Chapter 6

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Happy reading 🌹
*****
Hazel

Gue nggak bisa berhenti senyum lihat dia. Tawanya renyah saat kupu-kupu itu hinggap di telapak tangannya.

"Sayang, sini dong!"

Mata gue melebar dengar panggilan itu. What? Sayang? Rasanya kayak kupu-kupu itu pindah menggelitiki perut gue.

Gue langsung aja melangkah mendekati dia. Gue usap pipinya tanda sayang, lalu memeluk tubuhnya. Dan dia balas peluk gue erat. Hal sederhana yang bikin jantung gue sukses lompat ke dasar perut.

"Aku nggak nyangka bisa bareng kamu setelah sekian lama. Temani aku terus ya?" ucap gue sambil lihat kedua matanya yang indah.

All of this time, i can't believe i could't see
Kept in the dark, but you were there in front of me

Tunggu! Siapa yang nyanyi lagu kayak gini di taman?

I've been sleeping a thousand years, it seems
Got to open my eyes to everything

Wah! Nggak bener ini! Gue kenal suara si penyanyi. Ini suara Pink, adik perempuan gue. Ngapain sih Pink nyanyi lagu beginian pagi-pagi pas matahari baru naik?

Sejak kapan penjaga taman kasih izin orang buat nyanyi Bring Me to Life-nya Evanescence dengan volume keras begini? Kan jadi ganggu gue yang lagi pelukan.

Without a thought, without a voice, without a soul
Don't let me die here
There must be something more
Bring me to life

"Hell!"

Gue mengumpat saat tubuh gue tiba-tiba membentur lantai. Gue lihat sekeliling. Sial! Gue cuma mimpi barusan!

"Bangun, Kebo!"

Dan itu beneran suara Pink. Pink berdiri di samping badan gue sambil berkacak pinggang sambil bawa mic dan bluetooth speaker.

"Ah, lo ngerusak mimpi gue!" seru gue kesal. Gue berdiri sambil pegang guling dan kembali menghempaskan tubuh ke kasur.

"Mimpi apaan peluk sambil cium-cium guling begitu?" tanya Pink. "Ih! Lo mimpi jorok ya?!"

"Sembarangan!" tukas gue.

"Ma! Kak Hazel mimpi jor—"

Gue langsung tarik badan Pink sampai membentur kasur dengan sukses dan tutup mulutnya pakai bantal. Biar aja tuh nggak bisa napas! Rese banget soalnya!

Pink berontak. Kakinya berusaha tendang kaki gue dengan sekuat tenaga tapi nggak kena. Sialnya, gue lengah. Jadilah rambut gue kena jambakannya yang pedih minta ampun.

"Aduh! Aduh! Sakit, Pink!"

Pegangan tangan gue ke bantal terlepas gitu aja. Gue lebih sayang rambut gue soalnya.

"Sadis banget lo!" gerutu Pink dengan muka memerah.

"Salah siapa pagi-pagi nyanyi berisik gitu?"

"Salah siapa dipanggil mama nggak bangun-bangun? Tuh! Lo dipanggil mama dari sepuluh menit yang lalu!"

"Beneran?" tanya gue.

"Kalau nggak, ngapain gue bangunin lo pakai cara begini? Lagian lo mimpi apa sih bisa kebo begitu?"

Mampus sudah! Kalimat yang diucapkan Pink nggak lagi gue dengar. Gue langsung bangun, keluar dari kamar dan cari mama. Mama gue galaknya minta ampun. Yakin gue, setelah ini gue bakal kena semprot.

Jantung gue nggak aman lagi waktu lihat sosok mama di dapur. Sibuk sama paper bag besarnya.

"Ma," panggil gue takut-takut.

Mama langsung menoleh dengar suara gue. Gue pikir mama bakal langsung ngamuk. Tapi salah. Kali ini mama senyum. Dan hal itu bikin gue merinding tiga kali lipat.

"Gimana tidurnya anak sulung mama? Nyenyak ya?"

Gue langsung menggaruk leher. Nada bicara mama lembut banget kali ini. Tapi perasaan gue tetap aja nggak enak.

"Mama tahu, papa itu udah kasih semua fasilitas terbaik untuk kalian. Papa sukses nerusin perusahaan Akong. Mau tahu nggak apa yang bikin orang-orang sukses walaupun masih muda?"

Gue nggak bisa berkata-kata. Mulut gue kicep gitu aja.

"Jadi orang nggak boleh malas-malasan. Rata-rata, orang sukses itu rajin belajar, rajin bangun pagi. Dan nggak ada yang bisa tidur nyenyak sampai susah dibangunin. Tahu nggak, papamu seumur kamu itu cuma tidur beberapa jam sehari karena belajar mengelola perusahaan. Kalau kamu mau sukses kayak papa, ubah kebiasaan kamu itu. Belajar displin waktu. Ngerti kapan harus tidur, bangun, belajar.

"Apalagi kamu udah dikasih kepercayaan sama Om Hugo buat bantu manajemen rumah sakitnya. Mama nggak mau ya, ada laporan nggak mengenakkan tentang kamu. Om Hugo itu sahabat mama sama papa. Awas aja kalau kamu macam-macam."

Apa gue bilang? Walaupun nada bicara mama nggak pakai nada tinggi, tapi terdengar penuh ancaman dan intimidasi. Gue paham, kenapa Pink begitu. Ya nurun dari mama sih! Gue sama Goldy, si bungsu lebih mirip ke papa.

"Mama panggil Hazel ya tadi? Ada apa?" tanya gue setelah mama selesai dengan ceramah paginya.

"Kata Pink, kamu masuk kerja pagi kan?"

"Iya. Habis ini siap-siap."

"Ya udah, nggak jadi."

Waduh! Kanjeng ratu ngambek beneran ini mah!

"Kok gitu? Mama bilang aja ke Hazel, selama bisa bakal Hazel kerjain," kata gue berusaha meluluhkan mama yang ngambek.

"Tadinya mau minta tolong antar ini ke rumah Om Hugo. Tapi kamu masuk pagi. Ya udah nanti mama ke sana sendiri aja."

Begitu dengar kata 'rumah Om Hugo', mata gue langsung segar lagi. Rasa malas dan kantuk sirna gitu aja. Ah, Tuhan emang baik banget deh! Gue baru mikir kapan bisa main ke sana buat ketemu anaknya, eh dapet rezeki juga pagi ini. Apalagi ingat mimpi indah gue tadi. Rasanya pengin gue ulang lagi nanti.

"Ya udah, Hazel antar aja sekalian berangkat. Bentar ya, Ma. Hazel mandi lima menit terus berangkat!"

Gue langsung balik ke kamar sambil lari. Gue harus cepet-cepet mandi dan dandan cakep.

"Giliran ke rumah Kak Sera aja, semangat empat lima. Coba suruh antar gue ke studio. Behh gue harus sogok pakai logam mulia dulu!" gerutu Pink saat gue melewatinya.

Gue berhenti dan tatap matanya yang terlihat dingin. Lirikan matanya sadis banget! Kayak nggak terima gitu gue mau ke rumah Sera.

"Makanya lo belajar kalem. Nggak usah banyak drama. Nanti baru deh gue antar ke mana-mana. Telinga gue sering sakit soalnya kalau ada lo di deket gue!"

Dan pukulan itu mendarat tepat di punggung gue. Pink ini badannya emang ramping, seksi, kayak gitar spanyol. Tapi soal tenaga? Beh, atlet taekwondo aja kalah telak. Makanya gue nggak pernah khawatir sama dia walaupun banyak cowok yang deketin. Ya kalau mereka kurang ajar, tahu kan apa yang bakal terjadi?

"Mama! Pink nih, Ma! Pukul-pukul Hazel!"

*****
Dapet salam dari Tom&Jerry-nya mama Cynthia 🤣

Pinky Stevia Topaz, adik Hazel yang cuma beda 1 tahun 🤭🥰

10 Februari 2024
With love, IU ❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro