•MENGEJAR MATAHARI•

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Joy memicingkan mata begitu melihat Sega yang senyum-senyum sendiri sambil melihat layar hp nya, pemuda itu sudah duduk lama diteras asik sendiri disampingnya ada Ibas yang membaca makala, dihalaman depan ada Raga yang sedang mencuci mobil sementara Uman dan Amir mencuci mobil Jennar didepan rumah.

"WOIII RAJIN BENER LU BERDUA NYUCIIN MOBIL JENNAR? KESAMBET LU PADA," teriak Joy dengan suara cempreng kemudian ngakak sendiri. Sega dan Ibas serempak menoleh ke arah gadis tersebut yang sudah nyengir tak tahu diri. Sementara Amir melempar kanebo basah ditangannya dengan wajah masam.

"Nyesel gue ngambil duit kemaren, ujung-ujungnya ada maunya gini," rutuk Amir kesal. Uman sudah menoleh dengan mata mendelik kesal mendengar ocehan pemuda itu sedari tadi.

"Ambil gak," perintah Uman kepada Amir untuk mengambil kanebonya yang sudah tergeletak tak berdaya diatas tanah.

"Ck," ujar Amir kesal lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Pagi pagi udah berisik Joy," kata Ibas tegas.

Joy masih cekikikan tak perduli, Sega hanya geleng-geleng kepala melihatnya kemudian melanjutkan kegiatannya dengan hp.

"Ngapain?" tanya Joy kepada Sega.

"Kepo."

"Ck!"

Ibas menoleh dengan kening berkerut melihat kedua pasangan muda disampingnya.

"Kalian kenapa?" tanya Ibas penasaran.

"Kepo!!" jawab keduanya kompak. Ibas sudah terbahak mendengarnya.

"Kompak banget, jadian udah."

Sega menoleh dengan gelengan kepala Joy yang melihatnya sudah mendelik tak terima.

"Heh!!" maki Joy kesal.

"Yatoiba," jawab Sega terkejut sendiri.

Lagi-lagi Ibas tertawa ngakak melihat keduanya.

"Sok ganteng banget lu," maki Joy kasar. Sega sudah menoleh dengan wajah datar.

"Emang gue ganteng," jawab Sega asal.

"Udah udah sama-sama kepo juga," ejek Ibas ngakak.

"Gak!!" jawab keduanya kembali.

"Tuh kan gini aja kompak, awas bucin," ejek Ibas lagi.

"Mbak Al bang Ibas niiihh," teriak Joy kedalam rumah.

"BERISIK JOY!!" teriak Alana dari dalam rumah.

"Sialan," umpat Joy kesal. Kemudian Joy berlalu menyusuri halaman rumah mampir sebentar melihat Raga yang sedang fokus menyikat ban mobilnya.

"Ckckckck cakep sih tapi kang selingkuh," ejek Joy geleng geleng kepala. Raga sudah menoleh baru akan menghujat tapi sang Matahari sudah berlari ketempat Amir dan Uman yang mencuci mobil Jennar.

"Apa?" tanya Amir sebelum Joy mengeluarkan ejekannya. Joy hanya tertawa ngakak melihatnya.

"Gak ikhlas banget lu bongsor lihat noh Uman diem aja dari tadi tau-tau selesai, ya gak mble?" ejek Joy lagi.

Uman menoleh malas melihat Joy yang cekikikan sendiri.

Dari arah seberang jalan Tama datang dengan kantong karton coklat ditangannya, melihat Joy yang berdiri dengan senyum manis Pratama sudah mengangguk sopan.

"Titip buat Jennar ya," kata Tama pelan.

"Apaan nih," tanya Joy curiga.

"Sarapaan."

"Jennar aja nih?" goda Joy cekikikan.

Pratama mengangguk kemudian kembali ke wisama dengan sedikit berlari kecil.

"Ck, kenapa pria modelan kulkas tiga puluh lima pintu ada disekeliling hamba ya Tuhan, dingin banget tapi cakep!! ah kesel," rutuk Joy kemudian berbalik masuk rumah.

"Ga," panggil Joy sambil mengangkat kantong karton yang dibawanya. "Dari Tama buat Jennar, kalem, inget!! udah mantan," sambung Joy sambil mengejek Raga yang mendengarnya dengan kening berkerut.

"Dari siapa?" kali ini Sega yang bertanya.

"Kepo!!" ejek Joy kemudian berlari memasuki rumah dengan teriakan menggelegar, "JENNAR NIH ADA SARAPAN DARI TAMA BUSET GANTENG BANGET ITU ORANG APA PATUNG SIH GAK SANGGUP GUE."

Raga dan Sega sudah menggeleng kesal sambil berkacak pinggang, Ibas menghampiri lalu menepuk pundak lebar Sega.

"Jangan salah strategi bisa-bisa kabur anak orang," nasehat Ibas sambil tertawa ngakak kemudian berlalu meninggalkan kedua pemuda tampan itu diteras.



"Makan siang yuk?"

Joy dan Anin menoleh bersamaan, ada Sega dihadapan mereka dengan senyum sumringah. Anin menoleh dengan kening berkerut kearah Joy yang sama bingungnya.

"Gue?" tunjuk Joy kedirinya sendiri.

Sega mengangguk mantap, Anin sudah cekikikan sendiri.

"Gak salah?"

"Apa yang salah?" tanya Sega balik.

"Ya elu mamat, gak salah ngajak gue?"

"Enggak, kenapa emangnya?" tanya Sega lagi.

"Hmm, enggak aah males!"

"Oke," jawab Sega singkat. Kemudian berlalu menuju dapur.

Joy sudah mengangga sendiri melihatnya sementara Anin sudah ngakak.

"Jual mahal lo setan," goda Anin.

"Bukan gitu nyet gak mau GR aja gua mah, eh tapi beneran dia ngajak gue?"

"Oon dasar," omel Anin sambil menoyor Joy. "Yakali ngajak gue!!"

"Tapi kok gitu doang oh doang anjir gak ada usaha sama sekali."

Anin kembali menoyor Joy dengan kesal sendiri gadis itu merengut menoleh kepada Anin.

"Pusing gue kemarin dicuekin elu senewen sekarang makin jadi, kalau suka lanjut kalau enggak jangan diladenin siti."

"Auk aah pusing," rengek Joy sambil menendang mendang bantal besar yang ada dihadapannya.

"Ribet lu," ejek Anin lagi.

Joy menoleh beringas kemudian menggeplak pundak Anin kesal.

"Lu sama aja anjir Php anak orang paling bisa lo, kasihan noh item merana sendiri."

"Sstttt cukup cukup mbak Matahari jan sampe kepala lo gue geplak jadi ilang ingatan lo entar," ancam Anin dengan tangan menempel dibibir.

Sega melewati keduanya bersama Alana, Joy yang melihatnya langsung berdiri menghampiri keduanya.

"Mau kemana?" tanya gadis cantik itu.

"Cari makan," jawab Sega singkat.

"Ikut heee."

"Katanya gak mau tadi?"

"Sekarang mau heheh," jawab Joy manja. Alana dan Anin sudah bergidik ngeri melihatnya.

"Aku tungguin 10menit buruan," perintah Sega kemudian keluar rumah.

"Anjir, denger kan mbak Nin denger kan? AKU? anjirrr," teriak Joy tertahan.

Anin dan Alana sudah geleng geleng kepala meihatnya.

"Tuh bocah maunya apa sih heran kemaren jutek banget sekarang manis banget, auk aah bodo amat," kata Joy panjang lebar kemudian melesat menaiki tangga lantai dua.

"Kapan sidang mbak?" tanya Anin begitu melihat Joy sudah hilang dibalik tangga.

Alana menoleh dengan senyum terkulum tak enak diri.

"Akhir bulan depan."

Anin mengangguk mengerti, "beneran mau ninggalin kita?"

Alana kembali tersenyum membelai rambut hitam Anin dengan pelan.

"Ya mau gimana lagi, setiap pertemuan ada perpisahan."

"Klasik banget lu mbak," ejek Anin sambil memencet tombol remot tv yang sedari tadi digenggamnya.

Alana ngakak mendengarnya hatinya menclos sebenarnya tak rela meninggalkan kehidupannya disini tapi mau bagaimana tanggung jawab sebagai anak pertama sudah tertanam dipundak gadis cantik itu.


"Berdua kenapa?" bisik Uman pelan takut di dengar Jennar.

Belli menoleh menatap Uman dengan pandangan menyebalkan lalu membuat gestur dengan tangan nya yang diarahkan di depan leher.

"Oh pantesan," respon Uman cekikikan. "Godain aah."

"Jangan macem-macem lo memble," ancam Belli meninju pundak Uman keras. Pemuda itu menoleh dan mencibir Belli dengan muka dibuat sejelek mungkin.

"MBAK JENNAR ADA PESAN DARI BANG TAMA ENTAR HABIS MALEM MAU MAKAN APA," teriak Uman sengaja. Jennar yang sedang menuju dapur berhenti dengan mata mendelik sementara Raga yang sedari tadi fokus dengan hp nya menoleh cepat dengan wajah datar, pemuda itu duduk didepan tv sedari tadi.

"Kenapa?" ungkap Uman dengan tampang tak bersalah. "Horor banget muka lu berdua bang?mbak?gue nyampain amanah doang santai bro," lanjut Uman kepada Raga yang akan beranjak meninggalkan ruang tengah menuju kamar.

"Kambing lo," maki Jennar pelan kepada Uman lalu melanjutkan langkahnya menuju lantai dua.

"Lihat kan lu ting, masih sama sama sayang juga ckckckck," oceh Uman meminta pendapat Belli yang sudah geleng geleng kepala disampingnya.

"Bikin ribet lu, baek baek diusir mbak Jennar gue mampusin lu."

"Amit amit anjir," maki Uman cepat.

Sementara Belli sudah melesat menyusul Jennar menuju lantai dua. Amir duduk disofa depan tv merogoh kantong celananya mengeluarkan hp dan meletakkannya diatas meja sembarangan.

"Untung cuma gue yang waras kagak cinta-cintaan," kata Uman dengan bangga.

Pandangannya teralihkan begitu hp nya bergetar dan menampilkan pesan singkat dari seseorang.

Dika'19:Bro dikosan gak lo? gue otw mau maen. Belli adakan heheh :')

Uman menaikan sebelah alisnya, dengan cepat membalas pesan temannya tersebut.

Lukman:sorry bor gue lagi diluar. Belli mudik gak tau kapan balik.

Uman tersenyum setan setelah membalas pesan Dika kemudian beranjak meninggalkan ruang tv dan masuk ke kamar Amir yang penghuninya entah berada dimana sedari tadi.


Masih ada yang melek?hahahah...

Holaaaa,aduuh akak nak perotes lah tolong jangan bulli bang Raga dia kesayangan akak hahahahah,,

Ayo cek dulu ada kapal siapa aja disini wkwkkwk

Raga-Jennar-(Tama goci?)

Joy-Sega

Amir-Anin-Sean

Alana-Ibas-Ldr

Hmmm,why Belli dan Uman gak dimasukin kak?sabarrr kapal ini dibuat agak lama biar berasa drama rcti nya wkwkwkwk...

Dah aah bye bye ye akak lagi sakit huhuhu doain cepat sehat yak biar bisa double updte hihihihi see you

Love,
Akak sinetron rcti🧏🏻‍♀️🙆🏻‍♀️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro