Bab 4

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Judith turun dari bis sekolah, dengan langkah yang kurang bersemangat. Meski ini adalah tahun ajaran kedua dan ia sudah meraih peringkat teratas tahun lalu, tidak membuat Judith merasa senang.

Baginya bersekolah itu rutinitas yang terlampau biasa.

Tahun kedua, ia mendapatkan kelas baru, dan juga mungkin teman sekels yang baru juga.

Ia tidak memiliki banyak teman tahun lalu, mungkin karena ia terlalu fokus belajar jadi ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk bermain.

Judith duduk di bangku yang kosong. Ketika ia melihat ke kanan dan kiri, semua anak sedang berbincang dengan temannya.

Berbeda dengan Judith yang duduk sendiri di bangkunya.

Oke, sepertinya tahun kedua tidak ada bedanya dengan tahun kemarin.

"Em... anu... apa bangku ini kosong?"

Seorang anak perempuan dengan mata biru yang unik dan indah bertanya pada Judith. Sorot matanya malu - malu, kulit wajahnya yang putih membuat rona merah pipinya terlihat menggemaskan.

"U-uh, iya kosong," jawab Judith

"Syukurlah..."

anak itu lalu menaruh tasnya yang berwarna pink pucat di atas meja. Ia lalu menarik kursi dari meja dan berniat untuk duduk.

BRUK!

Anak itu terjatuh, dan membuat seluruh kelas melihat ke arahnya.

"HAHA!! dia terjatuh!!"

Seorang anak laki - laki berseru sambil menujuk si anak perempuan, diikuti dengan tawa anak lainnya.

Judith tidak tertawa, karena ia tahu rasanya jatuh dari kursi itu tidak menyenangkan.

Judith membantu anak perempuan itu untuk berdiri.

"Terima kasih," ucap anak itu pada Judith

"Sama - sama, namamu siapa? Kalau aku, Aku Judith Elizabeth," ucap Judith memperkankan diri.

"Li-lily Almisael,"

"Almisael?" ulang Judith setelah mendengar pelafalan Lily yang tidak jelas.

Lily menggeleng, "A-Al-Armisael,"

"Oh Armisael."

Lily mengangguk.

Sejak perkenalan hari itu Judith dan Lily selalu bersama - sama. Sekolah yang biasanya menjadi hal yang dihindari Judith berubah menjadi hal yang paling ia tunggu - tunggu.

****

"AW! HEI KALIAN!!!"

Judith dan Lily hari itu pergi menuju ke belakang sekolah untuk membuang sampah, namun mereka malah menemukan seorang anak perempuan yang sepertinya sedang dijahili oleh sekelompok anak laki - laki.

"Lihat ini! Norak sekali!"

Salah satu dari mereka yang memiliki badan paling besar memegang kuncir anak perempuan tersebut.

"Hei! Hentikan itu!" ucap Judith kepada sekelompok anak laki - laki itu.

"Huh?! Kau tidak usah ikut campur!" sahutnya, teman - teman si anak lelaki itu juga meneriaki Judith dan Lily.

Sedangkan Lily. Ia bersembunyi di balik Judith.

"Kami akan memanggil guru! Lihat saja!"

Judith dan Lily berbalik, melangkah menuju ke ruang guru.

"Hei! KAu!"

Teman - teman si anak lelaki langsung menghalangi jalan Judith dan Lily.

"Ju-judith...." ucap Lily dengan ketakutan

"Minggir!" teriak Judith, meski ia juga merasa agak takut seperti Lily.

Kedua anak itu ingin memegang Judith agar ia tidak bisa melapor guru,  namun Judith dengan mudah menepis kedua anak itu, bahkan membuat mereka terjatuh dengan sekali dorongan.

Wajah marah Judith dan tenaganya yang kuat, membuat geng anak nakal itu ciut dan langsung pergi.

"Huh! Dasar pengecuT!!!!" teriak si anak perempuan yang awalnya dirundung oleh geng itu.

Dan itulah awal Judith mengenal Camilla, anak dengan suara paling lantang yang pernah ia temui.

****

Jadi geng Judith bertambah satu anggota, Camilla. Anak yang cukup nyentrik dibandingkan dengan anak seusianya.

Kadang - kadang ia juga mengenakan pakaian dengan warna - warna yang bertabrakan dan sangat kontras.

"Hei! Kau anak yang kemarin kan?!"

Dua orang anak lelaki mendekati Judith,  Camilla dan Lily. Anak yang bersua pertama memiliki rambut pirang yang sangat indah-bahakan Judith yakin kalau dewa ada, rambutnya pasti sangat mirip dengan anak yang ada di depannya.

Sedangkan teman di sampingnya adalah anak lelaki dengan freckles di wajah, ia nampak lebih kalem dibandingkan dengan si pirang.

"Hei! siapa kau?! Jangan sok kenal denagn kami!" sahut Camilla dan menunjuk balik si anak lelaki pirang.

"Ka-kau tak kenal aku?! Aku ini Louise, anak paling tampan di sekolah ini!" sahutnya,

Camilla dan Louise lalu adu mulu.

Sedangkan Judith, Lily, dan teman si Lousie-Mario hanya diam menonton mereka adu mulut.

Dan begitulah, pertemuan Judith dengan Louise dan Mario. Harus diawali dengan adu mulut yang panjang.

Sedangkan pertemuan dengan Kevin, Alex dan John terjadi saat kelas olahraga renang.

Saat itu John tenggelam ke dalam kolam renang, kejadian itu sangat heboh.

Beruntung dia dapat diselamatkan oleh Alex dan Judith.

***

Judith tiba - tiba teringat tentang bagaimana ia dan teman - temannya bertemu saat mengecek kembali barang - barang yang hendak ia bawa untuk liburan.

Judith tersenyum sendiri, ia tidak sabar untuk liburan dan berkumpul bersama mereka kembali.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro