Part 17 : Always With Me

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kim Sohyun's POV

"Aku...juga..mencintaimu."



Tiga kata itu terus berputar dalam ingatanku. Jantungku pun berkontraksi lebih cepat dari normalnya.

Benarkah? Apa aku sedang bermimpi?

Tak pernah kubayangkan jika seorang Kim Taehyung, cinta pertamaku sekaligus sahabatku, menyatakan perasaannya tepat di depan mataku. Bahkan setelah ia mencium bibirku dengan lembut!

Perlakuannya semalam padaku memang sangat mengejutkan! Aku sudah hampir menyerah pada hidupku saat itu. Jika saja Taehyung tak datang menyelamatkanku, mungkin saja aku sudah berakhir dengan bunuh diri. Aku serius.

Dan saat ini, aku masih setia memandangi pahatan sempurna wajahnya. Ia damai ketika tidur. Bagiku, Taehyung masih seperti anak kecil yang polos. Tanpa terasa bibirku menyunggingkan senyuman kecil.

"Yak! Kenapa kau senyum-senyum sendiri menatapku?"

Taehyung mendadak membuka mata bulatnya, membuatku sangat kaget dan malu karena sepertinya dia memergokiku memandanginya sejak tadi.

"Apa?"

Tanyaku bingung. Dia malah tersenyum dan bangkit dari tidurnya. Ya. Kami tidur berdua di lantai dengan alas kasurnya. Di kamarnya.

"Hey bangun! Kita harus sekolah!"

Ucapnya sambil mengusap kepalaku. Membuat rambutku semakin acak-acakan.

"Kenapa kau mengacak rambutku?? Menyebalkan!"

"Karna kau lucu saat marah."

Apa? Jawabannya tidak aku mengerti. Namun aku menyukain apapun yang keluar dari mulutnya tentangku.

..................................

Sohyun di antar Taehyung kembali ke rumahnya untuk sekadar berganti pakaian.

Tentu saja. Hari ini mereka akan berangkat sekolah, mana mungkin Sohyun memakai baju yang kemarin malam?

"Tunggu ya."

"Eoh"

Taehyung menunggu di luar sementara Sohyun mulai masuk ke rumahnya.



Plakkk!!






Taehyung sangat terkejut dengan suara tamparan keras itu. Dalam hatinya ia merasa sangat gelisah.

Ahjussi pasti berulah lagi!

Dengan cepat, Taehyung segera menyusul Sohyun masuk ke dalam rumah. Hingga.. diamatilah ada Sohyun yang sedang berlutut pada ayahnya. Tangisnya pecah. Walaupun tidak bersuara begitu kencang, itu pun sudah cukup membuat hati Taehyung ikut tersayat perih.

"Sohyun! Bangunlah.."

Taehyung menghampiri Sohyun dan menggenggam tangan Sohyun erat. Ia membuat Sohyun kembali berdiri. Lalu Taehyung memeluk gadis itu dengan penuh kasih.

"Ahjussi! Sudah cukup Ahjussi melukai anak sendiri. Apa Ahjussi tidak malu sebagai orangtua?"

"Brengsek kau, Anak ingusan!! Berhentilah menasihati orang dewasa! Apa orangtuamu tidak mengajarkanmu sopan santun?? Eoh?"

Taehyung bungkam.

Orangtua?? Bahkan orangtuaku pun tak pernah peduli padaku!

"Ahjussi! Ahjussi punya anak yang sebaik Sohyun. Dia sangat sayang padamu. Kenapa Ahjussi terus melukainya?? Bukan hanya fisik. Sohyun juga terluka secara batin."

"Halah.. kau pikir aku tidak terluka? Ibunya yang bodoh itu tega meninggalkan ku bersama anak haram ini! Mereka berdua sama-sama hina di mataku! Bahkan sudah berani dia tidak pulang semalaman? Apa dia mau jadi jalang seperti ibunya?!!"

"Cukup Appa!! Cukup.."

Sohyun berteriak. Ia kembali menangis. Namun kali ini lebih keras. Ketika ia disebut anak haram dan ia seperti ibunya yang jalang, entah kenapa ia tidak terima.

"Aku anak appa.. aku anak appa.."

Sohyun melirih. Batinnya sangat teriris. Bagaimana mungkin ayah yang ia sangat sayangi begitu kasar padanya dan tidak menganggapnya sebagai anak kandung?

Ayahnya dulu tidak begitu. Ayahnya sangat menyayanginya. Namun semua berubah ketika wanita itu pergi meninggalkannya bersama sang ayah sendirian.

"Bagaimana aku bisa percaya pada mulutmu? Ibumu jalang! Sudah pasti kau anak pria lain yang digauli ibumu setiap malam."

"Appa!!"

Plakkk!!

Terdengar kembali suara tamparan yang sangat kencang. Lebih parah dari yang pertama.

Sohyun tercengang! Bukan pipinya yang kali ini terkena tamparan itu, melainkan Kim Taehyung.

"Taehyung!"

Sohyun menutup mulutnya dengan kedua tangan atas reaksi kagetnya.

"Ahjussi!! Dia anakmu! Tolong sadari itu! Jika Ahjussi melukainya, menamparnya atau bahkan menendangnya, aku tidak akan takut untuk melapor pada polisi!!"





Plakk!!









Taehyung ditampar lagi oleh ayah Sohyun.

"Jangan sok jadi pahlawan kamu! Beraninya mencampuri urusan orang!! Dasar anak tidak terdidik!! Apa nenekmu juga mencampakkanmu dan tidak memberimu ajaran sopan santun?"

"Ahjussi!!! Aku memang ditinggal orangtuaku! Tapi nenek selalu mengajariku kebaikan! Hanya ahjussi yang membuat kesabaranku kelewat batas!! Pantas saja Ahjussi ditinggalkan juga oleh Ahjumma!"


"Kurang ajar kau!"



Ayah Sohyun mencengkeram kerah baju Taehyung kemudian menonjoknya tepat pada sudut bibir juga perutnya.

"Sshhh..."

Taehyung mendesis kesakitan.

Sohyun yang berusaha melerai keduanya malah terkena imbas oleh ayahnya sampai ia tersungkur jatuh ke lantai akibat dorongan keras dari ayahnya sendiri.

"Tutup mulutmu!! Sekali lagi kau berkata begitu, aku tidak akan membiarkanmu hidup! Dasar anak sok tahu!!"

"Kalian berdua sama saja!!"

Ayah Sohyun pergi meninggalakan rumah setelah menendang Sohyun yang masih tersungkur.

"Sohyun!"

Taehyung menghampiri Sohyun. Memegang kedua pipinya, memastikan apa dia baik-baik saja.

"Kau baik-baik saja?? Maafkan aku!! Ini semua salahku karena aku sudah memancing kemarahan Ahjussi."

Taehyung membawa Sohyun ke pelukannya.

"Tidak Tae. Kau tidak salah. Aku beruntung mempunyai sahabat yang peduli padaku sepertimu."

"Sahabat? Kukira.. setelah ini aku akan menjadi lebih dari sahabatmu."

.............................

Hari ini meninggalkan kesan buruk bagi Taehyung dan Sohyun. Niat awal mereka yang mau pergi ke sekolah sirna seketika. Mereka memilih membolos dan menenangkan pikiran masing-masing.

Di sebuah taman, dibawah pohon yang begitu rindang, angin berhembus begitu sejuknya. Nafas pun terasa lega akan udara segar yang menyeruak indra penciuman.

Taehyung mengamati Sohyun yang termenung. Rambutnya yang panjang terurai tertiup angin. Wajah kecilnya, bibir mungil dan mata bulatnya semua terlihat sempurna di mata Taehyung. Namun sayang sekali. Kesempurnaan Sohyun justru tak mendapat pengakuan dari ayahnya sendiri. Padahal, semua yang ada pada diri Sohyun adalah persilangan antara ibunya dan juga sang ayah sendiri.

Cantik.

Gumam Taehyung.

Walaupun Taehyung berbicara sangat pelan, Sohyun masih mampu mendengarnya. Ia pun menoleh dan mendapati keberadaan pria tinggi itu.

"Apa kau bilang tadi?"

"Ah. Tidak ada."
"Ini.. aku bawakan es krim untukmu. Aku tidak menemukan penjual coklat di sekitar taman. Jadi, aku rasa es krim coklat masih bisa membantu mengembalikan senyummu."

Sohyun mengambil es krim yang disodorkan oleh Taehyung. Ia tersenyum tipis saat Taehyung tidak menyadarinya.

"Yak. Apa kau gila? Kau mengajak gadis sepintar diriku membolos sekolah?"

"Wah.. apa ini! Dalam sekejap kau kembali menjadi anak kecil yang menyebalkan?"

"Sudah! Tidak usah mengalihkan pembicaraan! Sekarang aku berpikir, bagaimana pendapat Yeri dan teman-teman nanti kalau mereka tau aku sedang membolos bersamamu?"

"Jangan khawatir. Sekali ini saja.. tidak masalah kan?"

"Awas saja kalau sampai menyeretku dengan ide gilamu lagi.."

"Gila? Begini saja dibilang gila? Heol."

Taehyung kembali melahap es krimnya. Ia senang melihat senyuman Sohyun kembali terukir.

Ketika ia menatap ke arah Sohyun, ia terkikik.

"Kenapa?"

Sohyun bingung memperhatikan Taehyung yang tertawa sendirian.

"Kau memang gila Tae. Gila."

"Iya aku gila.. karna.. aku baru menyadari bahwa kau sangat-sangat seperti anak kecil!"

"Apa?"

"Kemari!"

Taehyung menghadapkan Sohyun ke arahnya. Dengan sergap, ia langsung mengecup dan menyesap ujung atas bibir Sohyun. Membuat Sohyun terperanjat.

Sohyun merasa tidak bisa bernafas. Ia membeku.

"Manis."

Ucap Taehyung.

Taehyung pun kembali pada posisinya.

"Sohyun.. Sohyun!"

Taehyung membangunkan Sohyun dari lamunanya. Kemudian, ia kembali tertawa lagi.

Bisa-bisanya dia tertawa setelah membuatku tak bisa bernafas tadi?!

"Ehm... y-ya?"

"Sudah. Tidak usah malu begitu! Tidak usah tegang! Apa kau berpikir aku sedang menciummu?"

Apa?! Dia sefrontal itu padaku? Wah.. aku baru sadar bahwa dia orang yang seperti itu.

"Hei! Apa kau bilang?? Bukankah kau terlalu vulgar?"

"Bodoh. Tidak usah pura-pura! Aku tau isi pikiranmu itu.."

Taehyung tersenyum.

"Pipimu merona. Sebenarnya kau juga menikmatinya kan?"

Sohyun semakin malu. Bagaimana Kim Taehyung mematahkan image jual mahal Sohyun selama ini? Sohyun benar-benar tenggelam dalam perasaannya.

Lagipula.. es krim yang ada di ujung atas bibirmu jauh lebih terasa manis daripada es krim yang sedang aku nikmati dari tanganku.

Kau punya bibir yang sangat manis Sohyun, selain wajah dan hatimu yang cantik!

Mereka berdua pun menikmati kebersamaan dibalik luka yang mereka alami pagi itu.

.............................

Tanpa Taehyung dan Sohyun sadari, seseorang dari balik mobil sedang mengintai mereka. Matanya memberikan pancaran kebencian yang mendalam.

"Jadi kalian akhirnya bersama huh?"

"Tak akan kubiarkan kau bahagia Sohyun, setelah apa yang ibumu lakukan pada keluargaku!"

"Aku akan terus mengusik kehidupanmu sampai kau merasakan kehilangan orang yang kau cintai. Sama sepertiku!"

"Bae Irene tidak akan pernah menyerah. Ingat itu!"






























Alooha~~~

Author balik lagi dengan kisah TaeSo. Maaf.. lagi banyak kegiatan dan tugas di kampus. Sekarang udah up lagi..

Semoga nggak bosan dengan ceritaku. Tunggu kelanjutannya ya.

Next (?)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro