Kota Pendosa

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Anak-anak Panti Asuhan Sunnywood bertambah terus tiap tahunnya. Dalam jumlah banyak, setiap akhir musim gugur atau awal musim dingin. Tahun lalu ada berapa anak tanpa orang tua yang ditemukan oleh walikota kalian dan dikirimkan ke Sunnywood?"

"L-lima, Nyonya," ucap Annabeth terbata, "Carter, Poppy, Marybeth, Grissham, dan Lorraine si pelawak."

Nyonya Griffith memasang wajah sendu. "Anak-anak malang," tambahnya sambil membuka kembali buku yang wanita itu pegang sedari tadi.

"Kalian berdua dibawa ke panti secara bersamaan tidak?"

Aku menjawab tidak tahu, gadis di sebelahku langsung menjawab tidak--yakin sekali, padahal bertegur sapa denganku saja ia tidak pernah selama di panti kemarin. Yang pasti, ketika dibawa ke panti beberapa tahun sebelum ini, aku anak pertama yang datang setelah Hisk. Satu alasan mengapa kami berdua menjadi teman satu kamar dan sedekat saudara sedarah.

Aku datang saat musim semi, sedangkan Hisk dan Annabeth dibawa ke panti pada awal musim dingin. Tahun yang berbeda. Annabeth mengaku bahwa dirinya datang setahun lebih dulu dari kami berdua.

"Kalian anak-anak malang," ulang Nyonya Griffith. Wajahnya memerah karena menahan tangis.

Annabeth tidak berani untuk menanyakan alasannya. Aku juga. Kami berdua saling berpandangan dan setuju bahwa mengikuti arahan yang diberikan oleh Nyonya Griffith lebih baik daripada menanyakan langsung kepadanya. Takut. Apabila mendapat jawaban yang mengerikan, kepalaku akan meledak bersama Annabeth seperti satu gerobak kembang api yang biasa dibawa oleh Pak Tua Yorth di pasar kota.

Aih.

Demi Tuhan, aku tidak akan pernah berpikir bahwa kami akan mendapat jawaban segila ini.

Nyonya Griffith, sambil tersedu sedan, mengatakan bahwa anak-anak panti, Annabeth, dan aku, sama malangnya dengan dirinya puluhan tahun yang lalu.

"Annabeth, siapa orang tuamu yang hidup terakhir?"

"Ibuku ...."

"Penyebab kematiannya?"

"Menghilang tanpa jejak, pada satu malam di musim gugur ketika tengah berkunjung ke rumah kerabat di kota sebelah."

Nyonya Griffith berhenti. Wajah wanita itu seperti berat ketika ingin melanjutkan ucapannya. Dengan pelan dan tenang, ia berkata sembari menyampaikan kabar duka kepada Annabeth. "Ibumu sudah tewas di acara penumbalan, Annabeth. Ia tidak pernah menghilang di kota sebelah, dibunuh oleh kerabatmu, atau dirompak oleh penjarah ketika menaiki kereta kuda menuju kota tetangga. Ibumu mati sebagai santapan naga ...."

".... Perayaan penyembahan naga yang dilaksanakan oleh para penduduk kota adalah topeng. Busuk. Penduduk-penduduk kota berlagak bahwa hanya dengan tiga tingkat kue aneh yang dipesan dari Toko Kue Nyonya Peruglia, naga yang berasal dari Gunung Telulang bisa tenang. Nyatanya, naga mana yang mau makan kue? Aromanya saja yang membuat naga itu menggila tetapi ketika dicicip barang sedikit saja, aku yakin hewan bernapas api itu akan meludah cepat-cepat."

Nyonya Griffith menarik napas panjang. Penjelasannya belum selesai sampai di situ. "Orang-orang sinting di kota ini memesan kue itu dari Peruglia Tua hanya pada saat seseorang dari marga Manfred mendatangi kota. Beberapa tahun sekali. Ah, tidak, beberapa puluh tahun sekali. Akal-akalan busuk. Mereka berlagak bahwa kota ini adalah kota yang sudah menjalin perjanjian dengan naga agar tidak ada lagi manusia yang ditumbalkan padahal hewan-hewan raksasa penguasa Gunung Telulang itu masih haus darah manusia."

"Mengapa harus mengambil penduduk dari Blisshore, Nyonya?" Annabeth berseru dengan murka. Fakta bahwa ibunya mati karena dijadikan makan malam bagi naga di Gunung Telulang menampar kepala, meninju ulu hati, dan merobek-robek bagian dalam tubuhnya hingga terburai. "Orang-orang itu masih memiliki daging, bukan begitu, Nyonya? Kena--"

"Kau tidak mengerti, Annabeth." Nyonya Griffith meletakkan satu telunjuknya yang dingin ke bibir Annabeth. Gadis itu tidak berucap lagi. Alih-alih melanjutkan perkataannya, ia malah terisak sambil berdiri.

Aku tidak pernah berpikir tentang kaitan antara Panti Asuhan Sunnywood, Blisshore, dan Scallian dalam kejadian tidak mengenakkan ini. Nyonya Griffith tidak berkata-kata lagi beberapa menit setelahnya--barangkali karena melihat wajah kami yang luar biasa takut dan kecewa ketika menyadari bahwa salah satu penyebab orang tua kami mati dan menghilang adalah Scallian.

Nyonya Griffith kemudian melanjutkan setelah keadaannya sudah lumayan tenang, masih dengan perasaan berduka. "Penduduk kota ini tidak ada yang dagingnya memenuhi keinginan naga itu. Pahit. Dosa sudah mengalir di pembuluh darahnya, dagingnya mengeras dan lebih pahit dari akar dedalu jantan, jantung dan hatinya menjadi hitam. Pernah sekali penduduk Scallian memberikan daging seorang penduduk asli yang sudah bosan hidup, tetapi tidak berhasil. Dimuntahkan, tidak diterima perut. Kota terbakar kala itu karena amukan dari si naga."

Wanita itu kemudian berjalan lagi menuju rak buku yang sempat ia tinggalkan. Jarinya menelusuri baris pertama, kedua, ketiga, keempat, hingga berhenti di puncak rak. Ia mengambil sebuah buku tua dengan sampul kulit kayu tebal dan berat,  membawanya dengan kesusahan, lalu menghempaskannya ke meja batu hingga terdengar bunyi berdebum yang nyaring.

Satu menit penuh wanita itu meninggalkan kami dalam diam hanya untuk membuka halaman buku yang ia cari. Ketika sudah ditemukan, ia berkata lagi dan menyuruh kami untuk melihat tulisan yang ada di sana.

"Scallian, adalah kota orang-orang jahat." Wanita itu menunjuk salah satu halaman dengan goresan tinta kusam yang memenuhi bagian atasnya, lalu membacanya keras-keras. Ketika sadar dengan suatu hal, ia berhenti membaca. Pandangannya kembali beralih ke arahku dan Annabeth.

"Ah, Bargin Meath Tua. Bagaimana keadaannya sekarang?"

"Sudah mati di perayaan penyembahan naga."

"Baguslah. Aku masih sakit hati dengan pria sinting itu. Dulu, ia pernah mengancam akan menjadikanku sebagai isian sosisnya jika saja tidak mau membayar 'makan malam gratis' yang ia berikan tiap malam. Gratis omong kosong. Aku berduka atas kematiannya, tetapi aku bersyukur juga karena kau tidak perlu bersitegang urat ketika diancam oleh pria itu."

Astaga ....

Tuan Bargin Meath, yang kematiannya kutangisi terlalu kuat, adalah bagian dari penduduk kota. Penduduk asli. Berdaging pahit, berakal jahat, tukang ancam, bandit.

Sial.

"Scallian adalah kota tetangga Blisshore. Namanya didapat ketika kota ini diapungkan di antara awan-awan langit Blisshore. Scallian, yang nama sebelumnya masih menjadi misteri oleh sebagian besar penduduknya, adalah tempat yang penuh dengan pendosa. Menurut pengakuan salah satu penduduk pertama, Scallian dulunya adalah kota  yang semua penduduknya dibesarkan dengan kejahatan. Pencuri, penjarah makam, pemerkosa anak kecil dari kota tetangga, perompak, pembunuh, peracun walikota ...."

".... Akhir musim gugur seratus tahun lebih ke belakang, kota tiba-tiba terangkat bersama seisi penduduknya. Ke awan, memutar-mutar dan bersembunyi di langit Blisshore. Penduduknya dikutuk. Tidak bisa menua, tidak bisa menghasilkan anak. Semua orang yang ada di kota akan hidup bersama makhluk-makhluk aneh dari dunia bawah dan mendapat teror di bawah bayang-bayang seekor naga yang setiap malamnya selalu mendengkur dengan keras di belakang Gunung Telulang. Di kota ini, hanya hewan-hewannya yang bisa dipercaya."

Nyonya Griffith menutup penjelasannya. Matanya berkilauan tertimpa lampu ruangan yang redup-redup. Burung peliharaannya menggeliat di bawah meja dengan pelan, berusaha untuk tidak mengacaukan keadaan. Suasana di ruangan ini menjadi tidak mengenakkan. Hawanya janggal dan menyedihkan. Annabeth bahkan sudah menangis dari tadi karena kembali teringat dengan ibunya yang mati dimakan naga dan tulangnya terkubur di salah satu titik di Scallian.

"Nyonya ... apakah tidak ada cara bagi kami untuk turun ke Blisshore?"

Tbc.

Note:
-> Bentar lagi tamat ululululululu

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro