13 •• Mantan Rey

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

SELAMAT MEMBACA
SCARLDO :
13 •• Mantan Rey

Caranya beda untuk ngelindungin orang yang dia sayang.
***

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@reynald.geraldo
@zeeana.scarleta

***

ENTAH kenapa jantung Zee masih berdebar sampai sekarang. Apakah gadis itu benar-benar telah jatuh hati kepada seorang playboy seperti Rey? Mungkinkah secepat itu?

Fokus Zee! batin Zee.

Gadis itu pun masuk ke dalam kelasnya dan berjalan menuju bangku yang berada di nomor dua dari depan. Zee pun menaruh buku-buku yang telah ia ambil di atas meja dan duduk di kursinya.

Baru saja Zee ingin membuka kotak nasinya, tiba-tiba ada seseorang yang menggebrak meja Zee. Hal itu pun membuat Zee terkejut dan reflek mendongak. Di hadapan Zee sekarang berdiri tiga gadis dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"Oh, jadi ini adek kelas yang udah ngecabe pas pertama kali MOS?" tanya salah satu dari mereka. Gadis itu menatap Zee dari atas sampai bawah dengan tampang meremehkan. "Lo jangan sok deh! Baru juga jadi adek kelas," lanjutnya lagi.

Zee menatap bingung ke arah gadis di hadapannya ini. "Ada apa ya kak?" tanya Zee dengan polosnya.

Hal itu pun membuat gadis itu marah. Ia mengambil kotak nasi yang Zee pegang dan melemparnya ke sembarangan tempat, "lo jangan sok lugu deh! Baru masuk udah ngejalang!" maki orang itu lagi.

"Kak, saya nggak ada masalah ya sama kakak," ujar Zee yang sudah mulai kesal karena makanan yang ia bawa dilempar seenaknya oleh orang itu.

Gadis itu pun mendelik, ia menarik rambut Zee, "lo jangan ngelawan ya!"

Hal itu pun sontak membuat beberapa orang di kelas panik. Mereka merasa kalau pertengkaran ini semakin parah.

Zee meringis kesakitan. Tangannya berusaha menyingkirkan tangan si kakak kelas itu, "lepasin kak! Sakit," kata Zee.

"Ikut gue sekarang!" ujar gadis itu sambil menarik rambut Zee. Hal itu pun membuat Zee terpaksa mengikuti kakak kelas itu sambil memegangi rambutnya yang masih ditarik.

Sesampainya di toilet. Gadis itu langsung membanting pintu toilet. Hal itu membuat para gadis yang ada di sana terkejut. "Keluar kalian!" teriaknya. Hal itu membuat semua orang yang berada di dalam toilet berlari keluar.

Setelah toilet kosong. Kedua temannya mengunci pintu toilet. Gadis itu pun mendorong Zee memasuki salah satu bilik toilet. "Lo udah berani cari gara-gara sama gue! Sekarang liat aja akibatnya," kata gadis itu. Ia mengambil ember yang dibawa oleh temannya. Dan menyiramkan air yang ada di sana ke arah Zee.

"Rasain tuh," ujar temannya sambil tertawa bahagia.

Sang gadis pun tak kalah senangnya. Ia berjongkok dan menatap Zee, "makanya lo jangan macem-macem sama gue. Lo nggak bakalan pernah busa bersaing sama gue. Level kita beda," katanya. "Enaknya diapain lagi nih cewek?"

"Buka aja bajunya, terus foto, biar dia kena skandal," ujar salah satu temannya.

Gadis itu pun tersenyum licik. "Ide lo bagus juga." Gadis itu mengulurkan tangannya untuk membuka kancing kemeja Zee.

Zee pun berusaha menahan tangan kakak kelas itu, "kak jangan," kata Zee dengan lemas. Wajah gadis itu sudah pucat karena kepalanya pusing akibat terbentur tembok dan disiram air dingin.

Setelah dibantu oleh temannya, gadis itu pun berhasil membuka tiga kancing teratas baju seragam Zee. Ia pun memeloroti baju itu hingga bahu, membuat tanktop yang Zee kenakan terlihat. "Nah, gini kan bagus," ujarnya sambil mengeluarkan ponselnya.

Zee yang terlihat setengah sadar pun pasrah dengan apa yang dilakukan kakak kelasnya itu. Ia terlalu pusing bahkan untuk membenarkan bajunya sendiri.

"Oke, gue udah dapet fotonya, ayo kita cabut sekarang," ujar gadis itu.

Ia bersama teman-temannya pun hendak pergi dari sana. Tetapi suara dobrakan pintu membuat ketiganya terkejut. Di ambang pintu nampak Rey yang terlihat sangat ngos-ngosan. Tanpa babibu Rey langsung menarik ponsel gadis yang pernah menjadi pacarnya itu dan melemparkannya ke lantai.

"Rey, lo apa-apaan!" teriak gadis itu tak terima.

Belum sempat gadis itu kembali mengumpat, Rey sudah dulu menginjak ponsel gadis itu.

"Rey! Lo apa-apaan?" tanya gadis itu dengan nada membentak.

"Nanti gue beliin baru beb," kata Rey dengan cengiran. "Tapi sekarang lo pergi dulu sebelum gue marah," kata Rey.

"Jadi lo ngebelain cewek cabe itu daripada gue?" tanya gadis itu tak terima.

Rey mendengus, "gue kan udah bilang, pergi sebelum gue marah njing," kata Rey. Lelaki itu mendekati gadis itu sambil menatap tajam ke arah matanya. Hal itu membuat gadis itu ketakutan, begitu juga dengan kedua temannya. "Gue bilang gue udah nggak suka sama lo. Dan gue nggak bakalan pernah balikan sama lo, jadi lo stop gangguin cewek-cewek gue! Apa perlu gue nyuruh nyokap gue buat ngeluarin lo dari entertaiment gue?" ancam Rey. Wajah kocaknya seketika berubah menjadi beremosi.

Gadis itu pun mendengus dan menghentakkan kakinya kesal. Ia pun pergi diikuti kedua temannya.

Setelah ketiga gadis itu pergi, Rey pun menarik napasnya dan menghembuskannya kembali untuk menetralkan emosinya. Lelaki itu paling tidak suka yang namanya emosi. Karen menurut Rey, hidup itu harus dibawa santai bukan dibawa emosi. Oh, iya Zee, batin Rey. Lelaki itu pun menyembulkan kepalanya ke semua bilik. Dan terkejut ketika melihat Zee pingsan dengan kondisi mengenaskan.

"Oh my god," kata Rey dengan wajah shock nya. Lelaki itu memalingkan wajahnya ke belakang. "Anjir, lo kenapa seksi gitu si su?" tanya Rey. Tetapi tidak ada respon. Rey pun perlahan-lahan kembali melihat ke arah Zee. Lelaki itu kembali terkejut ketika melihat gadis itu pingsan.

"Anjir, lo pingsan?" Rey berlari mendekati Zee untuk membantu gadis itu. Namun ia kembali mundur, "anjir baju lo bikin salfok," kata Rey. Lelaki itu tanpa pikir panjang kembali mendekat dan mengulurkan tangannya untuk kembali mengancingi baju Zee. "Gue beneran nggak ada maksud apa-apa beb, cuma mau bantuin lo aja kok, paling cuma intip-intip dikit doang," gumam Rey sambil membenarkan seragam Zee.

Rey menatap wajah Zee yang pucat, "kenapa lo cantik sih?" tanya Rey. Namun lelaki itu kembali tersadar, "oh, maaf, gue lupa lo pingsan su, abis lo bikin salfok terus," kata Rey. "Gue ijin gendong lo ya," kata Rey lalu membawa Zee keluar dari toilet tersebut.

Sesampainya di luar, Rey menjadi pusat perhatian karena membawa Zee dalam kondisi seperti itu. Bu Wertia yang melihat itu pun langsung menghampiri Rey. "Reynald Geraldo! Kamu apakan anak orang? Kenapa bisa basah seperti itu? Dan ... dia pingsan?" tanya Bu Wertia secara bertubi-tubi.

"Bu, ntaran dulu ya kangen-kangenan sama saya nya. Kasian pacar saya kedinginan, saya mau bawa dia ke rumah saya dulu," kata Rey sambil hendak pergi.

Bu Wertia pun dengan sigap menahan lelaki itu, "hei, mau kamu bawa kemana dia?"

"Tenang bu, nggak bakalan saya apa-apain, paling cuma dianuin aja," kata Rey dengan cengiran khasnya. Karena Bu Wertia lengah, Rey pun bisa kabur dari beliau.

"Hei! Mau pergi kemana kamu?" teriak Bu Wertia.

"Jangan kepo dulu bu, besok saya ceritain secara rincinya!" teriak Rey lalu beringsut pergi.

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA

***

Next? Vomment ya!

21-09-2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro