10. From Erika @puspitasarierika

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judul             : Petjah
Penulis          : Oda Sekar Ayu
Genre             : Teen Fiction
Tahun terbit  : 2017
Penerbit         : PT Elex Media Komputindo
ISBN               : 978-602-02-9595-4
Editor              : Afrianty P. Pardede
Design cover : Arieza Nadya
EMK                : 717030009
Periview         : puspitasarierika






1. Cover


Kover yang sangat simple namun tetap elegan menurutku. Membuat kesan tersendiri ketika pertama melihatnya. Kover yang sebenarnya bisa saja menjadi clue bagi orang yang peka memperhatikan. Terlihat seorang gadis tengah memayungi dirinya dengan payung biru, dan ya! Jika mengikuti alur ceritanya dengan baik, kalian akan menemukan Nadhira---tokoh utama---akan bersanding dengan pemberi payung itu! Ya, kukira ini sebuah clue yang sebenarnya baru kusadari juga /hehe/ oke, terlepas dari itu semua, cover ini juga cocok dengan jalannya cerita yang selalu menggambarkan Nadhira, Biru, dan Hujan. Membuat kover dan isi cerita ini semakin erat berkesinambungan. Perpaduan warna yang tidak terlalu mencolok juga menjadi poin plus bagi kover ini. Biru dan putih. Ya, hanya dua warna ini lah yang menghiasi kover novel ini. Jujur, aku kagum pada pembuatnya.

2. Blurb


Blurb pada novel ini bisa dibilang singkat, dan agak tidak menarik. Bagaimana tidak? Di sana dijelaskan bahwa seorang gadis menyayangi lelaki yang membencinya. Jujur, mambaca kalimat awalnya saja aku bisa menebak kalo cerita ini akan menjadi cerita mainstream. Namun, setelah membaca kalimat selanjutnya, aku menemukan sosok Biru yang akhirnya membuatku penasaran dengan jalan cinta mereka. Akankah cinta mereka menjadi suatu siklus segitiga? Ataukah...?
Poin ini yang akhirnya membuatku penasaran dan ingin membaca setiap lembar kertas dalam novel ini, dan hasilnya menakjubkan! Cerita ini bukan seperti kisah cinta remaja pada umumnya yang bisa dikatakan mainsteram, cerita ini kebalikannya. Sungguh! Blurb ini hampir membohongiku!


3. Pov dan alur

- Pov
Pov (point of view) atau sudut pandang dari novel ini adalah pov 1 dan pov 3. Pov 1 dalam novel ini dapat kita temukan di bab paling awal yang berjudul : "Siapakah Dimas". Dalam novel ini kita akan mendapati seorang Nadhira mendeskripsikan Dimas Baron, orang yang selalu melemparkan tatapan tajam nan dingin padanya.

Pov 1 masih berlangsung sampai pada bab 8 lalu dilanjut oleh pov 3 dari bab 9 sampai bab akhir. Pov 3 dalam bab ini digunakan untuk menggambarkan sosok Biru berikut dengan perasaanya sendiri---yang Nadhira tidak tahu. Beda dengan penggambaran Biru yang bebas karena menggunakan pov 3, pendeskripsian Dimas sangat lah minim, terbatas hanya pada apa yang Nadhira rasakan dan ketahui tentangnya yang pasti menyebabkan pembaca akan berspekulasi bahwa Dimas-lah yang menjadi tokoh paling berpengaruh pada cerita ini. Memang iya, tapi yang lebih dominannya adalah Biru. Biru yang selaras dengan setiap lembaran yang dibuka oleh pembaca akan sering tampil. Biru yang pada akhirnya akan mengalahkan Dimas.

- Alur
Novel ini menggunakan alur maju-mundur atau campuran. Alur maju tentunya digunakan untuk menggambarkan apa yang akan berlangsung, seperti pertemuan Biru dangan Nadhira yang selalu dihiasi oleh tetesan air hujan dan menjelaskan mengapa Dimas begitu membenci Nadhira.

Alur mundur digunakan untuk mengenang masa lalu Nadhira dan Biru. Masa lalu yang teramat kelam. Mereka harus ditinggalkan oleh seseorang yang sangat mereka sayang. Nadhira kehilangan Mas Erlang, kakak sematawayang yang sangat ia sayangi. Begitu juga dengan Biru yang kehilangan Nila yang tidak lain adalah kakak yang sangat ia kasihi.

Jujur, aku kagum dengan cara sang penulis mengemas cerita ini dalam alur campuran dengan sangat rapih. Walau ada sekelumit plot hole yang sedikit merobeknya namun mungkin dapat dijahit kembali dengan hadirnya plot twist yang sempat membuatku 'agak' kaget /hahaha/

4. Konflik

Konflik dikemas indah hingga dapat membuat seorang melankolis sepertiku terbawa emosi. Konflik dimulai ketika Biru---setelah tahu bahwa Nadhira adalah adik Erlang---mencoba menjauhi Nadhira untuk merenung dan mengumpulkan keberanian untuk mengatakan semuanya.

Mengatakan bahwa dia yang secara tidak sengaja menjadi dalang atas kematian Erlang---Kakak tercinta yang Nadhira miliki. Ya, Biru-lah yang secara tidak langsung menyuruh Erlang membalaskan dendam Nila pada orang-orang yang selalu mencacinya, pada orang yang telah membuatnya depresi dan memilih menutup mata untuk selamanya, meninggalkan kerasnya dunia.

Itu lah yang membuat Erlang rela mengikuti tawuran---yang menjadi ajang tahunanan---antar sekolahnya dengan sekolah Nila yang menyebabkan ia harus meregang nyawa.

Belum sempat ia mengatakan semuanya pada Nadhira, Biru telah lebih dulu terbaring di rumah sakit karena luka yang ia dapat akibat tawuran terakhir yang ia lakukan sebelum ujian berlangsung. Ia hampir saja kehilangan nyawa. Nadhira sempat panik, ia tidak ingin orang terdekatnya mengalami hal yang sama dengan yang Mas-nya pernah alami dulu.

Nadhira selalu menemani Biru, sebenarnya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi antara dirinya dengan Biru. Mengapa Biru menjauhinya? Apakah ada yang salah dengannya? Nadhira merasa menjadi tong sampah, setelah Biru melemparkan seluruh masa lalunya, ia tiba-tiba menjauhi Nadhira tanpa sebab. Itulah salah satu penyebab mengapa ia menginginkan jawaban atas sikap dingin Biru padanya.

Ia bersabar menemani Biru hingga ia mau mengatakan hal sejujurnya. Ia mencoba bertahan menghadapi sikap dingin Biru, walau matanya harus berkali-kali membuat anak sungai di pipinya.
Hampir tiga minggu Nadhira membolos bimbel demi menjenguk Biru. Tidak ada hal lain yang ingin ia tahu selain alasan mengapa sikap Biru berubah padanya. Dimas---yang telah berstatus menjadi pacarnya---sempat melarangnya membolos dan menyuruhnya berhenti menjenguk Biru. Namun, keinginan Nadhira terlalu kuat untuk ditentang.

Alhasil, hubungan mereka sedikit merenggang karena kesibukan satu sama lain. Dimas yang sibuk dengan soal-soal SNMPTN-nya dan Nadhira yang sibuk dengan keinginannya untuk menengok Biru hingga ia pulih, ingin mengembalikkan Biru yang dulu sangat mencintai aksara.
Setelah tubuhnya pulih, Biru merasa sudah saatnya menjelaskan semua kejadian di masa lalu. Secara diam-diam---dengan bantuan teman di arena jotosnya, Bobi---Biru mengajak Nadhira ke makam Nona Hujan-nya yang ternyata satu tempat dengan makam Mas Erlang.

Di depan makam kakak kesayangannya itu, Biru mengatakan semua kejujurannya pada Nadhira yang langsung terguncang dan menangis seketika. Ia tak percaya jika ternyata Biru yang menjadi penyebab semua ini. Nadhira terus menangis hingga ia tak sadarkan diri.

Seperti belum puas, penulis menambahkan lagi konflik yang begitu menyakitkan bagi Nadhira. Kekasihnya---Dimas---mengacuhkan dan seolah tak peduli lagi padanya. Bahkan lebih dari itu, Dimas memutuskan hubungannya dengan Nadhira dengan alasan ingin fokus belajar untuk ujian nanti.

Tak hanya itu, Nadhira harus menelan pil kenyataan yang teramat pahit. Nilai ujian akhir miliknya sangat buruk! Di luar dugaan! Ia pun gagal masuk universitas dan jurusan yang ia inginkan karena terlalu sibuk memikirkan Biru dan masalah lainnya hingga melalaikan berbagai program penunjang kelulusan.

Pedih, iya! Miris, pasti! Sakit, apalagi! Mau tau kelanjutannya? Beli sana novelnya /hahaha/

5. Kelebihan dan Kekurangan

- Kelebihan
Kelebihan dari novel ini adalah cerita anti-mainstream dan story telling yang cukup baik. Ditambah pengembangan karakter yang dapat membuat setiap konflik terasa sangat nyata di hati pembaca. Juga, banyak quotes indah yang selalu penulis tulis di setiap bab yang ada, membuat semakim bersemangat membaca novel ini hingga tamat.

- Kekurangan

Terlepas dari kelebihan, novel ini pun memiliku kekurangan yang cukup signifikan yang terlihat oleh edaran mataku, diantaranya :
1) Pemborosan kata,
2) Ketidak efektifan, Kerancuan, dan Ketidak konsistenan kalimat,
3) Typo yang kentara,
4) Kekurangan dan kesalahan tanda baca,
5) Kesalahan penulisan 'kah'.

6. Pesan Moral

Pesan kehidupan yang dapat kita petik adalah memaafkan seseorang walau itu sangat berat. Memberikan orang lain kesempatan untuk menjadi lebih baik. Serta, pantang menyerah atas apa yang telah menimpamu.

7. Kesimpulan

Oke, kesimpulannga adalah ... novel ini sangat recommended sekali untuk penggemar teenlit atau romance karena dapat memberikan banyak pesan kehidupan dan memberikan gambaran cinta modern yang anti-mainstream /wkwkwkwk/

Sampai di sini review book dariku, mohon maaf bila ada kesalahan atau apapun yang menyinggung kalian para penggemar novel ini. Jika ada kritik atau saran, silahkan tulis di kolom komentar, oke? /sok imut/ /hahaha/

Sekian dari saya, wassalammualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Rating : ⭐⭐⭐⭐

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro