1

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


  Ceritaku dimulai pada sore hari dipinggir jalan, dengan saski seorang padagang cilok dan segenap harapan supir angkot jurusan Leuwigoong - Limbangan untuk segera tiba.

  Dia...
   Pelangkap ceritaku datang dengan tergopoh-gopoh tak peduli genangan air bekas hujan siang tadi dengan paduan lengkap tanah dan kencing kuda penarik delman yang telah pergi memboyong serombongan penumpang dan sumpah serapah mereka karena duduk berhimpitan. Kuda yang malang.....

  "Sin, sintaa... Neng Sinta kan?" Sosornya tak tahu malu dengan deru napasnya yang tersengal.

   "dia siapa? Kaya kenal tapi dimana? Tau nama aku dari siapa? Ngenganggu waktu sakral buat ngabisin cilok anget aja." Batinku seraya menunggu dia mengatur napasnya.

  "Sin?" Tanya dia lagi dengan diakhiri tarikan napas dalam untuk merilekskan pernapasannya.

  "Siapa ya?...." Hanya kalimat itu yang keluar dari mulutku dari sekian banyak kalimat dalam benakku.

  Dengan kerutan di dahinya dia menjawab " aku Devan, yang kemaren minta ketemuan sama kamu sin, di chattan Facebook "

  "Lah kapan? Sinta gatau kok, Sinta jarang buka FB juga. Maaf Sinta mau pulang udah ada jemputan tuh" Terimakasih pada mamang angkot yang menyelamatkan aku dari manusia tak dikenali itu. ".. cilok hangatku yang malang. Kamu jadi dingin gegara dia"

  " Mang Ujang, kembaliannya buat jajan Sinta besok, Sinta lagi buru-buru. Assalamu'alaikum" pamitku seraya bergegas masuk ke dalam angkot.

 


***

AN : maaf bab ini pendek, mungkin bab seterusnya juga bakal pendek.

Akutu suka kehabisan kata dan gatau gimana penyusunan kata yang benar kek gimana.

Jadi, kalo ada yang salah comment aja nanti direvisi setelah selesai. (Semoga)

Love.

March 12. 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro