Redemption

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku terlonjak dari dudukku. Entah apa yang membuatku terkejut. Masih setengah berada di alam mimpi, aku mencari Bree yang seharusnya ada di bangku kemudi. Tidak ada. Bree tidak ada di dalam mobil. Mesin mobil tidak mati. AC dan suara musik akustik dari player masih menyala.

"Bree?" panggilku sambil pelan-pelan membuka pintu mobil. Ketakutan.

Apa Bree meninggalkanku? Apa dia memutuskan untuk bunuh diri sendirian? Menjatuhkan diri ke jurang? menghadang truk yang lewat? Lompat ke rel kereta?

Langit sudah memperlihatkan warna cerah, tapi jalanan masih sangat sepi. Di pinggir jalan raya masih banyak pohon besar yang artinya kami belum masuk ke dalam kota Alerawi. Buat apa kami berhenti di tempat seperti ini? Apa yang dilakukan Bree? Bulu kudukku merinding. Aku ingin menangis. Panik.

Beberapa meter di depanku, sesosok laki-laki berdiri menghadap pohon. Mataku memicing, alisku berkerut agar bisa melihat sosok itu lebih jelas. Sulit sekali melihat dengan mata berkaca-kaca di keremangan pagi.

"Bree?" panggilku dengan ragu. Mungkin dia tidak mendengar. Aku bergegas mendekat dan berteriak, "Bree!"

"Rie, jangan ke sini!" teriak Bree dengan suara takut. Aku mendengar gemetar di suaranya. Kenapa dia melarangku mendekat?

"Bree!" teriakku lebih keras dari sebelumnya.

"TUNGGU!!!"

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro