang sore tadi.

2. Kalimat Tanya
Mengandung makna suatu pertanyaan dan diakhiri tanda tanya (?).

Contohnya:
Di mana kamu tinggal?

3. Kalimat Retoris
Kalimat retoris adalah kalimat tanya yang sebenarnya mengandung suatu makna pernyataan dan tidak memerlukan adanya jawaban.

Contohnya:
Siapa yang mau menderita penyakit typus?

4. Kalimat Perintah
Mengandung makna memerintah seseorang untuk melakukan sesuatu.

Contoh:
Buang sampah itu!

5. Kalimat Ajakan
Perluasan makna dari kalimat perintah dan erat hubungannya dengan orang kedua.

Contoh:
Aku ingin kamu untuk bersabar.

6. Kalimat Permintaan
Kalimat ajakan yang diperhalus dengan menggunakan kata mohon, harap, tolong.

Contoh:
Kumohon kamu untuk tetap berada di sini.

7. Kalimat Perjanjian
Mengandung makna persyaratan.

Contoh:
Aku akan berlibur jika sudah selesai ujian.

8. Kalimat Pengharapan
Mengandung makna pengharapan.

Contoh:
Mudah-mudahan kamu cepat sembuh.

9. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan. Sama seperti kalimat perintah, dalam pelafalannya pada akhir kalimat biasanya ditandai dengan intonasi yang tinggi. Dalam penulisannya, kalimat seruan juga diakhiri dengan tanda seru (!).

Contoh:
Hore, aku menang!

10. Kalimat Pengandaian
Kalimat pengandaian bertujuan untuk menggambarkan keinginan atau tujuan dari penulis atau pembicara yang belum atau tidak terwujud. Kalimat pengandaian dalam penulisannya diakhiri dengan tanda baca titik (.).

Contoh:
Andai saja aku bisa mengulang waktu kembali.

🌸 Berdasarkan Unsur Kalimat 🌸

1) Kalimat Lengkap
Merupakan kalimat yang sekurang–kurangnya terdiri atas sebuah subjek dan sebuah predikat.

Contoh:
Anak–anak   bermain   di lapangan
S                      P                   K

Ayah   membeli   mobil baru
S              P                 O

2) Kalimat Tidak Lengkap
Merupakan kalimat yang tidak sempurna. Kalimat dengan bentuk tidak sempurna kadang hanya memiliki sebuah subjek saja, sebuah predikat, atau bahkan hanya terdiri atas objek dan keterangan. Kalimat ini biasanya digunakan untuk kalimat semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan, dan kekaguman.

🌸 Berdasarkan pola subjek-predikat 🌸

Berdasarkan Pola Subjek – Predikat
Apabila ditinjau dari struktur serta susunan atas subjek dan predikatnya, kalimat dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat versi dan kalimat inversi.

1) Kalimat Versi
Kalimat versi merupakan kalimat yang sesuai dengan susunan pola kalimat dasar pada Bahasa Indonesia (S – P) atau (S – P – O – K) atau (S – P – K ) dan lain sebagainya.

Contoh:
Aku   berjalan   sejauh tiga kilometer.
   S            P                       K

Diah   membeli   sepatu   di Pasar Anyer
   S            P              O                     K

2) Kalimat Inversi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang memiki ciri khas adanya predikat yang mendahului kata subjek. Kaliman inversi biasanya digunakan untuk menyampaikan penekanan atau ketegasan makna. Kata pertama yang muncul merupakan kata yang menjadi penentu makna kalimat sekaligus menjadi kata yang menimbulkan kesan terhadap pembaca maupun pendengarnya.

Contoh:
Bawa   gadis itu   ke hadapanku!
      P             S                   K

🌸 Berdasarkan Subjeknya 🌸

1)Kalimat Aktif
Kalimat aktif merupakan kalimat di mana unsur subjek di dalamnya melakukan suatu tindakan (pekerjaan).

Kalimat jenis ini akan menggunakan predikat dengan awalan “me-” dan “ber-”.

Contoh :
Ani berjalan ke pasar.

Kalimat aktif dapat dikategorikan kembali menjadi 3 jenis, yaitu:

🕳Kalimat Aktif Transitif
Kalimat aktif ini dapat disisipi unsur objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya memiliki *predikat yang berawalan “me-”* dan dapat dirubah ke dalam bentuk pasif.

Contoh :
Mereka membuat peta dengan skala 1 : 1.000.000. (bentuk aktif)

Peta dengan skala 1 : 1.000.000 dibuat oleh mereka. (bentuk pasif)

🕳Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini tidak memungkinkan diikuti oleh objek di dalamnya. Kalimat aktif ini biasanya menggunakan predikat yang berawalan “ber-” dan tidak dapat di ubah menjadi kalimat pasif.

Contoh :
Polisi berjaga di sekitar tempat pengeboman.

Kucingku beranak tiga.

🕳Kalimat Semi Transitif
Kalimat ini merupakan kalimat aktif yang tidak dapat dirubah menjadi bentuk pasif karena kalimat ini diikuti oleh unsur pelengkap bukan objek.

Contoh :
Keputusan ini   berdasarkan   hasil musyawarah
S                         P                        Pel

2) Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau tindakan. Kalimat pasif biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan “di-” dan “ter-” serta diikuti kata depan “oleh”.

Contoh:
Soal-soal itu sedang dikerjakan mereka.

Salam kreativitas tanpa batas,
Tangan_Kiri dan admin lainnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro