📍 INTERLUDE: Motif (b)

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

⚠️ WARNING ⚠️

Mengandung kata-kata dan perbuatan kasar yang tidak patut ditiru.

Bijaklah dalam membaca!!!

---

SEHINGGA, IA MEMILIH UNTUK MEMBALASKAN DENDAM ITU, TEPAT SETELAH MOS USAI.

~••~

Selamat Membaca!!!

💭💭💭

"Aku mau kita cerai!" Bagai disambar petir, Tony terkejut setengah mati mendengar ungkapan istrinya itu.

"Ma, kamu bilang apa? Jangan bercanda!" Namun, Siska memberikan senyum miring melihat reaksi suaminya yang kelabakan.

"Apa aku sedang terlihat bercanda? Kamu bisa lihat dan sekarang tau sendiri, kan, aku berselingkuh!" Tony langsung mengusap wajahnya kasar.

"Kita bisa bicara baik-baik, kan? Oh, atau jangan-jangan kamu sebenarnya sudah nggak cinta lagi sama aku, makanya pake alibi selingkuh? Iya? Kau tau, caramu itu terlalu murahan dan tak ada elegannya sama sekali." Sekali lagi, Siska menampar pipi suaminya itu. Entahlah, sudah berapa kali tangannya ini dengan durhaka menampar suami sendiri tanpa merasa berdosa.

Bahkan, entah sudah berapa kali pula bibir Tony menghina dan merendahkan istrinya sendiri tanpa peduli perasaan wanita itu.

"Kurang ajar!" Niat hati ingin menahan air matanya, tetapi sia-sia sebab perasaan Siska tergores saat dikatai murahan.

"Di mana letak kesalahan ucapanku tadi? Memang benar, kan? Kau terlalu murahan. Bahkan, sampai menyerahkan harta berharga milikmu, yang seharusnya hanya aku seorang yang bisa memilikinya, tapi kau justru membaginya dengan lelaki lain. Apa yang seperti itu disebut jual mahal?"

Sekali lagi, hati Siska benar-benar tergores. Bagaikan luka yang menganga, bukannya segera diobati, tetapi justru diberi taburan garam di atasnya. Perih, sangat perih. Pipi wanita itu mulai lembap karena air mata yang terus mengalir. Tangannya hendak terangkat untuk memukul suaminya itu dengan penuh amarah. Namun, terhenti saat pergelangan tangannya ditahan.

"Kau pikir aku diam saja dan membiarkanmu seenaknya sendiri memukulku, ha? Bahkan, aku terus berusaha untuk sabar dan tidak membalasmu. Namun, kali ini kau benar-benar keterlaluan. Kau selingkuh! Bahkan kau melakukan hal yang menjijikkan pada lelaki itu. Membayangkannya saja sudah membuatku mual."

Tak tahan dengan cercaan suaminya, akhirnya Siska berteriak, "KETERLALUAN KAMU! TIDAKKAH KAMU MEMIKIRKAN PERASAANKU SEDIKIT SAJA?" Tony sontak membekap mulut istrinya saat selesai berteriak.

"Bisakah kau tidak berteriak? Bagaimana kalau anak kita bangun?" Siska pun terdiam dengan napas yang tersendat-sendat.

"K-kau tau, kenapa aku berani berselingkuh? Apa kau ingin tau?" Tony pun terdiam sembari menunggu istrinya lanjut berbicara.

"Karena kau sudah tak perhatian lagi denganku! Aku capek, benar-benar capek. Sudah berkali-kali aku mengeluhkan hal ini padamu, tapi kau masih sibuk dengan dunia kerjamu. Aku tau kau bekerja untuk kami, tapi tak bisakah kau luangkan sedikit saja waktu untuk kami? Untukku?"

Jeda sesaat. Suasana kamar itu langsung hening. Siska langsung melanjutkan ucapannya. "Aku capek, Ton. Fandi jauh lebih perhatian daripada dirimu, makanya aku jadikan ia kekasihku. Berpisah sepertinya lebih baik. Setidaknya, dengan berpisah, kita tak akan terus-menerus bertengkar. Aku capek! Aku tak mau kau minta kesempatan lagi, karena selama ini aku telah memberimu kesempatan, tapi kau menyia-nyiakannya dan masih tak peduli."

Siska menarik napas panjang. "Mari kita berpisah."

Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil langsung membekap mulutnya saat mendengar ucapan dari mamanya sendiri. Tadi ia cukup terganggu dengan kegaduhan di kamar kedua orangtuanya. Namun, sekarang ia justru harus menerima kenyataan pahit ini.

💭💭💭

Tony dan Siska telah resmi bercerai. Sudah diputuskan pula, hak asuh Ghina jatuh kepada Tony. Sebab, Ghina sudah berusia 12 tahun, sehingga ia bisa memilih akan tinggal dengan siapa. Gadis kecil itu tau, kalau mamanya sendiri melakukan perbuatan tak senonoh dengan lelaki lain dari yang ia dengar saat kedua orangtuanya bertengkar waktu itu. Sedangkan Alicia berumur 10 tahun lebih. Masih belum berusia 12 tahun, sehingga hak asuh secara otomatis jatuh ke tangan mamanya.

Sejak saat itu, kehidupan mereka pun tak lagi sama. Karena akan tinggal berpisah, mendadak Ghina jadi canggung dengan adiknya sendiri. Alicia pun begitu. Sehingga saat kedua orang tua mereka bercerai, mereka berdua hanya diam saja, tak saling bertegur sapa.

Mungkin hal itu karena Alicia kecewa Ghina tak memilih untuk tinggal bersamanya. Ya, mau bagaimana lagi? Saat mengetahui mamanya berselingkuh, ia langsung benci pada mamanya saat itu juga. Meski, ia tau alasan mengapa Siska sampai berselingkuh.

Walaupun berpisah, Ghina diam-diam selalu pergi ke rumah baru mamanya hanya untuk memperhatikan adik kesayangannya itu. Sebenarnya, ia sangat sayang dengan Alicia. Namun, adiknya itu tampak cuek dan berusaha tak acuh dengan kakaknya sendiri.

Sampai ia menemukan sebuah fakta, bahwa adiknya sangat tersiksa saat tinggal dengan mamanya dan juga suami barunya. Ghina sudah menduga kalau Siska pasti akan menikah dengan Fandi. Dan hal itu benar terjadi. Namun, sejak saat itu pula, dia selalu melihat wajah Alicia yang selalu murung. Pernah sekali Ghina mencoba dekat dan bertanya pada Alicia. Namun, gadis itu justru marah dengan Ghina tanpa alasan jelas.

Lalu, semua terjawab saat sore hari, ia melihat pemandangan Alicia ditampar oleh mamanya sendiri. Ghina tentu saja terkejut. Akan tetapi, entah mengapa untuk menghentikan kelakuan Siska rasanya sulit sekali.

Semakin lama, Alicia terlihat semakin diam. Bahkan, beberapa kali ia melihat adiknya itu sering frustasi sendiri.

Namun, Ghina tak pernah menyangka bahwa Alicia akan bersekolah di tempat yang sama dengan dirinya.

Ghina sempat merasa was-was kalau adiknya akan menjadi korban eksekusi dari Fel. Dan kenyataannya memang benar. Bahkan, Alicia sendiri menjadi target utama dalam eksekusi yang dilakukan Fel. Ghina selalu merasa miris saat melihat Alicia sering frustasi sendiri di tempat yang sepi. Menangis tertahan. Ia paham sekali beban yang dipikul adiknya itu.

Dan Fel tak pernah mengetahui hal itu. Sebab, Alicia mengeluarkan seluruh rasa frustasinya di tempat yang sepi.

Ingin ia mengajak Alicia berbicara. Akan tetapi, sepertinya sang adik sudah terlanjur benci dengannya. Gadis itu pasti berpikir bahwa Ghina senang dengan perundungan yang diterima Alicia.

Dan pada saat itu juga, entah dari mana asalnya, sebuah ide kejam melintasi benaknya. Ia sangat dendam dengan Fel yang telah membuat masa SMA adiknya menjadi suram dan dipenuhi dengan rasa frustasi.

Sehingga, ia memilih untuk membalaskan dendam itu, tepat setelah MOS usai.

💭💭💭

Sudah terang, kan, motifnya Ghina? Menurutku, harusnya Ghina bisa bicara baik-baik sama Fel. Kalau perlu, ditegasin. Ini memang salah Fel karna sudah membuat Ghina dendam. Tapi Ghina salah juga, karena terlalu diem sampai akhirnya dendamnya jadi meluap. Harusnya speak up.

Setuju nggak?

As always, jangan lupa vote dan komen, ya, untuk membangun cerita ini.

Jangan lupa follow juga akun putriaac untuk dapatkan informasi update terkait cerita ini dan juga cerita-cerita menarik lainnya.

Have a nice day.

©Surabaya, 3 Februari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro