44 - Red Balloon

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Status     : Very Recommended

Judul       : Red Balloon

Kategori    : BL

Jenis       : Mini drama

Genre       : Romance, teen

Banyak     : 8 episode

Durasi      : 10 menit per episode

Rilis           : 10 Mei 2017 di KKTV

Negara     : Taiwan

Sinopsis: Xia Zhi Chen adalah seorang siswa berprestasi, baik dari segi akademik maupun olahraga. Suatu hari, dia diganggu oleh seorang murid pindahan bernama Li Xiang Wan yang terus-menerus memintanya menjadi model fotonya. Siapa yang menduga, Li Xiang Wan ternyata menjadi teman sekamarnya. Hari demi hari, mereka menjadi semakin dekat, dan tumbuh perasaan spesial di hati masing-masing. Namun, cinta itu terhalang oleh ayah Xia Zhi Chen, seorang gangster yang mati-matian menolak mengakui anaknya gay.

Ceritanya mainstream? Mengingatkan kalian dengan A Round Trip to Love, Kinematics Theory, dll? Jika iya, artinya kita sama. Meski begitu, saya masih berani mencantumkan ‘very recommended’ di bagian paling atas sendiri. Mau tahu alasannya?

Seperti yang sudah pernah saya tuliskan di bab-bab sebelumnya, ide cerita di dunia ini tidak ada yang baru, adanya hanya pengembangan dan eksekusi dengan cara yang tidak sama. Pun dengan Red Balloon ini. Kelebihan yang paling menonjol di sini adalah ending yang diletakkan di awal, tapi tetap membuat penonton penasaran!

Red Balloon. Judul ini diambil dari adegan di mana Li Xiang Wan membawa seikat balon merah untuk dilepaskan di depan rumah Xia Zhi Chen sebagai ucapan selamat tinggal. Sejauh yang saya tahu, balon itu mempunyai makna fisiologis sebagai benda yang dipegang, kemudian dilepaskan pergi. Sementara balon merah itu mengindikasikan perasaan yang rawan hancur. Jadi, judul itu seolah menjadi clue bahwa mereka akan putus!

Sebenarnya tidak heran sih. Di adegan pembuka sudah jelas bahwa Xia Zhi Chen punya istri dan anak, lalu bertemu dengan Li Xiang Wang yang kebetulan menjadi fotografernya. Dugaan pertama saya yang memperkirakan film ini bakal sad ending pun langsung luntur, karena yang terlintas di pikiran saya justru ‘cinta lama yang belum kelar’.

Seperti dugaan, saya dibawa flasback ke saat mereka masih SMA, saat Li Xiang Wan mengganggu Xia Zhi Chen. Li Xiang Wan ini gay, dan mendekati Xia Zhi Chen karena merasa dia itu punya orientasi seksual yang sama dengannya. Setelah melalui berbagai drama, cintanya akhirnya berbalas, dan mereka jadian. Sayangnya ayah Xia Zhi Chen yang seorang ketua gangster itu mengetahuinya. Dia pun berusaha keras memisahkan mereka.

Berpikir ini sad ending? Saya kasih bocoran bahwa film ini ber-happy ending. Lalu, kenapa judulnya harus Red Balloon? Ehehehe 😅😅, sebenarnya makna filosofis itu tidak cuma satu ya. Selain yang sudah saya paparkan di atas, balon itu juga bisa bermakna sebagai harapan. Jadi, dengan melepas balon, maka harapannya akan dibawa terbang tinggi, hingga sampai ke Tuhan. Itulah mengapa hampir di setiap perayaan seperti ulang tahun sekolah, selalu ada acara lepas balon dengan slogan yang tergantung di bawahnya.

Di film ini, dua filosofi itu dipakai sekaligus, yaitu sebagai ucapan selamat tinggal dan harapan untuk bersatu kembali. Seperti perkataan Li Xiang Wan dalam suratnya, 'Kita itu seperti balon. Kita tidak bisa terbang terlalu tinggi, juga tidak bisa menapak bumi. Tapi, aku percaya suatu saat kita akan bertemu di angkasa'.

Duh, kalau sudah ada spoiler kayak gini, pembaca jadi malas nonton dong? Emmm, tidak lah! Apa yang saya tuliskan itu hanyalah garis besarnya saja. Ada banyak sekali kelebihan yang membuat kalian harus menonton drama ini!

Pertama, dari alur yang sangat luar biasa, yang terkadang terkesan mengajak adu otak. Selama saya menonton, saya hampir terkecoh berkali-kali. Sebenarnya, sejak awal itu sudah disuguhkan berbagai clue, tapi bodohnya, saya justru mengabaikannya begitu saja. Contohnya, adegan saat ayah Xia Zhi Chen menanyakan untuk kedua kalinya jurusan yang akan dia ambil. Waktu itu saya mengira, ayahnya hanya kurang fokus atau kurang peduli dengan anaknya, tapi ternyata itu adalah gejala awal demensianya.


Selain itu, Red Balloon ini seolah tidak memperbolehkan kita menebak alurnya dengan benar. Contohnya, adegan di mana Xia Zhi Chen menembak cermin di adegan pembuka. Mengingat ayahnya yang seorang ganster, yang terlintas di pikiran saya adalah dia meneruskan bisnis ayahnya, tapi tidak menyukainya. Jadi, dia memecahkan cermin yang ada pantulan dirinya sebagai bentuk simbolis bahwa dia bukan Xia Zhi Chen yang dulu, yang pendiam dan baik hati. Tapi ternyata tebakan saya salah. Dan alasan sebenarnya adalah ... ehehe 😅😅😅 silakan cari tahu dengan menontonnya sendiri yes.

Kelebihan lain dari film ini adalah dari sisi aktornya. Bisa saya sebut mereka adalah pendatang baru, kecuali Ken Hsieh yang menjadi Li Xian Wan versi dewasa. Meski begitu, mereka bisa memainkan peranannya dengan sangat baik, termasuk para pemain figurannya. Semua terkesan nyata seolah tidak sedang berpura-pura.

Dari sisi soundtrack, lagu I’m Beautiful yang dipakai sebagai theme-opening ini menurut saya sangat sesuai. Iramanya tenang dan sangat menyentuh, cocok sangat untuk melatar-belakangi adegan tentang masa lalu. Bahkan jika kalian membuat video dokumenter, saya rekomendasikan lagu ini sebagai BGM-nya.

Dari sinematografi, saya bisa acungi jempol untuk bagian ini. Pencahayaannya sangat sempurna, contohnya suasana di malam hari yang biasanya gelap, di sini bisa terlihat jelas, bahkan sampai hal terkecil seperti ekspresk Xia Zhi Chen.

Red Ballon ini menyajikan cerita yang biasa, tapi tak kalah istimewanya dengan pasangan Romeo Juliet yang melegenda. Film ini menunjukkan bahwa cinta itu tidak harus mati bersama, tapi saling bersabar dengan setia. Selama kemurnian dan ketulusan itu ada, waktu akan membuktikan bahwa perjuangan itu tak akan sia-sia. Dan, jika harus merangkum semua ini dalam tiga kata, maka saya akan pilih ‘drama manis banget’ untuk mendiskripsikannya.

Secara pribadi, saya memberikan bintang 9/10 (🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟⭐) pada film ini. Meski tinggi, bukan berarti Red Balloon ini sempurna. Ada beberapa bagian yang cukup mengganggu sepanjang episodenya. Salah satunya dari pergatian flashback dari masa sekarang ke masa lalu yang terkesan tiba-tiba, sehingga saya merasa seperti menonton adegan yang di-cut di moment yang kurang tepat.

Selain itu, juga adanya tokoh pendukung kurang penting yang mengambil porsi lebih di film ini. Dia teman sekelas tokoh utama yang seorang gay cupu dan selalu di-bully teman-temannya. Pertamanya, saya sempat berpikir, tokoh ini bakalan menjadi perantara tokoh utama jadian, atau setidaknya jadi penghalangnya. Tapi nyatanya, sampai akhir, kisahnya berdiri sendiri, tidak ada hubungannya dengan tokoh utama. Jadi, keberadaannya hanya terkesan menuh-menuhin durasi saja.

Oh ya, di mini drama ini, keduanya manly sangat loh. Ada yang mau nebak mana seme mana uke? 😅😅😅

AKTOR

Tao Yu sebagai Li Xiang Wan

Edward Chen sebagai Xia Zhi Chen

Ken Hsieh sebagai Li Xiang Wan (dewasa)

Che Liang sebagai Xia Zhi Chen (dewasa)

###

Special thanks to Riswa_ yang udah ngrekomendasiin drama ini sama saya 😙😙😙

Jika ada salah informasi, tolong ingatkan ❤
Jika ada film bagus, tolong rekomendasikan ❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro