MEMBAIK

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Jennar baru memasuki pintu pagar rumah eyang ketika dilihatnya Anin sudah berdiri dengan senyum mengembang sambil tangannya menunjuk bungkusan coklat besar bertuliskan mcdonald.

"Ngapain kesini?"

"Heheh, kangen iih."

Jennar mengernyitkan dahinya melihat Anin yang masih tersenyum lebar.

"Ayo pulang yuk, gak bosen gitu tiap hari nyium minyak urut eyang?" bujuk Anin dengan tangan yang menarik-narik ujung baju Jennar.

"Apaan sih? kesambet lu," maki Jennar sambil menjitak dahi Anin keras.

"Lihat gue bawa apa? menu baru khusus buat lo."

Jennar melihat dengan wajah datar kemudian beralih melihat Anin yang masih tersenyum sumringah.

"Sini," tarik Jennar cepat mengambil bungkusan dari tangan Anin. "Jangan kebanyakan nyengir lo ngeri gue," maki Jennar selanjutnya.

Anin sudah menghela nafas, kemudian mengikuti Jennar memasuki rumah menuju halaman belakang.

"Jadi kapan mau pulang?"

Jennar mengangkat bahu dengan cengiran.

"Jangan lama-lama kosan lu bulukan gak diliatin."

Jennar menoleh dengan sengit, "tinggal gue usir aja yang tinggal disana, bereskan?"

"Njir," oceh Anin kemudian tertawa cengengesan.

Jennar sudah senyum sumringah begitu membuka bungkusan mekdinya semua tak lepas dari perhatian Anin, yang tanpa Jennar tau bahwa yang membeli semua untuknya adalah Joy hanya saja sang Matahari belum siap bertemu Jennar, tak enak hati dan masih malu untuk sekedar menyapa.

"Nar," panggil Anin pelan.

"Hmm," jawab Jennar singkat melihat Anin dengan kedua alis terangkat. "Apaan?"

Anin mengelus lembut kepala Jennar yang sekarang sedang sibuk menikmati mekdinya. "Makan yang banyak lo, baru dua minggu jauh dari gue udah kurus gini."

Jennar melotot tak terima dibilang kurus, "kurus gigi lu gondrong, timbangan gue naik padahal."

"Hehehe, Nar."

"Hmm."

"Joy putus sama Sega."

Jennar mendelik terkejut dengan ucapan Anin tadi, gadis itu mengerjap beberapa kali untuk menghilangkan rasa ngilu dihatinya.

Jennar mengangguk pura-pura mengerti dengan pembicaraan Anin, padahal jauh di dalam hatinya Jennar ingin cepet berlari memeluk Joy menenangkan gadis hiperaktif itu karena Jennar tau saat ini Joy pasti pura-pura kuat.

"Mana?" tanya Joy antusias begitu melihat Anin tiba dirumah.

Anin menghela nafas putus asa, "belum mau?"

"Hmm," ucap Joy lirih.

Anin menepuk pundak sahabatnya itu pelan seraya tersenyum, "mau gue kasih saran nggak?"

"Apa?"

"Samperin gih, ketemu langsung lebih afdol. Biar lebih puas ngocehnya."

Joy hanya nyengir kaku melihat Anin dengan senyum simpulnya.

"Jangan dipikirin, lupa lo Jennar gimana?"

Joy mengangguk setuju mengiyakan ucapan Anin.

"Entar aja deh heheh," kata Joy kemudian masuk kedalam rumah.

Anin sudah geleng-geleng kepala melihatnya, "sama-sama kangen juga ckckckck susah bener padahal udah kompak banget apalagi kalau ngatain orang," monolog Anin kesal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro