2. MAWAR BIRU

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

2. MAWAR BIRU

Jam di tangan Jungkook sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Ia segera meminta kepada si penjual untuk merangkai beberapa tangkai bunga kesukaan Rose, mawar biru.

"Terima kasih."

Jungkook mengambil bunga yang sudah dirangkai indah lalu langsung menaiki sepedanya berlalu dari toko bunga itu. Tadi pagi Jungkook memang harus berangkat ke sekolah karena besok akan ada studi banding dari sekolah lain dan tim paduan suara dipercaya untuk memberi penyambutan.

Jungkook mempercapat kayuhan pedal sepedanya, khawatir jika Rose berpikir dia lupa hari ulang tahun Rose. Padahal mana mungkin lupa? Ia sudah hidup bersama gadis itu mungkin sejak pertama kali ia belajar merangkak serta berjalan.

Karena Jungkook terlalu buru-buru, ia sampai tak menyadari jika ada mobil dari samping yang melaju begitu cepat. Jungkook terkejut hingga ia oleng dan jatuh dari sepeda. Matanya membulat ketika tahu kalau mawar biru untuk Rose terlempar agak jauh dari tempatnya. Lebih parah, ia terlambat untuk mengambil bunga tersebut, karena mawar birunya sudah terinjak mobil yang baru saja lewat.

"Sial," Jungkook mengumpat.

Tapi ia tahu kalau umpatannya tak akan mengembalikan bunga yang sudah rusak. Jadi, Jungkook memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah tanpa membawa apapun untuk teman kecilnya.

Dari jauh Jungkook bisa melihat Rose melambaikan tangan pada dua orang perempuan yang Jungkook tebak adalah Lisa dan Yeri. Jungkook berusaha lebih cepat mengayuh meski lututnya lumayan perih akibat tergores aspal.

"Rose, selamat ulang tahun!" Jungkook berteriak sebelum Rose benar-benar masuk ke dalam rumah.

Gadis yang memakai switer hitam kebesaran itu menoleh ke sumber suara. Rose melihat Jungkook di sana. Ia berlari menghampiri Jungkook dengan wajah riang gembira. Namun ketika sudah berada tepat di depan Jungkook, bibirnya reflek maju lima senti. Rose seolah meminta penjelasan pada Jungkook.

"Rose, selamat ulang tahun!" Rose menirukan Jungkook dengan wajah yang menjengkelkan.

"Kamu bisa jadi yang pertama kasih aku selamat, bahkan ketika fajar baru kelihatan kamu udah bisa bilang. Kenapa dari dua pilihan, kamu lebih memilih untuk kasih aku selamat di waktu matahari hampir tenggelam?" Rose menyerocos tanpa jeda.

Lelaki di depannya hanya mendengarkan Rose bicara, tanpa bermaksud mau menyela karena apa yang dikatakan gadis itu benar adanya.

"Kalau kamu mau, aku akan kasih ucapan selamat ke kamu ketika fajar baru kelihatan. Tapi besok, kalau fajarnya udah kembali datang."

Rose hanya mengangkat bahu mengabaikan jawaban Jungkook. Padahal Jungkook tahu, Rose sedang menahan bibirnya supaya tidak perlu mengeluarkan senyum.

"Kookie, kaki kamu kenapa?!" seru Rose ketika melihat lutut Jungkook berdarah dan kakinya sedikit lecet.

"Digigit nyamuk."

Cengiran tidak jelas keluar dari bibir Rose. "Aku kelihatan sedang bergurau?"

Jungkook ikut nyengir, laki-laki itu menggeleng. Setelah pemaksaan dari Rose akhirnya Jungkook menceritakan pada Rose tentang kejadian yang sebenarnya. Rose jadi merasa bersalah sudah membuat Jungkook buru-buru hingga jatuh dari sepeda.

"Lebih baik kamu tidak usah ucapkan selamat ulang tahun untukku kalau kamu saja tidak selamat, ceroboh sekali," ceramah Rose mendadak berubah menjadi sosok ibu-ibu yang khawatir kalau anaknya pulang dengan baju basah akibat hujan-hujanan.

"Ayo masuk, akan aku ambilkan obat merah dan plester untuk mengobati lukamu."

Rose menarik pergelangan tangan Jungkook untuk ikut masuk ke dalam rumah. Jungkook menurut saja. Sembari menunggu Rose mengambil obat, Jungkook membuka ponselnya. Diam-diam ia menghubungi toko bunga tadi supaya mengirimkan mawar biru ke alamat rumah Rose esok pagi. Jungkook akan memberi ongkos lebih, asal mawarnya tiba ketika fajar baru bangun dari tidurnya.

***

Love,

Sv.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro