Rumah Horor

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Event malam minggu, 19 Desember 2015
Dimulai Pukul 19:44 WIB

Karya ini dibuat oleh lima kepala dengan tingkat pemikiran dan ide yang berbeda-beda. Yaitu: indrindahsr, Dndrn_, eniristiani, thestardim, dan Vanila26.

Meski begitu, demi belajar bersama-sama, kami mencoba menyatukannya dalam sebuah karya dengan genre Horor. Aslinya, memang horor, tapi melihat flow yang kami sajikan, sepertinya agak gagal (?). Untuk menghindari kerancuan yang berlanjut, kami tag sebagai genre Acak, Hahaha :D

Boleh komentar masalah teknisi, meski ini sudah diedit oleh salah satu admin. Kalau alur ... kami sudah memberitahu bahwa karya ini dibuat oleh lima kepala dengan pikiran yang berbeda. Jadi mungkin agak rancu.

-

-



R U M A H H O R O R
Kamu tidak akan pernah tahu misteri apa yang terjadi sebelum kamu membuktikannya sendiri.

***


Rumah itu sudah lama tak berpenghuni. Tampak dari luar sebagian rumah itu telah tak berbentuk lagi. Rusak, kotor, gelap dan menyeramkan. Nyaris layak disebut sebagai rumah yang pantas dihuni oleh para hantu. Atau boleh jadi, memang berhantu?

Dengan langkah ragu, seorang gadis berperawakan mungil melangkahkan kakinya ke dalam rumah tersebut. Ditatapnya kondisi rumah itu dengan mata menelisik jeli, berharap menemukan sesuatu yang jarang dilihat oleh orang lain. Seketika gadis itu melihat bayangan hitam pada jendela rumah. Dengan badan yang mulai gemetar dia mengamati bayangan hitam tersebut. Namun, perasaannya mulai tak enak. Meski rasa penasarannya teramat besar, tak bisa dipungkiri, ketakutannya pun sama besar. Namun ia telah menguatkan tekadnya. Bagaimana pun juga, ia harus melaksanakan kewajibannya. Bekerja sebagai paranormal, membuatnya harus menerima apa yang menjadi tugasnya dengan hati yang lapang.

Gadis itu mulai mengeluarkan peralatannya. Sang bayangan hitam dengan gesit berlari ke arahnya, tampak dari mata merahnya tidak menyukai keberadaan gadis itu. Ia mulai membuka pagar rumah tersebut, tidak peduli dengan mata merah dari sang bayangan hitam. Dengan perasaan yang tidak menentu dia mulai mendekat, terus mendekat pada bayangan hitam itu dan tiba-tiba sang bayangan melukai tangan gadis itu dengan sesuatu yang amat tajam dan berlangsung cukup singkat.

Gadis itu meringis karena sayatan yang menggores kulitnya itu. Matanya mulai memanas saat menyadari cairan merah kental mulai menetes dari lengannya. Ia menggigit bibirnya demi menahan rasa sakit yang tak kunjung reda itu. Ia merobek sedikit kemeja yang pakai, lalu melilitkannya pada lengannya yang terluka. Dengan amarah yang membara gadis kecil itu menatap sang bayangan hitam dan ia menemukan cara untuk membalas bayangan itu. Gadis itu menduga, benda tajam yang melukai tangannya adalah kuku hitam mematikan milik sang bayangan. Menurut rumor yang beredar, kuku itu membuat sang korban bisa menderita demam hingga satu minggu.

Gadis itu ingat ia mempunyai peralatan yang sudah ia bawa sebelumnya. Ia mulai mengeluarkam peralatannya dan mulai berkonsentrasi. Jika kau pernah menonton film Insidious kau pasti akan tahu jenis-jenis peralatan yang gadis itu bawa. Salah satu yang menjadi andalannya adalah sebuah benda dengan ketukan jarum ke sana kemari. Ia tersenyum miris begitu melihat benda yang sudah berada di genggaman tangannya itu.

Benda ini ... batinnya sedih.

Sebenarnya, gadis itu sudah memantapkan hatinya untuk tak lagi membuka kenangan masa lalunya. Tapi, mau bagaimana lagi? Keadaan memaksanya. Dengan perlahan ia mengusap benda tersebut, dengan sekejap ia terlarut dalam kenangan masa lalunya. Tanpa ia sadari sang bayangan hitam telah berdiri di hadapannya saat ini. Pandangan mereka pun bertemu.

Gadis itu merasa aneh, karena setahunya ia memiliki ketakutan layaknya orang lain ketika menginjakkan kakinya ke rumah ini. Terlebih-lebih ketika sudah berhadapan dan menemui sang bayangan—sesosok misterius yang dianggap menyeramkan oleh hampir seluruh masyarakat sekitar, namun ketika matanya bertemu dengan sang bayangan, ia justru terpaku di tempat. Tak bergerak, tak berkedip juga tak merasa ... takut?

Gadis itu mengernyitkan keningnya. Matanya menyipit begitu melihat orang itu—sang bayangan.

Orang yang disebut sebagai sang bayangan itu bejubah hitam, kini tudung yang menutupi seluruh wajahnya terlepas, dan gadis itu bisa melihatnya dengan jelas. Rambutnya yang ada sedikit ubannya berantakan, kulitnya yang mengeriput terlihat kotor—penuh dengan lumpur, sedangkan pipinya terlihat ada goresan besar yang menganga. Satu kata, mengerikan!

Auuunggg

Aurrrghhh

Arkkkrr

Sang bayangan meracau dengan mengerikan sembari mencoba mencakar gadis itu dengan kuku-kukunya yang hitam. Gadis itu bukannya takut, tubuhnya justru semakin lemas, matanya yang memanas kini meneteskan air mata. Ia tak kuasa melihat sosok yang disebut sang bayangan di depannya meracau seperti orang tak waras seperti ini. Sosoknya memang layak disebut sebagai hantu karena jika bukan gadis itu yang memberanikan diri melihatnya secara langsung, gadis itu yakin kalau seluruh orang akan ketakutan, bahkan pingsan.

Ia menangis, tubuhnya seketika ambruk. Ia terduduk seperti tak berdaya. Sementara tangannya yang memegang peralatan paranormal, terlepas—jatuh menggelinding di lantai yang kotor.

"Ibu ... maafkan Giok, Bu. Seandainya Giok menuruti keinginan Ibu untuk tidak menjadi seorang paranormal, mungkin kehidupan kita akan baik-baik saja. Mungkin ... aku masih hidup di dunia ini."

Gadis yang meninggal dua tahun lalu itu mencoba menyentuh sang bayangan yang adalah ibunya sendiri. Namun ia tak bisa. Beberapa kali ia mencoba, tetap tak bisa. Ia tidak bisa menyentuh sesuatu lagi karena ia sudah menyadari siapa ia yang sesungguhnya.

Ia menyesal, akibat pekerjaannya ia harus kehilangan nyawa dan ibunya harus menjadi gila.



SELESAI




Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro