7. From Ruru @cupchocochip

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Review Matahari

cupchocochip

Judul: Matahari
Desain dan ilustrasi sampul : Orkha Creative
Penerbit : Gramedia.

***

Blurb:

Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.

Sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang dan Seli bisa mengelurkan petir.

Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga akhirnya bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.

Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal paling utama.



Perkenalan Penulis Review:

Perkenalkan terlebih dahulu siapa yang telah menuang lumeran review untuk karya Tere Liye pada buku ketiga series Bumi berjudul Matahari ini.

Saya, cupchocochip (wattpad)
Cup.chocochip (fanfiction)
Ochi-can CupChocochip (FB), tapi biasa dipanggil Ruru.

Author yang menimba ilmu dari Grup yang saya banggakan dan nggak pernah terpikir untuk saya tinggalkan, TheWWG tercinta, dan gen 4a yang keche badai.
Langusng saja, akan saya jabarkan prahara-prahara yang memprakarsai pemilihan buku ini sebagai buku yang saya review:
1. Rumah saya ada di desa.
2. Saya bukan maniak beli novel (tipe-tipe yang suka cari gratisan di wattpad).
3. Toko buku terdekat berjarak sekitar 30 km dari rumah. Maka alternatifnya cari buku di pasar. Online shop sering kesasar kalau masuk desa saya.
4. Setelah keiling lari-lari kecil di padang pasar dan tidak ada satu pedagang pun yang menawarkan, mendasar, atau mengibas-ngibas buku. Maka dapat saya simpulkan, saya tidak mau jadi pemulis (becanda).
5. Akhirnya, pucuk di cinta, ulam[1] pun tak enak. Saya menemukan toko kecil di pinggiran pasar, yang menjual buku. Sedikit pesimis, apa yang saya cari bukan buku rohani. Karena toko buku pinggiran, kebanyakan menjual buku semacam azab terkejam di dalam neraka, atau jenis cerita-cerita inspirasi dari muslim sedunia. Buku yang saya cari adalah novel fiksi, dan saya tahu, itu sangat jarang dan mahal harganya. Berbekal basmalah, saya masuk, dan memilah-milah persediaan yang ada.
(1. lauk dalam bahasa jawa)
6. Ketemu. Satu-satunya blrub yang mengacu pada indikasi cerita fiksi. Saya beli untuk dibawa pulang dan dibaca. Matahari, salah satu karya dari Novelis legendaries, Tere liye.
7. Istigfarnya adalah saat saya tahu bahwa Matahari adalah seri ketiga. Sedangkan seri pertama dan kedua, tidak saya temui di toko buku kecil itu. Sudahlah, nasi telah kering menjadi aki. Biar saja yang saya miliki ini menjadi resensi untuk novel masa depan saya.

Penjabaran singkat mengenai isi buku pertama dan kedua:

Berkisah mengenai awal Raib mengetahui bahwa dirinya dapat mengilang. Seli temannya dapat mengendalikan listrik dan energi kinetik, khas penghui Klan Matahari. Raib pun terpergoki oleh sosok Ali, siswa jenius teman sekelasnya bahwa ia dapat menghilang, dan muncul kembali.

Petulangan mereka dimulai dengan kemunculan Tamus, yang tiba-tiba menyerang sekolah. Pertarungan antara ketiga sahabat dan Miss Keriting enggan terelak. Membuahkan hasil dibawa perginya Miss Keriting menuju dunia paralel, Klan Bulan. Saat itulah Raib mendapati sebuah kenytaan, bahwa buku matematika pemberian Miss Kriting, memiliki sampul berbeda, yang ternyata adalah sebuah portal menuju Klan Bulan. Dimulailah petualangan seru mereka di sana.

Buku kedua, membahas mengenai petualangan Raib dan kawan-kawan, mengadakan negosiasi dengan Klan Matahari. Untuk menciptakan sebuah aliansi antar kedua klan. Namun mereka malah harus terjebak untuk mengikuti sebuah festival di Matahari, untuk melakukan perjalanan menemukan bunga matahari yang pertama mekar. Tidak hanya itu, mereka harus melewati berbagai macam rintangan yang mendebarkan.

Hingga di akhir cerita, sisast busuk Klan Matahari terlihat, dan menyebabkan kematian seorang Ily, sahabat mereka dari Klan Bulan.

Kita mulai acara utama.

-o0o-

Review buku Matahari.

Langsung saja, kita mulai Reviewan dari awal halaman.

Cover :

Penasaran berlipat ganda, karena saya belum pernah membaca seri pertama maupun kedua. Terapat beberapa ilustrasi:
1. Pesawat lonjong atau entah Elien /Uvo.
2. Kelelawar
3. Dua ular yang berhadapan.
4. Matahari.
5. Tere Liye.
Kesimpulan :
Menarik, menarik, dan menarik.

Alasan semua itu menarik:
1. Subyektif : Tere Liye, siapa yang tidak kenal dia.
2. Obyektif : Covernya keren.
3. Judul : sangat biasa dan umum (yakin poin pertama, nomor 1, penentu segalanya).

Judul:
Saya memberikan bahasan tersendiri mengenai ‘Judul’. Berikut adalah Review saya untuk judul buku ini:
1. Umum. Tapi karena seriesnya berkelajutan, maka masih ada kesan elegan (Bumi, Bulan, Matahari, dan Bintang)
2. Tidak berkaitan dengan isi. Saya tidak tahu, apakah ini merupakan strategi untuk menarik pembaca. Namun dalam buku Matahari, petualangan yang dijabarkan adalah Klan Bintang. Sedangkan Klan Matahari sendiri, diceritakan pada  seri kedua berjudul Bulan. Ini masih jadi teka-teki, yang membuat para pembaca penasaran untuk membacanya.

Blurb:
Seperti yang telah saya tulis di atas, dapat saya simpulkan:
Point blurb, seolah menjabarkan mengenai perkenalan tokoh baru, saat dimulainya sebuah cerita, dibukanya sebuah petualangan seru pada awal segalanya terjadi. Namun apa yang saya baca menjadi tanda tanya, ternyata Matahari adalah buku ketiga. Terkecoh blurb, kadang dapat menjadi malapetaka. Mereview buku ketiga, sama saja saya harus memahami tiga seri Novelnya. Huft ….

Isi Cerita

Ini we-ow-we
Kenapa saya bilang seperti itu?
Alasanya adalah:
Kalau diibartkan seorang superhero, nih. Spidermen yang tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba dapat terbang ke angkasa luas. Saat teori laba-laba terbang, entah bagaimana tidak masuk akal adanya.

Namun dalam waktu singkat, berubah menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan, masuk akal, dan secara tidak sadar, Spiderman telah menikmati latihan meliuk-liuk indah, di atara awan-awan rendah.

Sama dengan analogi di atas. Membaca buku ketiga, sama hanya dengan tiba-tiba melompat pada banyak part yang tidak dimengerti. Tidak adanya sinopsis mengenai cerita sebelumnya, juga menciptakan tanda tanya besar saat membaca awal cerita.

Namun, semua itu langsung hilang pada Episode 3, saat cerita mulai mengalir sayhdu. Dalam alunan nada penceritaan yang luar biasa. Saya bahkan merasa tidak perlu membaca dua buku yang terlebih dahulu, untuk mengetahui, dan penasaran akan kelajutan cerita.

Hm-hm, saya terpesona.

Sinopsis.

Ali, manusia jenius, yang tiba-tiba jogo dan senang bermain basket. Dicurigai oleh Raib, tokoh utama pelaku utama dalam cerita, curang dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut. Walau pun Seli, sahabat mereka yang lain, bersikeras menentang teori ‘curang’ seorang Ali. Tidak dapat mengubah kecurigaan Raib akan perubahan tiba-tiba sahabat laki-laki mereka.

Di saat yang sama, Ali juga mendesak dua sahabat wanitanya, untuk menerima idenya berpetualang mencari Klan Bintang. Klan paaling tersmbunyi dan hampir dianggap mitos oleh tiga Klan lain.

Akhirnya di libur dua minggu akhir semester, mereka memutuskan untuk pergi ke bawah tanah, mencari Klan Bintang, yang menjadi tujuan awal mereka. Dengan cara melewati lorong-lorong jaman dahulu kala, akhirnya mereka dapat menembus pertahanan pertama Klan Bintang, dan menemui ular-ular besar penghuni pos pertama. Semua itu berhasil mereka lalui, dengan menggunakan kapsul terbang terbaru Ali, ILY. Seperti nama teman mereka yang tewas di medan pertemburan di buku kedua.

Rintangan kedua adalah, kelelawar di tengah bongkahan ktistal runcing berbentk stalaktit dan stalakmit. Dapat di hadapi dengan pertolongan dari Klan Bintang. Mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Sebuah tempat persegi dengan ekosistem dan habitat layaknya tanah permukaan, bumi sesungguhnya. Namun, kali ini hanya buatan manusia, teknologi canggih yang menyamai ciptaan tuhan, sungguh mengaggumkan.

Petualangan mereka berlanjut pada perjumpaannya dengan Faar, sesepuh desa yang menjadi petinggi utama dalam menciptakan harmoni, ketentraaman, dan kedamaian desa.

Tanpa mereka ketahui, Ibu Kota Klan Bintang mencari Ali, Raib, dan Seli untuk mereka karantina, dan keahui maksud kedatangan. Mereka pun ditangkap, dan hampir dibawa dalam sel karantina, sebelum panglima teman Faar, memberikan cara kabur terbaik dari kota, meuju tempat Faar berada Bagaimana caranya?

Silahkan membacanya sendiri ….

Karakter:

Tidak akan saya jelaskan semuanya, hanya tokoh utama, yaitu Ali, Seli, dan Raib.
1. Ali :
Saya ingat petinju legendaris saat pertama kali mendengarnya. Usia 15 tahun, baik hati, tukang cari prahara, tapi cerdas luar biasa.
Sosok Ali adalah yang paling kuat dan menonjol untuk segi karakter. Karakter lho ya … bukan segi kekuatan bertarung. Dia dapat berubah menjadi beruang besar di saat terdesak.
Saya salut bagaimana cara Tere Liye meberikan penekanan betapa cerdasnya sosok Ali, dengan menggunkan dialog maupun narasi. Sungguh sangat menjiwai. Good ….

2. Seli :
Saya pastikan, ini adalah karakter paling normal. Gadis 15 tahun, penakut, pesimis, penyayang, dan setia kawan. Bisa dikatakan, ini adalah karakter paling ‘saya’. Apakah kalian mengerti?
Jadi, apabila saya ada dalam dunia ceritanya Tere Liye, dipadang secara dialog, tindakan, dan presepsi paing normal, adalah pada sudut pandang Seli. Sehingga menciptkan dua kesimpulan:
1. Menarik
2. Atau bisa juga monoton.

3. Raib:
Gadis 15 tahun yang berego tinggi, paling jaim sedunia. Namun baik hati dan bijak. Seorang yang mampu menjadi leader, maupun hanya sebagai anggota. Memiliki pemikiran yang lebih dewasa ketimbang dua sahabatnya yang lain.
Sedikit yang saya ingin ulas dari karakter Raib. Dia adalah tokoh ‘Aku’. Sudut pandang orang pertama. Namun ada hal yang patut digarisbawahi. Raib tidak menjalankan sudut pandangnya dengan efektif. Pov 1, syarat akan perasaan tokoh utama. Namun yang saya temui, selfishness, sangat jarang terlihat dalam narasi. Ini yang saya sebut PoV 1 rasa PoV 3. Benar-benar terasa hambar dan ganjil di saat yang sama. Ini yang paling membuat saya kecewa. Sungguh ….


Plot:

Alur, sungguh sangat Action. Tahu sendiri, saya sangat menyukai Action. Nggak tahu ya? Ya sekarang sudah tahu bukan.
Kita bahas dari awal cerita yang bermula dari kehidupan remaja SMA. Hal ini sangat medongkrak semangat saya untuk terus membaca. Dimulai dari ‘nol’. Kata yang tepat untuk menarik minat pembaca, untuk membaca sebuah buku, walau harus melompati dua serinya yang terdahulu.

Jalan ceritanya sangat elegan. Menyimpan teka-teki yang sangat luar biasa. Setiap bayangan tentang dunia baru, tergambar dengan jelas dan mudah dipahami. Cerita yang mengalir, dan ketegangan yang tercipta, benar-benar memacu adrenalin. Saya salut sekali.

Walau ada yang perlu saya garisbawahi lagi di sana. Ini bersifat subyektif, hanya pikiran saya. Jadi mungkin Anda berpendapat lain. Saya jengah dengan alur yang terkesan mbuetisasi, atau bahasa kasarnya terlalu diimprovisasi. Diputar sana-sini. Hingga membuat cerita lebih panjang dari perkiraan, dengan jalan cerita yang telah tertebak akhirnya.

Misal:
Setelah berhasil lolos, Raib kehilangan bukunya, ternyata disita oleh musuhnya.
Saat itu saya merasa kecewa. Hm … saya merasa familiar. Familiar terhadap jalan cerita, adalah hal yang tidak menyenagkan. Itu kata lain dari bahasa kasar yang berarti mainstream.

Tapi semua itu terjawab setelah membaca kelajutan cerita. Semua berubah menjadi seru lagi setelah penyusupan mereka ke Balai Kota. Walau memang masih menyimpan beberapa tanda koma, alias masih belum berakhir unek-uneknya.

Namun telah sangat membatu untuk mengisi benerapa ruang kosong yang harus di isi dengan penjabaran alur cerita. Hingga mampu memeuhi kelayakan untuk membuat pembaca penasaran, akan cerita selanjutnya.


Hal-hal lain:

Sejauh ini sudah baik-baik saja. Hanya saja ada beberapa catatan:
1. Elipsis : (…) ada ketidak konsistenan terhadap penulisannya. Suatu ketika di akhir paragraph saya menemukan titik tiga untuk mengahiri sebuah kata menggunakan ellipsis, tapi juga ada yang memakai titik empat sebagai akiran. Hal ini masuk dalam ketidak konsistenan dalam penulisan.
2. Pengulangan nama orang berkali-kali dalam satu paragraph. Paing mainstream, saya menemukan empat pengulaangan nama ‘Ali’ dalam satu paragraf.
3. Penceritaan yang singkat, padat, jelas, tapi juga terkesan buru-buru.
4. Kerancuan kalimat pada halaman 27, tentang ‘anak rambut’.
5. Bahasa dan alat penerjemah. Saya tidak tahu, apa saya terlewat pada beberapa hal. Namun sepengatahuan saya, penerjemah anting, hanya mampu dipakai sebagai alat bantu penerjemah apa yang dikatakan oleh orang lain. Namun dalam lapangan, alat itu mampu memuat semua Klan Bintang paham bahasa Bulan yang Ali, Seli, dan Raib gunakan. Hm … itu pertanyaan.
Secara keseluruhan:
Cerita ini sangat menarik untuk dikikuti. Tidak akan menyesal untuk membacanya, dari buku manapun kalian mulai, pasti kalian akan paham isi cerita. Tere Liye punya cara sendiri untuk dapat membuat para pembaca mudah memahami. Sangat luar biasa. Namun untuk disejajarkan dengan Harry Potter versi Indonesia, saya masih belum setuju.

Akhir kata,
Wassalmualaikum Wr. Wb.
Sampai jumpa di reviewan selajutnya ….

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro