-Prolog-

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Kode B, apa semua sudah aman?" Suara baritone dapat terdengar dari walkie talkie yang ada di tangan seorang gadis dengan rambut coklatnya yang diikat satu secara berantakan. Matanya menatap alat tersebut, seperti ingin membakar orang di balik alat komunikasinya.

"Coast clear!" jawab gadis yang kini mengerutkan keningnya. "Aku akan segera menuju ke dalam, pantau kondisi luar terus, jangan sampai lengah!"

Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, sang gadis sudah keluar dari tempat persembunyiannya, menatap ke kanan-kiri untuk memastikan kalau tidak ada yang memperhatikannya sebelum dia masuk lebih dalam di rumah yang terlihat tua itu. Kakinya membawa dia menuju lantai atas, setiap langkah pada tangga semen itu terasa seperti penyiksaan darinya. Ditambah dengan bau darah fresh yang sedikit membuatnya bergidik. Ini bukan hal asing lagi baginya, namun dia tetap tidak menyukai bau darah yang baru, terus mengingatkannya pada sesuatu hal yang begitu traumatik untuknya. Meski begitu, dia tetap akan melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

"Kode C, ada orang asing yang memperhatikan medan." Sebuah helaan napas dapat terdengar dari gadis itu, dia melarikan tangannya menuju poni yang menutupi sebagian matanya. "Laki-laki, tingginya sekitar 176, kaki kiri cedera namun dia mencoba untuk menutupinya."

"Baik, terima kasih."

Setelah helaan lain lolos, gadis itu mempercepat langkahnya dan mencari pintu dengan logo yang terpasang di layar ponselnya, hasil kiriman dari orang yang mempekerjakannya. Ketika dia menemukan pintu yang dicarinya, manik berwarna cokelat terang itu kembali menatap sekitar sebelum membobol pintu yang sudah haus, menandakan sudah berapa lama itu tidak digunakan. Matanya terpicing ketika debu halus mulai berterbangan di depan wajahnya, di mana salah satu engsel pintu sudah lepas karena usahanya untuk membuka pintu. Satu tangannya menutup bagian bawah wajahnya, menghalau debu yang berhasil membuatnya batuk, sedangkan tangannya yang lain menyapukan udara, berusaha untuk menghapus debu dari hadapannya.

Baru dia berjalan beberapa langkah, suara walkie talkie-nya seketika berubah menjadi suara statik yang tidak jelas. Awalnya dia berpikir itu hanya kesalahan seperti biasanya, namun ketika sebuah langkah suara dari jauh mulai terdengar, dia sadar kalau lawan bicaranya sedang berusaha memperingatinya, apa daya dia tidak bisa mendapat sinyal yang dikirimkan oleh kawannya dari dalam kamar itu. Kini dia terjebak, tanpa ada tempat persembunyian yang cocok untuknya. Berusaha untuk melupakan ketegangan yang ada, gadis itu menatap sekitar dan menangkap lemari yang sudah berantakan, membuat pintunya terbuka dan menunjukkan isinya. Sebuah seringai bangga muncul di bibirnya.

"Bingo," bisiknya dan berjalan menuju lemari tersebut.

"Siapa kau? Apa yang kau inginkan? Sebutkan identitasmu sebelum peluru ini menusuk kerangkamu. Kau punya satu menit untuk menjelaskan."

⚔️🥊⚔️
(13/03/2021)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro