Chapter 1 : Elemen and Weapon?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Re:vale?!! Bagaimana bisa? Di sini? " Ucap lelaki bersurai soft purple saat melihat dua orang di hadapannya, yang lain ikut terkejut. Siapa lagi kalau bukan duo senpai mereka 'Re:vale'.

"Yuki.... Aku tidak menyangka akan bertemu Kouhai-ku lagi disini" Ucap lelaki bermanik pink kepada lelaki disebelahnya dengan aura yang sulit diartikan[?]. "Aku juga tidak menyangkanya Momo..." Ujar pria bernama 'Yuki' kepada 'Momo' atau bisa dibilang partner selama 5 tahun di dunia idol.

"Hentikan acara berduaan kalian, pertama jawab pertanyaan Osaka-san dulu" Ujar Iori muak dengan adegan di hadapannya itu.

"Jika kalian bertanya seperti itu... "

"Kami juga kurang tahu"

"Tiba-tiba saja kami sudah berada di sini"

RPG Game

.

By :

.

Acha_Kimari32

"Bahkan Re:vale juga" Ujar Iori dengan tangan yang memegang dagu [baca: posisi berpikir], bukan Iori namanya jika ia tidak ambil bagian kisah misterius yang menimpa mereka bukan?

"Maksud kalian? " Tanya Yuki menatap yang lainnya.

"Kami juga terbangun di tempat yang asing, namun jauh dari sini. Beberapa jam yang lalu kami sampai di kota ini, dan memutuskan untuk menetap disini." Jelas Tenn dengan tenang.

"Begitu ya... Masalah tentang kita yang terjebak di dunia ini masih misteri ya? Ini pasti sulit. Tapi... Setidaknya, kita bisa sedikit istirahat dari pekerjaan kita sebagai Idol" Ucap Yuki dengan latar bunga-bunga di kepalanya. "ini masalah serius" batin mereka semua -kecuali Riku dan Momo.

"Omong-omong dimana Yamato, Mitsuki dan Nagi? " Tanya Momo merubah topik, karena ia sama sekali tidak melihat keberadaan salah satu unit IDOLiSH7 yang kita kenal sebagai sub unit 'Pythagoras Trio'.

"oh, Nikaido-san dan Nii-san menyewa rumah untuk kami tinggali, dan Rokuya-san menyusul mereka, dan kami berencana kembali ke taman kota." Jawab Iori.

"Sebaiknya cepat, Yama-san, Mikki dan Nagichi pasti sedang menunggu kita" Ujar Tamaki.

"kau benar Yotsuba-san, ayo semuanya. Aku tidak ingin membuat Nii-san menunggu" Imbuh Iori, diikuti anggukan semuanya.

"Bolehkah kami ikut bersama kalian" Ucap Yuki sambil menarik tubuh Momo mendekat pada tubuhnya.

"Boleh."

Setelah itu merekapun melanjutkan perjalanan mereka ke taman kota. Tanpa mereka sadari mereka membuat 1 orang gadis terdiam di tempat, dengan kepala penuh berbagai pertanyaan. "hmm? ada yang aneh dengan mereka?" gumannya.

.

.

"ZOOL?!! Apa yang kalian lakukan disini?! " Tanya Mitsuki terkejut, habisnya grup idol lainnya juga berada di dunia yang entah apa namanya.

"Bukankah kami yang bertanya seperti itu?! " Jawab Touma dengan sedikit menaikan suara, menyebabkan adu mulut terjadi.

"Sudahlah, oni-san lelah dengan pertengkaran" Ucap Yamato sweetdrop, cukup dengan pertengkarah antara leader dan center grup sebelah yang sangat rutin terjadi.

"iya desu, " Ucap Nagi ikutan membuat dua orang yang sedang adu mulutpun menghentikan acara mereka masing-masing.

"jika kalian meminta jawaban dari pertanyaan kalian, Kami juga kurang tahu" Ucap Torao mengubah ke topik awal pembicaraan.

"Ouh misteri desu. Kami juga sama desu." Ucap Nagi setelah mendengar ucapan Torao.

"Jadi, kalian juga tidak tahu ya. " Ujar Haruka

"Sangat misterius" Ujar Minami.

.

"Ahhh! ZOOL!! " teriak seseorang.

4 orang yang tadinya sibuk dengan pikiran masing masing menoleh ke sumber suara, mendapati 10 orang dengan surai warna-warni bak pelangi yang nyasar ke daratan[?].

"TRIGGER dan Re:vale. Juga ada. Sebenarnya apa yang terjadi di sini" Ucap Touma kesal melihat member TRIGGER dan Re:vale yang berada di satu kerumunan bersama member IDOLiSH7 yang lainnya. Bukankah keajaiban, kalian masih bisa bertemu walau di dunia ini?

"Kau seperti membenci TRIGGER dan Re:vale saja, Inumaru-san" Ucap pemuda bersurai raven membuat sang empu nama naik darah. Namun sebelum adu bacod terjadi... Tenn mengalihkan topik.

"Bagaimana? Kalian mendapatkan rumah sewa-nya? " Tanya Tenn yang sedari tadi nempel ke adiknya, adiknya sendiri malah seneng dan dusel-dusel cari kehangatan kakaknya, sungguh brocon.

"Kami mendapatkannya, dan kami tidak menyewanya, kami membelinya" Ucap Yamato seketika sekitaran mereka hening seketika.

"Oi?! Dari mana kalian mendapatkan Uangnya? " Tanya Gaku terkejut.

"Ouh... Ini karena Crystal Cocona desu" Ucap Nagi sambil menunjukkan kalung crystal berwarna pink yang jumlahnya sekarang hanya ada 6.

"awalnya aku tidak menyangka... Namun Crystal berwarna pink yang ditemukan Nagi memiliki harga jual tinggi, yang menyebabkan rumah sewa-an sekalipun mampu dibeli" Ucap Yamato menjelaskan.

"memang 1 crystal berwarna pink itu nilainya berapa, Nikaido-san?" Tanya Iori penasaran.

"Sekitar.... 1.000.000 koin emas, Ichi" Jawab Yamato, membuat anggota lain di sana menganga hebat mendapati harga luar biasa dari crystal yang hanya berukuran 6 cm itu.

"banyak sekali" Ujar Tamaki kagum.

"jika untuk membeli ousama pudding, mungkin bisa untuk stok 1 tahun. Sugoi!! " Ujar Tamaki.

"Tamaki-kun, pudding tidak baik dimakan secara berlebihan" Ujar Sogo lembut.

"tidak bisa dipercaya kalian membeli rumah terlebih dulu dari pada kami" Ucap Touma kesal.

"Leader kami hanya menyewa 1 kamar, padahal kami ber-4. Jadi semalam kita tidur bersama di 1 ruangan yang sama" Ujar Haruka mengingat-ingat kejadian memalukan semalam.

"Jangan membahasnya!! " Ucap Touma kesal kepada Haruka. Namun bagaimana lagi, mereka hanya punya sedikit uang yang hanya bisa digunakan untuk menyewa penginapan semalan dan itupun hanyalah uang Touma seorang karena membernya sama sekali tak memiliki uang ataupun koin satupun, bahkan Torao juga.

.

.

"Kalau begitu Yuki, ayo ke rumah yang Kouhai-kita beli" Ucap Momo kepada Yuki yang sedari tadi disampingnya bak couple.

"aku setuju denganmu, Momo" Ucap Yuki.

"Kalau begitu ayo, aku tidak ingin keadaan Riku menjadi lebih buruk" Ujar Tenn.

Tak lama setelah itu. Para idol-idol tersebut -pun berjalan menuju rumah yang dibeli oleh idolish7 dengan harga 100.000 koin emas itu. Tak terasa mereka mengabaikannya dengan berbagai tanda tanya di kepalanya. "Berani-beraninya mereka denganku" gumannya, kini perempatan muncul di keningnya.

.

.

Tak lama setelah itu mereka pun sampai, di sebuah bangunan rumah besar berbahan dasar kayu, dengan halaman depan yang luas dengan taman kecil-kecilan plus ayunan couple yang bisa dibuat begadang bareng mantan(?).

Rumah tersebut memiliki 1 tingkat, berdasarkan dari informasi penjualan. Rumah ini memiliki fasilitas berupa 8 kamar, dengan 2 single bed dimasing² kamar, dan juga kamar mandi. Ruang tamu sederhana, dan dapur luas dilengkapi dengan alat memasak *lengkap. Balkon di lantai 1 juga merupakan hal yang luar biasa, karena dilengkapi alat untuk melihat bintang, dan juga dilengkapi perpustakaan kecil-kecilan, namun bukunya lengkap. Dimasing-masing lantai ada 4 kamar, sesuai dengan penjelasan di atas.

"Woah" Ucap Tamaki kagum

"Apakah ini rumahnya? "

"tidak bisa di percaya"

Para idol-idol itupun hanya bisa memandang kagum rumah tersebut, kecuali Yamato, Mitsuki dan Nagi.

Tak lama setelah itu, pelayan yang bertugas membersihkan rumah tersebut keluar, dan melihat segerombolan orang berkumpul di halaman. Pelayan itupun menghampirinya.

"Ah... Tuan Yamato... Aku telah membersihkan seluruh ruangan di rumah ini, bahkan tempat yang sulit dijangkaupun. Apakah masih ada yang bisa saya bantu? " Ucap Pelayan itu kepada Yamato. Yamato menjawab "tidak ada, terima kasih sudah membersihkan rumah.". Pelayan itu hanya meng-iya-kan perkataan Yamato dan berpamitan mau kembali ke rumah tuannya.

"Baguslah tidak ada debu" Ucap Tenn lega.. Ia sempat khawatir karena rumah sewa-an... Iie rumah yang dibeli Yamato penuh dengan debu, ia sangat mengkhawatirkan adiknya.

"dasar brocon" guman seseorang.

Tenn yang mendengarnya hanya menatap sinis ke arah sumber suara, dan yang ditatap hanya merasa tak peduli.

"Kalau begitu ayo masuk, Re:vale dan ZOOL juga" Ucap Mitsuki yang sudah di depan pintu dengan kunci rumahnya yang pasti.

Mereka semuapun masuk ke dalam rumah tersebut. Ada yang sudah males-malesan, house tour, tidur, dan masih banyak lagi.

"Woah... Bahkan bahan memasak juga lengkap... " Ucap Mitsuki sambil melihat ke dalam lemari penyimpanan yang didalamnya lengkap akan bahan untuk memasak.

"Bahkan beer juga" ucap Yamato mengangkat segelas beer, di meja yang tepat berada di depan Yamato -pun terdapat sebuah botol.

"Hei!! Ossan!! Dari mana kau mendapatkan itu? " Ucap Mitsuki kesal.

"ayolah Mitsu... Aku sudah lama tidak minum" Ucap Yamato tak peduli, dan melanjutkan acara minumnya.

"oohh.... Jadi lebih memilih menikahi panci? " Ucap Mitsuki dengan panci di tangannya...

~Lantai 2 rumah

"Aku ingin sekamar dengan Rikkun" Ucap Tamaki sambil melihat Riku yang sedang istirahat di ranjang dekat jendela.

"Yotsuba-san, aku khawatir kau akan merepotkan Nanase-san. Jadi... Ekhm... Aku saja yang sekamar dengan Nanase-san" Ucap Iori secara tiba-tiba dan kedatangannya yang tiba-tiba juga mengejutkan Tamaki.

"Kau curang Iorin. Aku takut kau melakukan hal aneh kepada Rikkun. Aku khawatir kepada Rikkun" Ucap Tamaki membuat pemuda bersurai raven di sampingnya jadi salting.

"Hal aneh apa maksudmu Yotsuba-san? " Tanya Iorin dengan sedikit panik (baca:salting) namun ia berusaha terlihat biasa saja.

"aku yakin itu... Apa ada yang salah Iorin? " Ucap Tamaki, menatap manik milik Iori.

"aku- " Ucap Iori terpotong.

"oi... Sepertinya kalian terlambat" Ucap Gaku secara tiba-tiba sambil menunjuk pintu kamar yang sebelumnya terbuka sekarang tertutup rapat.

"Ahh!! Tenten curang!!! " Ucap Tamaki kesal.

Sedangkan Iori hanya pasrah... Ia tak mau berurusan dengan brocon akut lagi.

~Di dalam kamar

Tenn yang bodo amat dengan kejadian diluar kamarnya itu pun perlahan menghampiri sosok adiknya yang sedang istirahat di ranjang dekat jendela.

"hunm? "

"Maaf Riku. Apakah aku membangunkanmu? " Tanya Tenn lembut, menatap manik milik adik kembarnya.

Riku mengeleng pelan, lalu ia tersenyum. Tenn yang melihatnya ikut tersenyum, lalu mengelus pelan surai crimson milik adiknya.

"Istirahatlah Riku" Ucap Tenn lembut.

Riku hanya menatap manik kakaknya dan mengangguk pelan. Tenn terus mengelus surai Riku pelan, menciptakan kenyamanan yang membuat adiknya terlelap menuju ke alam mimpi.

"Aku berjanji... Akan melindungimu sekarang"

.

.

~Di ruang tengah.

Tenn menuruni tangga perlahan. Ia pun menatap ke arah ruang tengah yang menyesakkan (baca: penuh dengan manusiah) walaupun banyak orang di sana, ruangan tengah sama sekali tidak terlihat menyesakkan karena cukup luas.

"Oh... Kujo, Dimana Riku? " Tanya Mitsuki dari arah dapur.

"Riku baru saja tidur. Ia pasti kelelahan" Jawab Tenn.

"Souka... "

.

"Ano? "

Semuanya menoleh ke sumber suara. Ada yang terkejut, ada yang ling lung juga.

"Alone? Kenapa kau ada di sini? Ku pikir kau sudah pulang" Tanya Tenn terkejut mendapati sosok Alone yang sekarang berdiri tak jauh di hadapannya.

"aku sedari tadi bersama kalian... Namun kalian mencampakkanku." Jawab Alone sambil berakting ala gadis-gadis kawai yang hatinya tersakiti karena dicampakkan oleh tokoh pria. Para perkumpulan idol itu hanya menatap bingung ke arah gadis lugu tersebut.

Alone menatap mereka lekat.. "dan apa maksud kalian dengan 'IDOLiSH7' 'TRIGGER' 'Re:vale' 'ZOOL'. Oh dan jangan lupakan tentang 'Idol'. Apakah kalian sekumpulan penyanyi? Atau sekumpulan pemburu monster? " Tanyanya panjang lebar. Para idol itupun tercekat, Mereka melupakan kehadiran orang asing, seperti Alone saat itu.

"Itu... " ucap Yamato ragu²

"...Kami adalam pemburu monster"

Semuanya menatap ke arah pemuda bersurai raven.

"heh? Lalu 4 nama yang kalian sebutkan merupakan grup kalian? Seperti itu? " Tanya Alone serius, kali ini Alone bukan gadis yang mereka kenal lagi, ia seperti orang lain.

Semuanya pun hanya mengangguk pelan. Alone pun menghela nafas.

"maaf... Aku kelepasan. Aku suka penasaran ahahhah... " Ucap Alone diakhiri tertawa renyah.

"Tidak apa² Julius-san" Ucap Iori sopan.

"panggil saja Alone, Iori-san. Aku tidak begitu suka dipanggil dengan nama keluargaku. Itu terlihat aneh" Ujar Alone kepada Iori.

"Baiklah, ett-to... Alone-san"

"Jadi? Bagaimana keadaan adikmu Tenn-san? " Tanya Alone menatap Tenn yang bersandar pada tembok dekat tangga.

"ia sedang istirahat. Mungkin besok pagi ia susah pulih" Ucap Tenn.

"Souka... Oh iya. Jika kalian pemburu monster, aku akan membawa kalian ke adventure guild. Disana kalian bisa memburu monster dan juga mendapat penghasilan." Ucap Alone secara tiba²

"Oh iya... Aku belum tahu elemen kalian... Elemen kalian apa? Beri tahu aku? Aku sangat penasaran" Imbuhnya.

"Ett-to.. Alone-san. Ini sudah hampir malam... Apakah Alone-san tidak pulang? " Ujar Iori tiba²

"Nice Iori/Ichi/Iorin/Izumi/Izumi Iori"

"ehh? Baiklah... Besok pagi aku akan berkunjung lagi, dan akan membawa kalian ke adventure guild" Ucap Alone lalu ia pun berpamitan dan pulang ke rumahnya.

.

"Nice Ichi... " Ucap Yamato sambil memberikan acungan jempol kepada Iori, Iori hanya mengangguk pelan.

"Soal Elemen kita belum memilikinya ya? " Ujar Sougo berpikir.

"jika kita tak memiliki elemen? Bagaimana kita bisa menjadi pemburu monster? " Imbuhnya.

"Kau benar, Osaka-san." Ucap Iori menimpali ucapan Sougo.

"Ne? Apakah kalian berpikir... Jika kita memiliki elemen namun kita tidak tahu elemen apa itu" Ucap Tamaki tiba², membuat semuanya menoleh kepadanya.

"Apa maksudmu Yotsuba-san? "

"datte... Kichan pernah bilang jika di umur 16 tahun maka seseorang akan memiliki elemen, bukan? Jika kita sudah melewati umur 16 tahun pastinya kita semua memiliki elemen? aku benar, bukan?" Jawab Tamaki. Semua yang ada di sana pun menatap satu sama lain, dan kembali menatap Tamaki.

"Bagus Tama/Tamaki/Tamaki-kun/Yotsuba-san/Yotsuba Tamaki" Ucap mereka serentak. Tamaki tersenyum, ia senang ia bisa membantu.

"Kalau begitu... Kita hanya perlu mengetahui elemen apa yang kita miliki? Seperti itu..? " Ujar Tenn.

Namun tak lama... Suara teriakan terdengar... Semua yang ada di ruang tengahpun menoleh ke arah sumber suara...

"RIKU/NANASE-SAN?!! " Ujar Tenn dan Iori bersamaan dan berlari menuju kamar dimana Riku beristirahat. Diikuti yang lainnya.

.

.

Brak!!

"Riku?!! Apa ka- " Ucap Tenn terpotong setelah melihat keadaan dihadapannya.

"Nanase-san?! " Ucap Iori ikut terkejut.

"Ahh... Gomen. Aku tidak sengaja berteriak" Ucap Riku cengengesan. Yang lainnya pun sampai dan ikutan terkejut melihat keadaan di depan mereka.

Keadaan yang mereka lihat adalah, Riku yang terduduk bersandar pada tembok, dan juga ada sebuah pedang disamping kakinya.

"Riku?! Apa yang terjadi padamu? " Tanya Tenn menghampiri Riku, "dan kenapa ada pedang di sini? " imbuh Tenn. "Aku baik² saja Tenn-nii... Aku hanya terkejut saja. Tiba-tiba mereka ada di hadapanku" Jelas Riku sambil menunjuk ke arah jendela... Terlihat bayangan manusia namun... Lebih kecil, sekitar 15 cm kecilnya.

"Hallo!!! " Ucapnya.

"Wwaahh!!" Teriak mereka semua terkejut kecuali Riku.

"maaf aku menakuti kalian ya~ kalau begitu perkenalkan aku Shan, peri elemen api" Ucap Shan sopan, ciri-cirinya ia memiliki surai bergelombang, kuncir sebelah kanan... Surai miliknya berwarna merah. Dengan sayap kecil berwarna merah pucat di punggungnya.

"peri api? "

Shan mengangguk. "kalian lihat pedang di samping Riku-sama? " Ucapnya... Semuanya melihat pedang tersebut. "Aku adalah penjaga pedang tersebut" imbuhnya dengan menunjuk dirinya sendiri seakan pedang itu adalah hal yang paling penting baginya.

Semuanya terdiam...

"Apa yang kau lakukan disini? Apa yang kau lakukan pada Riku? " Ucap Tenn geram, ia mencoba tidak mempercayai makhluk kecil yang entah spesies apa itu dan meminta penjelasan.

"Astaga... Bisa tenang sedikit... Aku tidak melukai Riku-sama kok, karena Riku-sama adalah pemilik dari pedang yang aku jaga... Mana mungkin aku melukainya. Namun ada sedikit kesalahan teknis saat itu.. Jadi Riku-sama... Yah... Begitulah gyun " Jelas Shan panjang lebar sambil melayang kesana-kemari dengan kepakan sayap mungilnya itu.

"Nanase-san pemilik pedang ini? Apa maksudmu?" Tanya Iori.

"Owh... Kalian tidak mengetahui sejarah dunia ini ya? Kalian dari dunia mana sampai tidak tahu asal usul dunia ini? " Shan berkata sambil menatap satu persatu manik milik mereka.

"Kami berasal dari dunia lain desu, kami belum punya alasan jelas tentang kejadian yang kami alami" Ucap Nagi secara spontan mendapat tatapan dari semuanya, kecuali Riku dan Tenn tentunya.

"begitu ya. Baiklah... Aku akan sedikit menceritakannya. Dengarkan gyun"

"Beberapa abad yang lalu... Peperangan besar terjadi diantara 2 belah pihak. 2 pihak tersebut adalah Cahaya dan Kegelapan. Peperangan antara kedua elemen ini membuat kerusakan yang luar biasa pada dunia ini... Namun... Peperangan tersebut harus berakhir dengan ledakan yang cukup besar... " Shan berhenti sejenak sambil mulai duduk di meja dekat jendela.

"...pihak Cahaya memutuskan untuk membelah kekuatan mereka menjadi 6, yaitu Api, Air, Es, Alam/tanah, Angin dan Petir. Dengan ke 6 elemen tersebut Kegelapan tersegel untuk waktu yang lama. Namun... Setengah abad yang lalu, kegelapan bangkit dan memutuskan membalaskan dendamnya kepada dunia ini... " Shan berhenti sejenak dan menatap semuanya... Lalu ia melanjutkannya.

"Dan setelah itu... Lahirlah pemilik elemen kegelapan pertama... Ia adalah Gyusa, penguasa kegelapan. Dengan lahirnya Gyusa, elemen di dunia ini bertambah, menjadi 7 elemen. Namun... Tak lama setelah itu... Peperangan kembali terjadi... Aku juga menjadi saksi peperangan itu. Bersama pemilik terdahulu pedang Api yang aku jaga. Pemilik pedang itu bertempur bersama saudara kembarnya... Aku terkejut... Ternyata Saudara kembarku juga ikut menjadi saksi perang tersebut.... " Shan menghenla nafas sebentar...

"Saudara kembarmu? " Tanya Riku.

Shan mengangguk. "ya.. " jawabnya.

"... Ia adalah Shin, penjaga pedang Es. Ia merupakan saudara kembarku... Pedang yang kami jaga juga dipegang oleh saudara kembar... "

"Peperangan tersebut tentu aaja dimenangkan pihak Cahaya, atau 6 elemen. Untuk ke dua kalinya Kegelapan kembali tersegel. Namun sekitar beberapa tahun lalu... Ada kabar bahwa kegelapan telah bebas.. Namun,belum ada saksi bahwa Kegelapan telah bebas... Jadi masih merupakan misteri. "

"Dunia ini memiliki 6 Daerah berbeda-beda.... Kota Windner, yaitu kota yang kalian injak sekarang. Merupakan Kota yang dimiliki oleh elemen Api. Kota Mizuare, yaitu kota yang dimiliki elemen Air. Kota Zackyn, Yaitu kota yang dimiliki oleh elemen Alam dan Tanah. Kota Lyine, yaitu kota yang dimiliki oleh elemen Angin. Kota Icecly, kota yang dimiliki oleh elemen Es. Lalu Kota Fyins, yaitu kota milik elemen Petir. Lalu yang terakhir adalah daerah kegelapan... Belum ada yang tahu nama kotanya, jadi kami selalu menyebutnya sebagai Darkworld.... "

"Ternyata banyak Kota di dunia ini... " Ucap Yamato sedikit terkejut tentang fakta dunia yang sama sekali tidak diketahui olehnya dan yang lainnya.

"Tentu saja... Itulah sejarah dunia ini. Dan aku rasa pemuda yang mirip iblis itu adalah pemilik pedang saudara kembarku" Ucap Shan sambil menunjuk Tenn. Yang ditunjuk pun, keningnya hanya berkedut kesal.

"oh... Jika kalian tidak keberatan aku akan Memeriksa elemen apa yang kalian miliki, jika kalian tidak keberatan. " Tawar Shan sambil mulai terbang dengan sayap mungilnya.

"Silahkan... Namun periksalah Nanase-san terlebih dahulu... Aku ingin tahu ia memiliki elemen apa... " Ujar Iori kepada Shan karena penasaran elemen apa yang dimiliki oleh center grup sekaligus partner sub unit.

"eh? Bukankah aku sudah beritahu tadi? " Ujar Shan mengingatkan.

"Tadi? Kapan Shan-san? " Tanya Iori terkejut, pasalnya Shan belum memberi tahu apa elemen Riku sama sekali kepada mereka semua termasuk Iori.

"Saat aku bilang aku penjaga pedang api yang ada disamping Riku-sama. Bukankah sudah terjawab, Riku-sama memiliki elemen apa? " Jelas Shan malas

"Api? " batin mereka semuanya -kecuali Riku.

"Dari sekian banyaknya elemen... Kenapa elemen Api memilih Nanase-san? " Ucap Iori heran, ia memijat pelipisnya dan berharap kedepannya tidak ada berita yang mendeskripsikan tentang 'kebakaran'.

"Maafkan aku, itu bukan salahku... Memang Api telah memilihnya. " Ujar Shan.

"Dan kau yang bersurai raven.. " Tunjuk Shan.

"Hai'? " merasa tertunjuk, Iori menoleh ke arah Shan.

"... Kau memiliki elemen Air" Ucapnya.

Seketika semuanya bernafas lega... Mereka bersyukur ada pemilik elemem Air, dan juga pemilik elemen Air merupakan Iori ia bisa diandalkan---mereka rasa.

"dan sentaja milikmu adalah, pedang." Imbuh Shan.

"Untuk orang pendek yang disana, elemenmu adalah petir dan senjata milikmu adalah tombak" Ujar Shan sambil menunjuk Mitsuki yang bisa kita bilang pendek [Aiyu: Mitsu-san gak pendek ihh:(] dan yang ditunjuk dan dikatain pendek hanya bersabar habisnya ia tidak mau berurusan dengan makhluk kecil misterius tersebut.

"Kau yang bersurai ungu, kau elemen Es dan senjatamu adalah Panah. Dan kau yang sedang makan puding entah puding apa tapi nanti bagikan padaku, kau memiliki elemen Angin dan senjatamu adalah Tombak." Ujar Shan kembali, Sougo sedikit terkejut karena memiliki elemen yang sama dengan Alone, ia takut udara dingin yang ia ciptakan malah membuat seseorang tersakiti, sedangkan partnernya Tamaki menjauhkan puding yang ia beli setelah meminta beberapa koin dari Yamato.

"Jika Elemen watashi apa desu?" Tanya Nagi dengan gelagat aneh membuat Shan sedikit kaget dengan tata bahasa pria pirang tersebut. "Elemenmu adalah Petir sama dengan si pendek namun senjatamu adalah tongkat sihir." Jawab Shan sedikit risih, ia seperti ditatap oleh wibu yang mengagumi sebuah action figure. "Tongkat sihir? Ouh!! Magical stick?!" Ujar Nagi girang, ia seperti sehabis diberi warisan dari anime favoritnya.

"Dan kau lumut berkaca mata, elemenmu adalah Alam dan senjatamu adalah Tombak." Lanjut Shan, "Onii-san lelah, aku kekamar duluan saja" Ujar Yamato langsung beranjak menuju kamarnya. "Dasar lumut, setidaknya berterima kasihlah karena aku memberitahu elemen dan senjata yang kau kuasai. huh--sudahlah" Geram Shan berakhir mendarat di lantai karena sayapnya sedikit kelelahan.

"Apa kau baik-baik saja, Shan-san?" Tanya Riku ramah seakan sudah dekat sejak awal. "Tenang saja Riku-sama, sayapku hanya kelelahan hanya itu" Jawab Shan san mulai melanjutkan acara menganalisah elemen setiap pemuda di hadapannya itu.

"Aku jadi penasaran apa elemen milikku" Ujar Momo bersemangat, "Ett--tunggu dulu aku akan memberi tahu kalian nanti." Ujar Shan meredahkan semangat Momo yang hampir memuncak beberapa saat lalu.

"Seperti yang aku bilang tadi, Kakak kembar Riku-sama merupakan pemegang pedang Es yang saudara kembarku jaga jadi elemen milikmu Es dan senjata milikmu adalah Pedang." Ujar Shan sopan, entah karena apa. "Aneh sekali padahal tadi kau memanggilku dengan tidak sopan, sekarang bersikap sopan denganku, jangan sok dekat denganku mahkluk aneh." Ujar Tenn kesal sambil memeluk adiknya, jika saja mahkluk kecil--bukan peri itu mengambil adiknya darinya.

"Oh ayolah, sudah aku bilang." Ujar Shan menghela nafas lelah, ia mengacak surainya frustasi entah kenapa sosok yang ia hadapi sekarang seperti saudara kembarnya sendiri. "Baiklah, Tenn-sama, coba ayunkan tanganmu dan munculkan pedang Es milikmu" Ujar Shan disaat ia sudah tenang. "Huh--kau memerintahkanku? berani sekali kau!!" Tenn makin geram dan Shan semakin hilang kesabarannya ia mencoba sabar dengan remaja yang umurnya pasti lebih muda darinya.

"Mou!--Tenn-nii turuti saja kemauan Shan-san, dan lepaskan pelukan Tenn-nii aku merasa sesak" Kini sang adik kesal dengan kelakuan kakaknya tersebut. "Aa--Mafkan Tenn-nii, Riku. " Tenn dengan cepat melepaskan tangannya dari tubuh adiknya, dan mulai berdiri mengikuti apa yang diperintahkan Shan tadi.

Tennpun mengayunkan tangannya dan tidak terjadi apapun, namun sebelum Tenn mengeluarkan kata-katanya sebuah butiran Es muncul di telapak tangannya, membentu sebuah bongkahan Es kecil lalu hancur---namun tak hancur sepenuhnya. Kini di tangan Tenn terdapat sebuah pedang yang sama dengan milik Riku namun sedikit berbeda di bagian modelnya.

"Ba-bagaimana bisa" Ujar Tenn terkejut, ia adalah orang yang sama sekali tidak mempercayai hal seperti ini sebelumnya, apakah ia sedang diuji untuk mempercayainya sekarang? entahlah ia tidak tahu. "Woah!! Tenn-nii, Sugoi!!" Seru Riku melihat sosok Tenn yang begitu keren---dipandangannya.

Setelah beberapa menit kemudian sosok spesies--maksudnya peri lain muncul, ia mirip dengan Shan hanya saja surainya berwarna silver blue dan kuncir surainya berada disisi kiri. "Lama tak berjumpa Nee-san" Sapanya pada Shan. "Oh!! Shin? akhirnya kau muncul, kalau begitu bantu aku menjinakkan pemilik pedang yang kau jaga itu ya---pliss!!" Sapa balik Shan kepada peri tersebut yang ternyata adalah adiknya, namun Shan malah merengek pada adiknya sendiri sungguh memalukan. "Hah---Nee-san sama sekali tidak berubah selama seabad ini. entah kenapa aku jadi malas berbicara denganmu" Ujar Shin tenang lalu beranjak meninggalkan kakaknya yang kini makin merengek, tentu saja pemandangan perpecahan ini disaksikan secara terang-terangan oleh mereka.

Shin menatap mereka semua, "Kenapa? tidak boleh kah mengerjai Nee-sanku yang suka merengek ini?" Ujar Shin tanpa ada rasa bersalah sedikitpun, semuanya swettdrop dan Riku kecewa karena gambaran saudara kembar yang diceritakan oleh Shan yang ada dibenaknya sama sekali tidak benar. "Oh!! Ia adalah adik kembarku, Shin. Ia penjaga pedang Es milik Tenn-sama" Ucap Shan memperkenalkan sosok adiknya tersebut, sementara Shin sudah duduk tenang di pucuk kepala Tenn sambil memainkan ujung surai Tenn yang terlihat menarik bagi Shin. Namun, tak lama Shin berada di sana, Tenn sudah beranjak setelah mendengar adiknya terbatuk kembali. Tenn rasa Riku kembali kambuh, namun Tenn tak bisa menemukan penyebabkan, jendela kamar tertutup dan suhu ruangan tidak terlalu dingin, hangat malahan. Yang lainnya memutuskan keluar karena diusir Tenn, sementara Tenn dan kedua makhluk kecil---bukan, maksudnya peri tersebut membantu Riku yang sedang kambuh.

"Aku seperti merasakan dejavu, entah kenapa-" Ujar Shin sambil memperhatikan Tenn dan kakaknya yang sedang membantu Riku yang terbatuk-batuk karena memang sedang kambuh. "Bukankah pendahuluku juga seperti ini?! apa kau lupa Shin? dan juga, Bantuin lah!! masa aku sama setan doang, Selamatin Riku-sama dong!!" Ucap Shan kembali merengek, kini ia menggunakan sihirnya untuk menciptakan benda sihir yang fungsinya hampir sama dengan 'tabung oksigen' di rumah sakit zaman sekarang. Namun Shan langsung terjatuh seusai memunculkan alat tersebut, dan dengan lincah Shin menangkap tubuh kakaknya tersebut.

"Tenn-sama, aku pamit sebentar. sepertinya Nee-san memaksakan dirinya lagi, dan juga tolong pakaikan alat tersebut kepada Riku-sama agar pernafasannya segera membaik." Ujar Shin lalu hilang entah kemana, Tenn sudah mengerti cara memasangkannya pun segera memakaikan alat tersebut kepada Riku, berharap Riku segera membaik. Beberapa menit kemudian, Riku mulai membaik ritme nafasnya mulai tenang dan dengkuran halus terdengar yang berarti Riku sedang tertidur sekarang. Tenn lega melihat keadaan adiknya kembali membaik, dan betapa terkejutnya Tenn karena alat yang dimunculkan oleh Shan beberapa saat lalu sudah tidak ada di tempatnya, namun Tenn memilih bodo amat yang terpenting Riku sudah baikan sekarang.

Malam itu Shin meneruskan tugas kakaknya untuk memberitahukan elemen dan senjata milik mereka yang belum sempat diberitahukan karena Riku sempat kambuh tadi.

~Keesokan harinya

~Riku POV

Aku membuka mataku perlahan... Menyesuaikan pandanganku yang sedikit buram. Lalu aku duduk di pinggiran kasur sebentar, mengumpulkan jiwaku. Tak lama aku bangkit dan berjalan ke arah pintu, aku melirik ranjang milik Tenn-nii. "sepertinya Tenn-nii sudah bersama yang lainnya" gumanku, lalu berjalan keluar kamar. Menuruni tangga perlahan.

"Ohayou.. Minna.. " Ucapku.

"Ohayou Riku/Riku-kun/Rikkun/Nanase-san/Nanase" Sapa mereka bersamaan.

"Riku... Sarapanlah terlebih dahulu. Aku membuatkan Omurice kesukaanmu" Ucap Mitsuki dari arah dapur.

"Arigatou Mitsuki, itadakimasu " ucapku lalu memakan omurice buatan mitsuki.

Tak lama setelah itu, sebuah ketukan terdengar dari arah pintu depan rumah. Iori pun mengeceknya, dan yang datang adalah Alone-san, kata Tenn-nii kemarin, Alone-san akan membawa kita ke Adventure guild pagi ini. Namun.... Aku sedikit merasakan firasat buruk. Aku harap tidak terjadi apa².

~Normal POV

"astaga... Kalian masih sarapan jam segini?... Jam segini itu waktunya bekerja.. Kalian cukup lelet yah sebagai pemburu monster." Omel Alone. Benar sih... Kebanyakan para idol masih memakai piyama tidur mereka. Dan surai yang acak-acakan kayak habis tengkar ama kucing tetangga[?].

Skip setelah semuanya selesai sarapan dan siap²

"Riku? Apakah kau yakin? " Tanya Tenn kepada adiknya yang kini berada di sampingnya.

"Hunm, Aku sudah sehat. " Ucap Riku sambil mengangguk yakin. Lalu ia tersenyum, menyakinkan sosok kakak dihadapannya agar ia tidak perlu khawatir lagi. Tenn hanya membalas dengan senyum tipis.

Semua idol yang ada pun segera menyusul Alone yang menunggu di halaman depan rumah, tepatnya ia menunggu sambil menaiki ayunan couple yang ada di taman halaman depan rumah. Tak lama Alone beranjak dari ayunan tersebut dan menghampiri sekumpulan idol yang mengaku sebagai pemburu monster yang sebenarnya pemburu monster amatiran.

"kalian lama sekali? Sudahlah... Ayo ikuti aku" Ucap Alone. Ia mulai berjalan. Sekumpulan idol tersebut pun hanya mengekor Alone dari belakang.

Sepanjang perjalanan para idol merasakan hawa yang aneh disekitar mereka...

"siapa mereka? "

"kenapa bersama Alone-sama? "

"apakah mereka pengawal Alone-sama?

"jika iya kenapa sebanyak itu? "

"sialan... Mereka mendauhului kita. Tch!!"

"palingan mereka hanyalah sekumpulan orang bodoh-"

"apalagi yang pendek itu"

"kau benar"

"ahahaha... Mereka terlalu percaya diri menjadi pengawal Alone-sama"

Reaksi dari merekapun berbeda-beda ada yang biasa saja, cuek, dan misuh-misuh gak jelas.

"sudah... Jangan hiraukan mereka... Aku bisa membekukan mereka jika mereka membicarakan hal tidak baik tentang kalian" Ucap Alone, tiba-tiba aura disekitar mereka berubah menjadi dingin. Inikah kekuatan dari anak pendekar Es?

Semua orang yang berada di sepanjang jalanpun hanya bisa bergidik dan berjalan pergi... Setelah itu keadaan kembali normal.

"Ah... Alochan Kowai.... " Ucap Tamaki.

"Alochan? Siapa? Aku? " Tanya Alone bingung dengan panggilan Tamaki terhadap dirinya.

"maafkan Tamaki-kun, Alone-san. " Ujar Sougo tiba-tiba.

"tidak apa-apa... Aku sedikit suka dengan panggilan 'Alochan' hihihi..." Ucap Alone sedikit terkekeh.

Tak lama merekapun sampai di tempat yang diberitahukan oleh Alone. Yaitu 'Adventure Guild', disana cukup ramai... Namun ruangannya cukul luas, jadi tidak menyesakkan.

Alonepun menuju ke tempat resepsionis 'Adventure Guild' dan meminta secarik kertas. Tak lama Alone kembali dan memberikan kertas-kertas tersebut kepada para idol yang lagi bengong.

"apa ini Alone-san? " Tanya Iori.

"ini data diri... Kalian tinggal mengisinya dengan Nama, Elemen, dan spesialis senjata kalian. Itu saja. 'Advanture Guild' membutuhkan data tersebut untuk kemudahan mencari pemburu monster yang cocok untuk setiap misi" Jelas Alone. Para idol hanya angguk mengerti dan mengisinya di tempat yang sudah disediakan.

"disini masih menggunakan tinta dan pena untuk menulis. Disini tahun berapa kira-kira" Tanya Riku ditengah acara mengisi data diri di kertas yang diberikan Alone.

"aku kurang tahu. Namun sepertinya teknologi di sini belum maju. Ponsel bahkan tidak ada" Ucap Sougo.

"NO!! Aku tidak bisa melihat Cocona desu" Ucap frustasi Nagi.

"Nagicchi, tenanglah. " Ujar Tamaki pada Nagi.

"Apakah ada Soba disini? "

"dan apakah ada laut juga? Aku ingin ke sana"

Tenn yang sedang fokus mengisi pun, keningnya berkedut kesal.

*Klek

Sebuah pena patah menjadi 2 bagian...

Semuanya menoleh ke arah sumber suara... Dan menelan paksa saliva mereka.

"Aku tidak bisa fokus, bisakah kalian diam" Ujar Tenn kesal.

Semuanya hanya diam, lalu melanjutkan acara mengisi data.

"Maaf Tenn-nii"

"hmm? Untuk apa minta maaf? Bukankah ini salah mereka? Bukan Riku? " Ucap Tenn.

"dasar Brocon" ujar mereka semua dalam hati tentunya.

~Skip... Setelah selesai mengisi data.

Alone pun mengumpulkan semua kertas yang telah diisi oleh para idol tersebut, dan memberikannya ke resepsionis untuk dimasukkan ke dalam buku data pemburu monster.

"Kira-kira monster apa yang akan kita hadapi ya? " Tanya Haruka.

"Entahlah... Aku tidak ingin membahasnya" Ujar Touma.

"Mungkin sekumpulan serigala seperti yang dilawan Alone-san waktu itu" Ujar Iori.

"Mungkin saja" Ryu berkomentar.

"Aku harap tidak terlalu menakutkan desu" Ujar Nagi.

"Aku setuju dengan Nagicchi " Ucap Tamaki sedikit gemetar.

"Tamaki-kun tenanglah" Sougo mencoba menenangkan Tamaki.

"dan aku harap tidak terlalu kuat, aku mengkhawatirkan Riku/Nanase-san" Ucap dua orang bersama, lalu saling menatap satu sama lain.

Tak lama setelah itu Alone menghampiri mereka, setelah menyerahkan kertas data diri yang mereka isi.

"baiklah... Seharusnya besok kalian sudah bi- " Ucap Alone terpotong.

"Alone-chan?! " Yang dipanggil hanya menoleh mendapati seorang gadis pendek nan imut, memiliki surai yang panjang dan poni panjang menutupi sebagian wajahnya.

"Kiqi-san... Lama tak berjumpa" Ujar Alone.

"Kau masih pendek saja ya... Ahahaha" Imbuh Alone. Namun yang terkena dampak kata² itu sepertinya bukan Kiqi saja.

"Kami tidak pendek, hanya kurang tinggi saja" Ucap mereka kesal.

"Nii-san tenanglah"

"Hump! Alone-chan hidoi... " Ujar kesal Kiqi.

"gomen gomen... "

"Oh iya? Siapa sekumpulan pria warna warni dibelakangmu itu? Apakah mereka pengawalmu? " Tanya Kiqi, yang ditanya cengengesan, sedangkan yang disebut pengawal merasa sedikit kesal.

"Mereka adalah kelompok pengembara, dan mereka juga pemburu monster." Jawab Alone.

"woah... Sugoi. Kalian pasti berpengalaman dalam menghadapi monster. Aku iri" Ujar Kiqi.

"kami bahkan tidak berpengalaman sedikitpun" Ujar mereka dalam hati.

"Jaa~ perkenalkan namaku Kiqi Farthur, Yoroshiku na~ " Ucap Kiqi memperkenalkan dirinya.

"oh ya, aku pengguna Elemen angin, dan senjataku adalah tombak. Aku merupakan pemburu monster rank D disini" Imbuhnya.

~para idol pun memperkenalkan diri mereka masing masing...

"maaf telah menyangka kalian pengawal Alone-chan. Kalian tahu kan jika ia keturunan dari seorang pahlawan? Ia seharusnya memiliki pengawal, tapi Alone-chan tidak mau memiliki pengawal pribadi. Aku heran" Ujar Kiqi sambil tertawa garing.

"Mou Kiqi-san..!" Ucap kesal Alone. Kiqi pun menghentikan acara tertawanya.

"jadi... Kalian baru ya disini? " Tanya Kiqi sambil menatap sekumpulan pria tinggi(?) didepannya.

"Itu benar Farthur-san. " Jawab Iori.

"Walaupun jenis elemen kalian berbeda kalian sangat akrab ya... Setahuku perbedaan elemen sedikit membuat masalah akhir-akhir ini" Ucap Kiqi dengan raut wajah khawatir.

"benarkan Alone-chan? " imbuhnya.

Alone mengangguk. "Kejadian itu terjadi begitu saja... Dan sampai sekarang semua orang membenci satu sama lain karena perbedaan elemen. " Ucapnya.

"Aku heran bagaimana bisa kalian akrab.." Ucap Kiqi menatap serius mereka.

"Permisi.... " Ucap seseorang tiba-tiba. Ia memberi salam "Pemburu monster... Nanase Riku dan Kujo Tenn diharapkan menuju resepsionis Advanture Guild" imbuhnya, lalu ia pamit dan pergi. Tenn sedikit bersyukur ia memburu monster bersama adiknya. Ia sedikit khawatir jika ia akan menjalankan misi yang berbeda dengan adiknya.

"Ayo Riku. " Ucap Tenn sambil menggandeng tangan adiknya.

"hunm" Riku mengangguk.

"aku kira, aku akan yang akan mendapatkan misi pertama" Ucap Haruka.

"Aku dengar misi ini diperlukan pengguna elemen Api dan Es, dan ini juga misi rank D, jadi kalian yang masih rank E bisa tenang" Ucap Kiqi sedikit bangga.

"ia bangga dengan rank D Miliknya ya? " batin mereka semua.

"Kalau begitu... Kalian bisa keluar adventure guild. Tapi tetap siaga, Advanture guild bisa memanggil kapan saja... Jadi jangan malas-malasan" Ucap Alone.

"Hai' "

.

"Ah~ Yuki... Entah kenapa aku sedikit khawatir dengan Riku dan Tenn... " Ucap Momo kepada Yuki. "Tenanglah darling~ mereka pasti baik² saja. " Ucap Yuki menenangkan Momo. "Ah~ Yuki... Sangat Ikemen.... "

Yang ada disekitaran couple itupun hanya berswetdrop melihat tingkah laku mereka.

.

.

"Permisi.... " Ucap sopan Riku.

"Ah- kau pasti Nanase Riku, dan Kujo Tenn" Ucal penjaga resepsionis advanture guild sambil melihat Riku dan Tenn secara bergantian.

"Ada misi untuk kalian berdua. Kalian ditugaskan untuk membersihkan kawanan monster yang berada di bagian barat Kota Windner. " Jelasnya.

"Berdua saja? " Tanya Tenn.

"Tentu tidak... Kalian akan bersama 2 anggota Adventure guild lainnya. Len-san dan Mizu-san. " Ucapnya tak lama dua remaja muncul disamping Riku dan Tenn.

"Yo--salam kenal pemburu monster baru" Ucap lelaki bersurai hitam. Ia menatap manik milik Riku dan Tenn dengan manik merah darah miliknya.

"Salam kenal--aku Len Holius, dan ini adikku Mizu Holius. " Ucal Len memperkenalkan dirinya dan adiknya.

Adiknya hanya mengangguk pelan, dan tersenyum.

"Maaf... Adikku tidak bisa menjawab ka- " Ucap Len terpotong oleh Riku. "iie tidak apa-apa. Tidak perlu dilanjutkan Len-san".

"Aku Nanase Riku, dan ett-to.... " Ucap Riku memperkenalkan dirinya lalu mencoba memperkenalkan kakaknya juga.. Namun ia bingung.

"...Kujou Tenn, Kakaknya Riku. " Lanjut Tenn.

"Woah... Kalian bersaudara? Tunggu? Kalian terlihat sama? Apa kalian kembar? " Tanya Len sambil memperhatikan penampilan Riku dan Tenn secara menyeluruh.

"Iya, kami adalah saudara kembar. Namun kami kembar ferimental. " Jawab Tenn.

"Begitu ya... Hmm? Kalau begitu Mohon kerja samanya" Ucap Lenn. Adiknya mengangguk.

"Kami juga, Mohon kerja samanya" Ucap Riku dan Tenn bersamaan.

"kalau begitu... Kalian bisa langsung ke arah barat Kota Windner untuk melaksanakan misi kalian. Semoga sukses" Ucap penjaga resepsionis ramah. Tak lama setelah itu Riku, Tenn, Len dan Mizu menuju ke tempat yang diberitahukan resepsionis advanture guild.

.

.

"Jaa~ bagaimana kalau aku traktir makan? " Ucap Kiqi tiba-tiba.

"Woah... Kiqin baik. Ore sebenarnya sudah lapar. " Ucap Tamaki.

"Tamaki-kun... Bukankah dirimu sudah sarapan tadi" Ujar Sougo.

"Maaf merepotkanmu Kiqi-san. " Imbuhnya.

"Tidak apa... Lagi pula aku ingin kalian mencicipi makan tradisional Kota Windner. Aku tidak ingin pengembara seperti kalian melewatkan makanan khas kami" Ucap Kiqi.

"Tunggu? Tama-san baru saja memanggilku Kiqin? Ahahaha- namaku jadi agak aneh... Namun aku suka" Imbuhnya.

"Arigatou Kiqin... " Ucap Tamaki.

"hunm... Kalau begitu ayo... Aku akan mentraktir kalian Chicken Rock Noodle" Ucap Kiqi lalu berjalan riang menuju ke kios makanan terdekat.

"Osu!! " Tamaki ikut berjalan mengekori Kiqi.

"Ahahaha--Tama terlihat menikmatinya" Ucap Yamato.

"Awalnya aku khawatir karena ia suka merengek, namun sekarang aku lega" Ucap Sougo sedikit senang.

.

.

Laki-laki bersurai abu-abu menunjuk segerombolan monster serigala dari tempat persembunyiannya, yang gelap.

"Hanya monster serigala, bagus Mizu... Kita menemukan mereka. Seperti biasa, penglihatanmu tajam. " Ucap bangga lelaki bersurai hitam, kepada Mizu adiknya.

Mizu hanya tersenyum senang.

"Kalau begitu apa rencana kita? " Tanya lelaki bersurai baby pink sambil menatap segerombolan monster serigala di hadapannya yang kira-kira berjarak sskitar 100 meter di depan mereka.

"Sebenarnya aku memiliki rencana... Namun aku tak yakin" Ucap lelaki bersurai crimson. Semuanya menoleh padanya.

"Apa kau memiliki rencana Riku? " Ucap Tenn tak percaya.

"hunm" ia mengangguk.

Rikupun menjelaskan rencananya pada mereka, mereka mengangguk setuju.

"Bagus juga idemu Nanase... Mari kita coba... " Ucap Len semangat.

Mizu hanya mengangguk yang artinya ia juga ikut semangat. Riku hanya terkekeh dan Tenn tersenyum ke arah Riku.

"Kalau begitu... Ayo kita bantai sekumpulan monster serigala itu" Ucap Len lalu melompat dari semak-semak tempat ia dan yang lainnya bersembunyi. Mizu juga mengikuti kakaknya. Len mengeluarkan pedangnya dan mulai menebas monster serigala di hadapannya. Mizu mengeluarkan tombaknya, mengeluarkan sihir angin untuk membuat monster itu sedikit lengah.

Tenn dan Riku pun ikut bertarung (tentunya//plak) Riku mengeluarkan pedang apinya dan mulai ikut menebas monster serigala bersama Lenn, Tenn juga ikut dengan pedang Es miliknya.

"Fire " Ujar Riku dalam hati... Seketika pedangnya terbalut oleh kobaran api... Ia kembali menebas monster.

~~~

"pedang api milik Riku-sama bisa terbalut oleh api jika Riku-sama menbaca 'Fire'."

"Souka? Sugoi! "

"Jangan lupa... Jika Riku-sama menggunakannya terlalu lama itu akan membebani tubuh Riku-sama"

"Hai' "

~~~

"Wah... Nanase. Kau hebat juga. Aku terkejut" Ucap Len sambil menebas serigala lainnya.

"Arigatou Len-san" Ucap Riku senang.

Di sini lain Tenn dan Mizu sudah membantai habis sekumpulan serigala yang menyerang mereka.

"Huft... Sedikit melelahkan. Kerja bagus Mizu Holius. " Ucal Tenn kepada Mizu.

Mizu hanya mengangguk senang, ini adalah pertama kalinya ia dipuji seseorang.

"Ayo kita menyusul Riku dan Len Holius. Aku takut terjadi sesuatu" Ucap Tenn dibalas angguan dari Mizu. Merekapun menuju ke tempat Riku dan Len berada.

Di sisi Riku dan Len...

"hah...hah...hah... " Nafas Riku mulai tersenggal-senggal.

"Nanase? Apa kau baik-baik saja? Cih" Tanya Len kepada Riku, lalu menebas kesal serigala yang ada di belakang Riku.

"Aku... Baik-baik... Saja... Len-san" Jawab Riku.

"kau mundurlah... Aku akan mengatasi mereka. Jangan memaksakan dirimu" Ucap Len sambil melayangkan pedang yang bersamaan dengan serangan aliran listrik di setiap tebasan pedangnya.

"hu'um" Ucap Riku lalu ia berdiri dan mencoba mundur. Namun sialnya... Ada Serigala yang lolos dari Len yang menyebabkan Serigala itu mencoba menerkam Riku.

"NANASE!! AWAS!! " Teriak Len berlari ke arah Riku. Riku dengan sedikit tenaganya ia melayangkan pedangnya ke arah serigala itu dan berhasil menebasnya.

"hah...hah...hah... " Riku terduduk... Ia memegangi dadanya... Ia sudah mencapai batasnya.

"Nanase!!" Ujar Len sambil menghampiri Riku.

"kau tidak apa-apa? " Tanya Len khawatir. Karena lengah. Len tak melihat ada satu monster serigala dibelakangnya.

"hah!! Len-san!! Awas!! " Ucap Riku lalu mendorong tubuh Len kesamping... Membuat Len tersentak. Len mencoba berdiri dan berlari ke arah Riku.

"Nanase!! " Teriak Len mencoba berlari dan menyelamatkan Riku.

Riku menatap serigala itu takut. Ia ketakutan... Nafasnya sudah tersenggal-senggal. Ia tak mengira misi pertamanya ia sudah menjadi beban di timnya. Apakah ia hanya menyusahkan timnya? Dan juga kakaknya?

Monster Serigala itu melayangkan cakarannya dan....

"RIKU!! "

*Crass

Cairan darah segar mendarat di wajah mulus Riku. Membuat tatapan mata Riku menjadi kosong dan buram. Jantungnya seperti berhenti berdetak... Dan Paru²nya yang berhenti mengambil pasokan oksigen seakan tidak ada oksigen lagi.

Sosok seseorang bersurai abu-abu.... Dengan tombak ditangan kanannya... Mencoba untuk menghentikan serangan monster tersebut. Namun naas... Ia tak cukup kuat... Menyebabkan tubuhnya sendirilah yang terkena serangan monster tersebut. Bekas cakaran monster serigala tersebut membekas dalam.... Membuat cairan kental berwarna merah keluar. Tubuhnya jatuh hanya dengan sekali hempasan angin.

"MIZU!!! " Teriak Len lalu ia melayangkan pedangnya ke arah serigala tersebut dan menangkap tubuh adiknya.

Len menatap sosok adiknya yang penuh darah dengan mata yang berkaca-kaca.

"Mizu?! Kenapa? Kenapa kau...? " Ucap Len diakhiri senggukan tangisnya. Air matanya mengalir deras.

Mizu menatap sosok kakaknya dengan manik merah mudanya. Ia mencoba mengatakan sesuatu...

"nii-san.... Gomen... aku tidak bisa memasak makan malam... Ataupun... Makan malam bersamamu" Ucapnya pelan...

"Mizu... Kau... Bicara? " Ucap Len terkejut. Tangisannya pecah seketika

Mizu tersenyum ke arah kakaknya... Lalu ia memejamkan matanya dan tidak pernah membuka matanya kembali.

"Mizu... Suaramu begitu indah... Tapi... Kenapa harus kau yang pergi duluan? Setelah ini aku tinggal bersama siapa? Siapa yang akan memasakkan makanan favoritku? Siapa yang akan menemani tidurku? " ucap Len sambil memeluk tubuh adiknya yang penuh dengan darah, tak mempedulikan pakaian favoritnya kotor karena noda darah.

.

"Riku?! " Tenn memeluk tubuh adiknya... Adiknya terdiam. Tubuhnya begitu dingin. Tatapannya kosong ke arah Len yang memeluk jasad adiknya.

Lama-kelamaan manik crimson miliknya tertutup... Tubuhnya terjatuh. Tenn pun menangkapnya. "Riku?! Riku?!!" panggil Tenn panik melihat kondisi adiknya. Ia benar benar tak menyangka... Adik polosnya Akan melihat hal seperti itu dengan mata kepalanya sendiri.

.

.

.

Bersambung...

~Yah, gimana yak. intinya Chapter ini udah selesai direvisi 2 hari setelah Chapter 0 atau Prolog publis, namun karena kesehatan Author drop mulu sejak seminggu ini jadinya Acha publis gak sesuai yang Acha beritahu di Chanpter kemarin. [Seminggu sekali untuk chapter yang udah ada, dan sebulan untuk chapter yang masih dalam penulisan]. Yah---Enjoy saja, Acha bakalan jaga kesehatan kok. #StaySave hehe--

Next Chapter: Chapter 2 : Guilt and Revenge.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro