VI: Earth, 2301

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Day 6
Buat cerita dengan setting tahun 2301

Anak-anak itu telah berbaris rapi seperti yang telah kuperintahkan. Satu persatu kuceklis nama mereka yang tertera di layar hologram dan kupersilakan masuk ke dalam kereta. Ketika semua anak telah masuk, aku mengetuk layar jam tanganku, membuat layar hologram itu menghilang, kini giliranku dan guru lainnya masuk.

Riuh rendah keceriaan suara anak-anak yang tak sabar melihat para hewan menghiasi seisi kereta.

"Miss Yvainne, nanti kita bisa lihat lumba-lumba?" Salah satu anak cewek itu mendongak dan bertanya padaku.

Aku tersenyum dan menatap pada kedua manik abu-abunya. "Iya, Correenna," jawabku.

Ia lantas mengarahkan pandangannya ke depan, bertepuk tangan semangat. "Yeay, aku mau lihat lumba-lumba!"

Kereta mulai berjalan. Sesungguhnya ini bukan pertama kalinya aku menaiki kereta kebun binatang ini, tahun lalu aku sempat ke sini, dengan tujuan yang sama juga, yaitu menemani anak TK berwisata.

Kereta ini akan masuk ke dalam sebuah hutan buatan yang dibuat semirip mungkin dengan habitat asli para hewan. Kami akan melihat para hewan itu dari samping dan atap kereta yang sengaja dibuat transparan. Apakah hewan-hewan itu akan menerjang kereta kami? Mungkin iya, tapi setidaknya di luar, kereta kami dilindungi terowongan yang terbuat dari kaca anti peluru, anti gores, dan yang pastinya kuat menahan semua hantaman dan cakaran dari hewan-hewan itu.

Dan, jika kami mengunjungi hutan, bagaimana bisa ada lumba-lumba di sana? Oh, itu mudah, kami akan masuk terowongan lagi, lalu kereta berpindah ke dalam ruangan yang dikelilingi akuarium raksasa yang seolah mengelilingi kami. Ikan-ikan itu berenang di samping dan bahkan di atas kami.

Oh, kalian pasti belum pernah ke sini. Ini tahun 2301, dari tahun berapakah kalian? Haruskah kuberi tahu perkembangan apa saja yang terjadi selama ratusan tahun, wahai Orang-Orang Jadul?

Banyak hewan yang populasinya makin terancam punah, dan saat ini, aku tengah mengunjungi penangkaran tempat hewan-hewan tersebut tinggal. Kebun binatang ini dibangun oleh pemerintah demi pelestarian satwa dan tanaman langka.

Mungkin buyutku—atau bahkan canggahku—yang merasakannya. Namun, ada migrasi besar-besaran sekitar dua abad lalu—oh, aku tak tahu canggahku hidup berapa lama—dari pulau yang penduduknya membludak ke pulau yang lebih lengang.

Memang sudah banyak orang yang berprinsip tak ingin punya anak demi mencegah kepadatan penduduk, tetapi bukan berarti hal itu sudah tak menjadi permasalahan di abad ini.

Katanya, dulu banyak rumah-rumah digusur kemudian setelah rata menjadi tanah, dibangunlah rumah-rumah susun agar bisa muat lebih banyak orang. Sekarang, harga rumah melonjak tinggi, hanya orang-orang yang kelewat kaya saja yang punya rumah sendiri.

Aku tak tahu fakta apa lagi yang akan membuat kalian tercengang, kurasa itu saja yang bisa aku beberkan.

Sekarang giliranku yang bertanya, bagaimana rasanya ketika ada sebuah wabah yang mendunia? Terima kasih telah membuat buku sejarahku tebal, wahai Orang-Orang Jadul!

Hari ini aku tepar banget. Temanya juga tidak bersahabat untuk ngelanjutin chapter sebelumnya. Yaudah, gitu aja.

Sunday, February 6th 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro