3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku sadar betul bahwa apatis adalah identitasmu yang sudah mendarah daging. Kata orang sih golongan cuek-cuek club. Semacam enggan memperhatikan hal-hal kecil yang tidak penting. Terlepas dari kecuaianmu itu, kadang aku juga kesal semisal kau--entah memang benar-benar--tidak peka atau sebenarnya sadar cuman malas karena kau anggap hal-hal tersebut hanya persoalan sepele. Akibatnya, kau jarang sekali memberikan asupan sederhana seperti perhatian kecil, kehadiran dan hal-hal teknis lainnya dalam dunia perpacaran. Jujur, aku tidak meminta semua itu. Aku pun sama cueknya. Namun entahlah, dibilang jenuh juga aku masih cinta. Dibilang kurang bersyukur? Mungkin iya. Entahlah, akhir-akhir ini aku suka membandingkan.

Pagi itu, ketika berangkat kuliah bersama, kau diam saja. Kita berjalan berdua seperti biasa. Dan kita cuma ngobrol kecil. Tak ada topik khusus saat itu. Semuanya berlalu biasa saja seperti hari-hari sebelumnya.

Aku terus menunggu. Mungkin kau menyiapkan sesuatu untukku. Mungkin juga kau menyiapkan sebuah kejutan. Walaupun di tahun-tahun sebelumnya kita sempat membahas alasan kenapa kau lupa. Please... ini sudah tahun ketiga kita bersama. Kuharap tahun ini kau tidak lupa lagi. Atau bahkan bersikap santai tanpa rasa bersalah. 

Memang benar, kita tidak bertengkar gara-gara ini. Cuman aku sadar betul bahwa saat ini kaulah pasanganku. Sekali saja dalam seumur hidup, aku ingin bahagia seperti orang-orang lain. Pasangan lain saja selalu romantis dan saling kasih kejutan. Di hari ulang tahunnya selalu ada orang yang memberi selamat. Minimal temannya, atau keluarganya, atau justru pacarnya kalau memang ada. Kayaknya bahagia, ya? Kok aku terdengar seperti iri gini, ya. Aku jadi seperti orang bodoh jika mengharapkan yang seperti itu darimu. Iya, bodoh. Kekanakan. Dan.. alay.

Dan memang karena aku sudah terbiasa di hari spesial ini berlalu begitu saja. Jadi aku tidak terlalu ambil pusing. Entah kenapa di tahun ini, pertanyaan yang telah lama terpendam dalam hati semakin menjadi-jadi. Sebernarnya.. bagimu aku ini apa sih?  Aku juga tidak bisa berekspektasi terlalu tinggi pada siapa pun. Padahal aku tipe orang yang selalu heboh ini-itu. Mempersiapkan kejutan ini dan itu. Atau membuat kado spesial yang sebisa mungkin mengesankan di hari bahagia orang lain terutama ulang tahunmu.

Dengan senang hati kulakukan semua itu. Tapi apa sekarang? Sungguh, aku tidak mengharapkan kau balas sama persis. Jangankan cuma mengucapkan selamat, kau ingat saja mungkin aku sudah langsung melejit, nge-fly menembus plafon, genteng, awan, dan seterusnya. Jauh di dalam hati kecilku--benar--aku masih berharap. Meskipun tak kuungkapkan. Meski kecewa ini tak pernah kuperlihatkan. Dan yang ingin sekali kutanyakan, kenapa sikapmu tidak seperti wanita-wanita lain?

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro