Festival Perahu Bidar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Bukan panjat tebing, bukan pula lompat karung, apalagi makan kerupuk. Ada yang lebih spesial dan berbeda setiap perayaan 17 agustus di kota Palembang.

Apa itu? Lomba perahu bidar

Setiap 17 Agustus, bantaran Sungai Musi kota Palembang selalu dipadati warga, muda-mudi, tua-muda, semua berkumpul di sana. Tujuan mereka tak lain dan tak bukan untuk menyaksikan festival perahu bidar yang menjadi salah satu lomba.

Perahu bidar merupakan festival wajib dan terbesar di kota Palembang. Perayaannya selalu meriah karena disambut antusias oleh seluruh warga bahkan wisatawan luar kota dan luar negeri sekalipun.

Festival perahu bidar menjadi sorot utama yang wajib ditonton oleh warga. Jadi jangan kaget ketika berkunjung ke sana dan melihat puluhan perahu bidar di sungai Musi.

Lahirnya perahu bidar ini tidak terlepas dari kondisi dan situasi kota Palembang, yang dikelilingi banyak sungai beserta anaknya. Data terakhir, anak sungai yang dulunya berjumlah 316, kini tersisa 95 anak sungai dengan sungai Musi sebagai sungai utama.

Perahu bidar sendiri memiliki sejarah panjang hingga bisa berjalan dengan meriah seperti sekarang. Pada masa kesultanan Palembang, perahu ini disebut sebagai pancalang.

Pancalang sendiri berasal dari kata pancal dan lang atau ilang. Pancal mempunyai arti lepas, landas dan lang atau ilang berarti menghilang. Pancalang berarti Perahu yang cepat menghilang atau bergerak cepat.

Perahu ini memiliki panjang sekitar 10 sampai 20 meter, lebar sekitar 1,5 sampai 3 meter. Biasanya pancalang dikayuh antara 8 hingga10 orang, dan bisa membawa penumpang hingga 50 orang. Karena bisa menampung banyak orang, pancalang juga digunakan sebagai alat transportasi di sungai Musi, bahkan para raja-raja acap kali menggunakan perahu ini untuk plesiran. Kesultanan Palembang bahkan menitahkan pancalang untuk digunakan sebagai transportasi patroli sungai.

Beberapa warga juga sering menggunakan pancalang sebagai sarana untuk berdagang melalui jalur sungai. Atapnya berbentuk kajang, kemudinya berbentuk dayung dan digayung menggunakan galah atau bambu.

Sejak masa kesultanan Palembang, lomba perahu bidar acap kali digelar untuk menjaga kelestarian perahu bidar. Zaman itu lomba perahu bidar disebut sebagai kenceran.

Seiring berjalannya waktu, perahu bidar direnovasi dan memiliki bentuk yang berbeda seperti pancalang. Perahu bidar sendiri mempunyai dua tipe bentuk.

Tipe pertama adalah perahu bidar berprestasi. Perahu ini memiliki panjang 12,7 meter dengan lebar 1,3 meter, dan tinggi 60 sentimeter. Bentuk perahu bidar ini membutuhkan 24 orang pendayung, terdiri dari 22 pendayung, 1 juragan serta 1 tukang timba air. Tipe ini yang biasa digunakan warga saat perayaan ulang tahun kota Palembang setiap 17 Juni.

Tipe kedua adalah perahu bidar tradisional. Panjangnya tak tanggung mencapai 29 meter dengan lebar 1,5 meter dan tinggi 80 sentimeter. Perahu bidar tradisional membutuhkan 57 orang pendayung, terdiri dari 55 pendayung, 1 juragan serta 1 tukang timba air. Perahu tipe inilah yang biasa dilihat warga dan wisatawan saat perayaan hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus.

Sebelum festival perahu bidar dimulai, para peserta biasa menghias terlebih dahulu perahu yang akan mereka gunakan. Tentu saja hal ini bertujuan untuk mempercantik perahu yang akan diikutkan dalam festival.

Festival perahu bidar menjadi perayaan wajib di kota Palembang, selain untuk menyemarakkan hari kemerdekaan Indonesia dan hari jadi kota Palembang, festival ini juga bertujuan untuk mengenang masa kesultanan Palembang dan mewariskan budaya kepada anak cucu bangsa.

Gimana, penasaran kan kemeriahan dan kehebohan festival perahu bidar? Pasti dong, ya. Daripada penasaran dan sampai kebawa impi, nih aku kasih video festival perahu bidar kota Palembang.

https://www.youtube.com/watch?v=p6jNp-RF8VA

Dan jangan lupa untuk berkunjung setiap 17 Juni dan 17 Agustus untuk melihat secara langsung festivalnya. Walau panas terik menyengat tubuh, pasti akan terbayar dengan serunya festival satu ini.

Ajak temanmu sekalian, ya. Ajak pasangan halal juga boleh banget. Aku tunggu kedatangan teman-teman sekalian.

-----

Tulisan ini untuk riset perayaan atau festival lokal, dan jangan lupa akan ada topik berbeda di setiap babnya.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat. 

Salam manis dariku 😊😊

Elinaqueera

Jangan lupa vote dan komentarnya, ya.

-----

Sumber:

https://m.kumparan.com/amp/urbanid/dulu-anak-sungai-musi-berjumlah-316-kini-tersisa-95

https://www.kompasiana.com/fransaz/55009489a333114f7551117d/bidar-sebuah-tradisi-tahunan-di-sungai-musi-cara-mengenang-masa-kesultanan-palembang

https://travel.detik.com/destination/d-2163978/inilah-festival-paling-meriah-di-palembang

Sumber foto dari google

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro