Epilog : For your future

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aroma pekat antiseptik menyebar diseluruh sudut ruangan. Dipadukan dengan ruangan yang serba putih, dengan sebuah brankar yang berada di tengah ruangan. Sebuah lampu besar berada di atas menerangi sebuah brankar. Seseorang tengah terbaring lemah di atas sana. Sinar lampu itu terfokus jelas ke arah orang yang terbaring di sana. Suara napas terdengar tenang dan teratur, namun detak jantungnya berdetak lebih cepat. Terkadang detaknya melambat, terkadang berubah cepat.Mata terpejam dengan kesadaran yang minim. Beberapa mesin mengelilingi brankar itu. Jendela di kamar itu juga tertutup rapat, mencegah sinar matahari masuk ke dalam ruangan. Ruangan itu terasa dingin sekaligus sepi, hanya ada suara mesin yang terus memantau detak jantung. 

Satu-satunya pintu di ruangan itu terbuka kemudian. Dua orang berjas putih masuk ke dalam ruangan itu, kemudian di belakang mereka masuk seseorang dengan pakaian yang berbeda. Mantel cokelat yang menempel pada tubuh pria itu nampak sangat menonjol di tengah ruangan serba putih. Langkah manusia itu begitu tegap dan pasti. Membuat mata manusia yang lain menunduk patuh kepadanya. Pria itu lebih superior di antara mereka. Mata hitam yang kelam melirik ke arah brankar. Pandangannya berjalan dari ujung kaki hingga kepala yang terbaring di sana. 

"Bagaimana hasilnya?" tanya pria bermantel cokelat itu. 

"Ini luarbiasa, subjek bisa bertahan stabil dengan kapasitas energi 40% lebih besar." salah satu pria berjubah putih menjawab sedangkan yang lain memberikan hasil laporan kepada pria bermantel cokelat itu. 

Mata pria bermantel cokelat itu bergerak cepat bersamaan dengan pikirannya. Ia menelaah setiap angka, grafik dan tabel tanpa terlewatkan dengan cepat. Ia sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Sebuah kesimpulan telah terbentuk di pikirannya. Ia kembali melirik ke arah brankar.

"Siapkan Cyrogenik Chamber, kita akan menyelesaikan eksperimen ini sebelum ke kandang babi. Pastikan semua lukanya steril. Sedikit infeksi bisa mengacaukan eksperimen ini." Perintah dari pria bermantel cokelat itu disambut patuh oleh dua orang berjubah putih itu. Tak lama mereka meninggalkan ruangan itu. 

Kini pria bermantel cokelat itu berdiri di samping pintu. Dua orang pria dengan jas lab yang mengikutinya sekarang telah beranjak pergi entah kemana. Di tengah lorong dengan cat serba putih yang menghiasi dan bau antiseptik yang kental, pria itu mengeluarkan kotak rokok dan pemantiknya. Baru saja rokok terselip di bibirnya bahkan pemantiknya belum menyala. Namun sebuah suara menginterupsi.

"Merokok dilarang di tempat ini Ryu Jin." Kini pria bermantel cokelat itu menoleh kearah sumber suara. Seorang pria dengan mantel abu-abu berjalan mendekatinya. Ryu Jin menarik rokoknya dan menyimpan kembali pemantiknya. 

"Mulutku terasa asam dan butuh nikotin In Hong-ah." kini pria bermantel abu-abu itu berdiri disebelah Ryu Jin. Mereka sudah sering sekali seperti ini, saling bertukar pendapat dan informasi. Sebuah diskusi privat yang mereka lakukan sejak masih sekolah hingga sekarang. Salah satu tanda pertemanan mereka yang sangat baik dan dekat. 

"Tahan dulu sebentar. Kau bisa merokok di atas nanti." Usulan In Hong disambut dengan napas panjang Ryu Jin. 

Meskipun tidak saling memandang satu sama lain, mereka mulai bertukar pendapat dan informasi. Pengguna mantel cokelat yang memulai pembicaraan lebih dulu.

"Jadi, demi apa kau pergi kemari? Tidak biasanya pangeran Choi In Hong datang kemari"

"Kenapa kau menyimpan tikus percobaan ini? Kau bahkan membunuh orang-orangku."

"Dia aset yang harus kita pertahankan dan bisa bertahan meskipun kapasitasnya sudah ditambah 40%. Dia akan membutuhkannya nanti saat perang. Kita tinggal menyempurnakan tubuh artifisial, setelah itu kita bisa mulai membangun militer kita sendiri."

"Bagaimana dengan reaksi overreacting nya? Kuharap jantungnya tidak pecah seperti tikus yang lain."

"tidak, itu tidak akan terjadi. Dia memang mengalami gejala overreacting, tapi tidak akan membuat jantung buatannya pecah"

"Kau yakin?"

"Apa kau tidak yakin dengan risetku selama ini? Kau tahu prediksiku tidak pernah salah."

"Well, kau benar. Prediksimu tidak pernah salah. Terlalu tepat malah, itu membuatku ngeri. Bagaimana bisa kau membuat prediksi seperti itu? Kau punya semacam indra ke-enam atau apa?"

"Kalau aku bilang, aku tahu semua yang ada di masa depan. Apa kau percaya?"

"Maksudmu, kau kembali dari masa depan? Yang benar saja"

"Hahahaha khayalan yang bagus bukan? Tapi aku tahu semua yang akan terjadi bertahun-tahun yang nanti. Kita harus menyiapkan semuanya, sebelum perang 15 tahun yang akan datang dimulai."

"Sebaiknya kau bisa membuat semuanya berjalan lancar Ryu Jin. Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan." In Hong beranjak dari tempatnya. Ia menepuk pundak Ryu Jin dan melambaikan tangan. Pria bermantel abu-abu itu pergi menyusuri lorong, meninggalkan Ryu Jin sendiri di sana. 

Setelah agak lama dan suara ketukan sepatu In Hong tidak lagi terdengar. Ryu Jin membuka pintu ruangan di sebelahnya. Orang itu masih terbaring lemah di brankar. Dengan senyuman yang sulit diartikan, Ryu Jin berjalan mendekati orang itu. Ia berdiri di samping brankar. Tangannya bergerak membelai rambut orang itu. Kemudian bergerak menuju ke dada. Sebuah kabel nampak jelas menancap di sebuah kotak segi enam yang tertanam di dada. Kini pria bermantel cokelat itu membungkuk dan bibirnya berbisik di telinga. Tangan pria itu masih terus meraba kotak segi enam di dada. 

"Aku menepati janjiku bukan? aku sudah membuatmu hidup lebih lama, sampai ketemu lagi nanti my love. Aku menunggumu, 15 tahun yang akan datang"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro