Surah 0 - Pengaduan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ

ihdinas-siratal-mustaqim

Tunjukilah kami jalan yang lurus (QS: 1-6)

Jeruzalem - 2023

Pada akhirnya Jalur Gaza sudah jatuh di tangan musuh, seluruh kehidupan disapu dengan rata oleh bom sporadis. Meninggalkan puing bangunan runtuh dan seketika menjadi nisan bagi tumpukan jenazah tidak utuh, tertimbun di bawahnya. Daging bertemu debu dan darah bertemu aspal. Pasukan Bintang Cain tidak akan berhenti sampai Tanah Perjanjian menjadi milik mereka seutuhnya, seperti yang diimpikan leluhurnya selama ribuan tahun. Tanpa memberi kesempatan hidup bersama dengan mereka yang berbeda, hanya ada dendam kuno kendati Sang Pembawa Pesan tidak dilahirkan dari kalangan kaumnya. Kebencian itu mengubah mereka menjadi genosida padang pasir.

Kini Jeruzalem menjadi benteng terakhir, tempat di mana perdamaian Tiga Tombak Tuhan semestinya hidup berdampingan bersama, tapi harus berlumur darah dan banjir selongsong peluru. Para Singa yang tersisa mulai terkepung, masuk dalam jebakan maut, tidak lama lagi akan dibantai. Namun keberanian itu tidak memadamkan bara, semangat membakar dan jantung berdegup kencang. Para Singa menjelma martir, balik menyerang mereka dengan batu di genggaman. Perlawanan gencar dilakukan, meskipun pembawa teror membalas dengan mesin penghancur berlapis logam panas yang tanpa ampun memberantas siapa saja yang menghadang jalan yang menurut mereka suci.

Aqsha Maqdis, atau dengan beragam sebutan teruntuk wilayah berbukit di Jeruzalem yang begitu dimuliakan bagi Tiga Tombak Tuhan, yang menjadi medan perang yang diperebutkan. Pasukan Bintang Cain amat yakin ditakdirkan mengklaim Aqsha Maqdis, termasuk pondasi yang berada dalam Kubah Batu Suci, struktur bernama Batu Suci yang menyimpan rahasia penciptaan dan perang akhir zaman. Pasukan Bintang Cain dari dahulu kala berambisi menguasai kekuatan kuno itu.

"Kalian tidak akan mendapatkan ampunan!" jerit seorang wanita dari dalam Kubah Batu Suci, menyeret tubuhnya kebelakang, bersimbah darah. "Semua nyawa-nyawa yang kalian bunuh. Setiap jiwa-jiwa yang kalian renggut. Anak-anak kecil tak berdosa dan para martir!" Wanita itu mendongak, menampakkan wajah seperti habis disiram minyak mendidih. "Kalian akan tebus di Jahanam!"

Tiga Pasukan Bintang Cain muncul dari balik koridor gelap, menyudutkan wanita malang itu hingga memaksa dirinya naik ke atas Batu Suci. Tiga pasukan itu saling berpandangan, menyeringai, bak binatang buas yang siap menerkam dengan mesin pencabut nyawa digenggaman masing-masing. "Jahanam! Omong kosong yang dikatakan singa betina ini!" seru seorang menggunakan bahasa kuno. "Sepertinya siap dikorbankan!" seru orang kedua, menarik belati yang dijilatinya. "Darah dagingnya bagi Sang Penyelamat!" seru orang ketiga, menerima belati, lalu menghampiri wanita itu.

"Tidakkah kalian takut pada ..." balas si wanita malang dengan leher terhunus belati. "Azab ... siksaan pedih ..." lehernya tercekik, "... tidak ada tempat ... bersembunyi!" Wanita itu meraih benda dari balik jubah compang campingnya, "Karena aku akan mengadu pasrah pada Tuhanku!"

Benda itu seperti jam pasir dan cahaya terang mengubah mereka menjadi debu.

Wanita itu menyobek kain jubahnya, menyelubungi wajahnya, menangis perih.

"Yah Tuhan!" Wanita itu jatuh bersujud. "Sungguh, mereka tidak tahu apa-apa!"

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

siratallazina an'amta 'alaihim gairil-magdubi alaihim wa lad-ḍallin

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS: 1-7)

متصلا

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro